37
hubungan kerjasama yang dilakukan DPD RI dilandasi semangat untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, seperti yang diamanahkan oleh Pembukaan UUD 1945. Pelaksanaan tugas DPD RI dalam penyusunan legislasi dan
pertimbangan berdasarkan aspirasi masyarakat dan daerah yang diperoleh baik secara langsung disampaikan ke DPD RI maupun pada
saat kegiatan reses dan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dengan bertemu langsung dengan masyarakat. Cukup banyak metode
yang digunakan dalam peyerapan aspirasi masyarakat seperti : Dialog dengan masyarakat dan pejabat daerah atau
stake holder lainnya, Dengar Pendapat
Public Hearing, Focus Group Discusion FGD, Kunjungan Masyarakat, pengamatan, pengumpulan data sekunder,
surat menyurat kotak pos, kotak saran, Telepon, Short Message
Service SMS, Penggunaan internet website, chating, facebook dan lain-lain, Media Massa Radio Televisi Koran dan lain lain.
c. Penyempurnaan manajemen dan mekanisme kerja internal
DPD RI
Putusan Mahkamah Konsitusi MK perkara Nomor 92 PUU-X 2012 pada tanggal 27 Maret 2013 bersifat final dan mengikat, oleh karenanya
dapat dilaksanakan tanpa menunggu revisi UU MD3 dan UU P3. Putusan MK tersebut menjadi bagian yang mempengaruhi proses legislasi di
ranah legislatif dengan otomatis juga mempengaruhi Manajemen kerja Organisai DPD RI secara I nternal.
Sebagai tindak lanjut dari putusan MK tersebut, perlu disusun dengan segera mekanisme kerja bersama DPR RI dan DPD RI dalam
proses pembahasan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan lingkup tugas DPD RI yang akan dilakukan pembahasan bersama DPR
RI , DPD RI dan Presiden tripartit. Mekanisme kerja tersebut merupakan aturan-aturan yang disepakati bersama yang selanjutnya
dituangkan dalam Tata Tertib DPR RI dan Tata Tertib DPD RI .
38
d. Peningkatan Kinerja DPD RI melalui dukungan keahlian dan
Hubungan media
Untuk meningkatkan
komunikasi yang
strategis secara
kelembagaan maupun anggota DPD RI dengan masyarakat, DPD RI perlu lebih memperhatikan isu-isu daerah yang strategis dalam politik
kebijakan nasional dengan membangun jaringan dengan asosiasi- asosiasi masyarakat dan pemerintah daerah, memanfaatkan kelompok
strategis pengambil kebijakan di tingkat lokal, serta menginisiasi forum yang mengintegrasikan berbagai kelompok masyarakat berkenaan
dengan problem-problem daerah yang dirasakan bersama. Untuk itu, DPD RI perlu membuat
road map perubahan dan pembangunan representasi daerah yang dibawa ke tingkat nasional
dalam bentuk rencana strategis maupun agenda-agenda mendasar yang bersifat proaktif.
Guna mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang DPD RI tersebut, Anggota DPD RI didukung oleh staf ahli baik di pusat maupun
di daerah yang memiliki fungsi untuk memberikan pemikiran, saran, analisa dan hasil kajian yang akurat, tepat guna, dan tepat waktu
kepada Anggota DPD RI baik dalam persidangan maupun di luar persidangan.
Selain itu, dalam mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang DPD RI dibentuk pula kelompok pakar dan atau tim ahli yang berasal
dari sekelompok orang yang mempunyai kemampuan dalam disiplin ilmu tertentu dengan tugas mendampingi dan menyediakan bahan
sidang-sidang alat kelengkapan. Staf ahli yang berada dalam lingkup Sekretariat Jenderal mengisi jabatan fungsional sesuai dengan
penugasan Sekretaris Jenderal.
3.2 ARAH KEBI JAKAN DAN STRATEGI SETJEN DPD RI
Dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan didalam Revisi Renstra Setjen DPD RI 2015-2019, diperlukan