Pengangkeran Tendon Tahap Pembebanan

lviii dikencangkan dengan baik pada jarak-jarak yang cukup dekat untuk mencegah peralihan selama pengecoran beton. Celah atau bukaan untuk penyuntikan harus diangkerkan dengan baik pada selubung dan pada baja tulangan atau cetakan, untuk mencegah peralihan selama operasi pengecoran beton.

3.5 Pengangkeran Tendon

Pengangkeran ada 2 macam yaitu : angker mati dan angker hidup. Angker mati adalah angker yang tidak bisa dilakukan lagi penarikan setelah penegangan tendon dilakukan. Angker mati sering digunakan dalam prategang dengan sistem pratarik, sedangkan angker hidup dapat dilakukan penarikan kembali jika hal tu diperlukan. Pengangkeran ini sering digunakan dalam prategang denga sistem pasca tarik. a Angker mati Universitas Sumatera Utara lix b Angker hidup Gambar 3.8 Pengangkeran dengan sistem pasca tarik post-tensioning dengan menggunakan jack 1000 ton Sumber : prestressed concrete design, M.K. Hurst Universitas Sumatera Utara lx

3.6 Tahap Pembebanan

Tidak seperti pada perencanaan beton bertulang biasa, pada perencanaan beton prategang ada dua tahap pembebanan yang harus dianalisis. Pada setiap tahap pembebanan harus selalu diadakan pengecekan atas kondisi pada bagian yang tertekan maupun bagian yang tertarik untuk setiap penampang. Dua tahap pembebanan pada beton prategang yaitu tahap transfer dan tahap layan service a. tahap transfer Untuk metode pratarik, tahap transfer ini terjadi pada saat angker dilepas dan gaya prategang di transfer ke beton. Untuk metode pasca tarik, tahap transfer ini terjadi pada saat beton sudah cukup umur dan dilakukan penarikan kabel prategang. Pada saat ini beban yang bekerja hanya berat sendiri struktur, beban pekerja dan peralatan, sedangkan beban hidup belum bekerja sepenuhnya, jadi beban yang bekerja sangat minimum, sementara gaya prategang yang bekerja adalah maksimum karena belum ada kehilangan gaya prategang b. tahap layan Setelah beton prategang digunakan atau difungsikan sebagai komponen struktur , maka mulailah masuk tahap layan service dari beton prategang tersebut. Pada tahap ini beban luar seperti beban hidup, angin, gempa dan lain-lain mulai bekerja, sedangkan pada tahap ini semua kehilangan gaya prategang sudah harus dipertimbangkan didalam analisa strukturnya. Universitas Sumatera Utara lxi

3.7 Kehilangan Prategang