Material Penyuntikan Saluran TINJAUAN PEMBAHASAN

lv Gaya prategang ditransfer melalui penjangkaran ujung seperti chucks dari supreme products seperti terlihat dalam gambar 3.7. Tendon berupa strand tidak boleh dilekatkan atau disuntik sebelum terjadinya prategang penuh. Gambar 3.7 a angker strand, b angker strand tunggal, c chuck angker Sumber : prestressed concrete design, Edward G Nawy

3.3 Material Penyuntikan

Untuk memberikan proteksi permanen pada baja pasca tarik dan untuk mengembangkan lekatan antara baja prategang dan beton disekitarnya, saluran prategang harus diisi bahan suntikan semen yang sesuai dalam proses penyuntikan dibawah tekanan. Universitas Sumatera Utara lvi Proses penyuntikan 1. saluran dengan dinding beton cored ducts harus disemprotkan untuk menjamin bahwa bbeton dapat dibasahi dengan baik. 2. Semua celah titik tinggi dan suntikan harus terbuka pada saat penyuntikan dimulai. Suntikan harus dapat mengalir dari celah pertama setelah pipa masukan sampai air pembersih residual atau udara yang terperangkap telah dikeluarkan, pada saat mana celah tersebut harus ditutp. Celah-celah lainnya harus ditutup secara berurutan dengan cara yang sama. Proses pemompaan pada masukan tendon tidak boleh melebihi 250 psi. 3. Bahan suntikan harus dipompa melalui saluran dan secara terus menerus ke luar di pipa buangan samapi tidak terlihat lagiada air atau udara keluar. Waktu keluar suntikan tidak boleh kurangn dari waktu pemberian bahan suntikan. Untuk menjamain bahwa tendon tetap terisi dengan bahan suntikan, maka keluaran danatau masukan harus ditutup. Tutup yang dibutuhkan tidak boleh lepas atau dibuka samapai bahan suntikan mengering. 4. Apabila aliran searah dari bahan suntikan tidak dapat dipertahankan, maka suntikan harus segera dikuras dari saluran dengan air. 5. Pada temperatur dibawah 32’F, saluran harus dijaga bebar air untuk menghindari kerusakan akibat pembekuan. 6. Temperatur beton tidak boleh 35’F atau lebih tinggi dari temperatur pada saat penyuntikan samapai kubus suntikan yang berukuran 2 in mencapai kuat tekan sebesar 800 psi 7. Bahan suntikan tidak boleh 90’F selama pencampuran atau pemompaan jika perlu pencampuran air harus didinginkan. Universitas Sumatera Utara lvii

3.4 Saluran

1. cetakan a. formed duct. Saluran yang dibuat dengan menggunakan lapisan tipis yang tetap ditempat. Harus berupa bahan yang tidak memungkinkan tembusnya pasta semen. Saluran tersebut harus mentransfer tegangan lekatan yang dibutuhkan dan harus dapat mempertahankan bentuknya pada saat memikul berat beton. Saluran logam harus berupa logam besi, yang dapat saja digalvanisasi b. cored ducts. Saluran ini harus dibentuk tanpa adanya tekanan yang dapat mencegah aliran suntikan. Semua material pembentuk saluran jenis ini harus disingkirkan. 2. celah atau bukaan suntikan. Semua saluran harus mempunyai bukaan untuk suntikan di kedua ujung nya. Untuk kabel draped, semua titik yang tinggi harus mempunyai celah suntikan kecuali dilokasi dengan kelengkungan kecil, seperti pada slab menerus. Celah suntikan atau lubang buangan harus digunakan di titik-titik rendah jika tendon akan diletakan. Semua celah atau bukaan suntikan harus dapat mencegah bocornya suntikan. 3. ukuran saluran. Tendon yanng terdiri dari kawat, batang atau strands, luas saluran harus sedikitnya dua kali luas netto baja prategang. Untuk tendon yang terdiri atas satu kawat, batang, atau strand, diameter saluran harus sedikitnya ¼ in. Lebih besar dari diameter normal kawat, batang, atau strand. 4. perletakan saluran. Sesudah saluran diletakan, pencetakan selesai, harus dilakukan pemeriksaan untuk menyelidiki kerusakan saluran yang mungkin ada. Saluran harus Universitas Sumatera Utara lviii dikencangkan dengan baik pada jarak-jarak yang cukup dekat untuk mencegah peralihan selama pengecoran beton. Celah atau bukaan untuk penyuntikan harus diangkerkan dengan baik pada selubung dan pada baja tulangan atau cetakan, untuk mencegah peralihan selama operasi pengecoran beton.

3.5 Pengangkeran Tendon