Dukungan Keahlian Materi Persidangan DPD RI

11 materi non RUU; dan 4 pelaksanaan kajian yang digunakan sebagai background paper alat kelengkapan. Pada Periode keanggotaan DPD RI Tahun 2014-2019, Setjen DPD RI berupaya meningkatkan dukungan kepada pelaksanaan 4 empat fungsi utama DPD RI yaitu dalam perubahan RUU dengan mendorong sistem unit pendukung yang secara khusus melakukan kegiatan di bidang penyusunan dan pembahasan RUU yaitu dengan mengembangkan jabatan fungsional Perancang Perundang-Undangan. Draf Keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi meliputi naskah usul prolegnas, RUU inisiatif DPD, pandangan pendapat dan pertimbangan terhadap RUU dari DPR maupun Presiden. Penyusunan draft produk legislasi tersebut selanjutnya akan dibahas oleh Anggota DPD di masing-masing alat kelengkapan untuk kemudian diputuskan menjadi Keputusan DPD RI dalam Sidang Paripurna DPD RI . Draf Keputusan DPD RI yang telah dihasilkan oleh Setjen DPD RI pada tahun 2014 sebanyak 48 empat puluh delapan draf keputusan, tahun 2013 sebanyak 43 empat puluh tiga draf keputusan, tahun 2012 sebanyak 60 enam puluh draf keputusan, tahun 2011 sebanyak 35 tiga puluh lima draf keputusan, dan tahun 2010 sebanyak 33 tiga puluh tiga draf keputusan. Draf keputusan DPD RI terkait fungsi pengawasan disusun dalam rangka DPD RI pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu yang dilaksanakan oleh pemerintah. Draf keputusan yang telah dihasilkan oleh Setjen DPD RI pada tahun 2014 sebanyak 20 dua puluh draf keputusan, tahun 2013 sebanyak 25 dua puluh lima draf keputusan, tahun 2012 sebanyak 25 dua puluh lima draf keputusan, tahun 2011 sebanyak 13 tiga belas draf keputusan, dan tahun 2010 sebanyak 15 lima belas draf keputusan. Draf keputusan DPD RI terkait fungsi penganggaran meliputi pertimbangan DPD RI terhadap tindak lanjut HAPSEM BPK dan pertimbangan DPD RI terhadap RUR RAPBN APBN APBN-P. Draf keputusan yang telah dihasilkan oleh Setjen DPD RI pada tahun 2014 sebanyak 5 lima draf keputusan, tahun 2013 sebanyak 2 dua draf 12 keputusan, tahun 2012 sebanyak 2 dua draf keputusan, tahun 2011 sebanyak 3 tiga draf keputusan, dan tahun 2010 sebanyak 1 satu draf keputusan. Draf keputusan DPD terkait fungsi representasi meliputi draf keputusan tentang pemilihan calon anggota BPK. Draf keputusan tersebut selanjutnya akan dibahas oleh Anggota DPD di alat kelengkapan untuk kemudian diputuskan menjadi keputusan DPD RI dalam Sidang Paripurna DPD RI . Jumlah draf keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap calon anggota BPK yang disampaikan kepada DPR RI pada tahun 2014 sebanyak 1 satu draf keputusan sama dengan jumlah draf keputusan yang dihasilkan pada tahun 2013, 2012 dan 2011. Hal ini dilaksanakan sebagaimana amanat Pasal 23F ayat 1 UUD 1945 bahwa anggota BPK RI dipilih oleh DPR RI dengan memperhatikan pertimbangan DPD RI . Draf keputusan DPD RI tentang materi non RUU pada tahun 2014 sebanyak 8 delapan draf keputusan peraturan, tahun 2013 sebanyak 9 Sembilan draf keputusan peraturan, tahun 2012 sebanyak 9 Sembilan draf keputusan peraturan, tahun 2011 sebanyak 9 Sembilan draf keputusan peraturan, dan tahun 2010 sebanyak 4 empat draf keputusan peraturan. Jumlah kajian yang digunakan sebagai background paper oleh alat kelengkapan DPD RI pada tahun 2014 sebanyak 28 dua puluh delapan kajian, Pada tahun 2013 sebanyak 17 tujuh belas kajian, tahun 2012 sebanyak 16 enam belas kajian, tahun 2011 sebanyak 26 kajian, dan tahun 2010 sebanyak 16 enam belas kajian. Selain itu, Setjen DPD RI juga harus memberikan saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum. Pemberian saran demikian harus tepat dari sisi substansinya. Hal ini harus dimaklumi karena saran kebijakan tersebut akan digunakan Pimpinan dan Anggota DPD RI dalam mengartikulasikan aspirasi masyarakat dan daerah sehingga apabila terjadi kekeliruan akan dapat merugikan DPD RI secara politis atau masyarakat pada umumnya. 13 Suatu saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum dikatakan tepat apabila saran tersebut ditindaklanjuti oleh DPD RI .

c. Dukungan terhadap Peningkatan Kapasitas Kelembagaan DPD RI

Sebagai lembaga legislatif, DPD RI diamanatkan untuk melaksanakan fungsi legislasi, pengawasan dan anggaran secara terbatas. Dalam menjalankan tugasnya secara konstitusional membawa DPD RI pada konsekuensi untuk mengimbangi dan mengontrol kapasitas DPR dan pemerintah melalui mekanisme check and balances. Untuk itu DPD RI dituntut melakukan penguatan kelembagaan pada aspek kapasitas dan kredibilitas serta aspek substansi. Pada aspek kapasitas dan kredibilitas, pelaksanaan tugas DPD RI saat ini harus didukung oleh citra yang positif pada masyarakat dan daerah. Citra positif DPD RI terbentuk antara lain melalui publikasi media massa dan tuntutan LSM, Organisasi Masyarakat, kelompok masyarakat dan yang paling penting masyarakat dan daerah. Untuk menghadapi tantangan DPD RI ke depan dibutuhkan pembentukan citra DPD RI yang positif. Pemberitaan media massa terkait isu DPD menjadi suatu hal yang penting dalam penguatan kelembagaan DPD, karena dapat menjadi salah satu corong untuk mensosialisasikan DPD dan produk-produknya. Oleh karena itu dukungan dari Sekretariat Jenderal DPD diperlukan agar setiap kegiatan produk DPD RI dapat masuk dalam pemberitaan di media massa. Pada tahun 2014 terdapat 1.436 pemberitaan di media massa, tahun 2013 terdapat 1.224 pemberitaan di media massa, tahun 2012 terdapat 1.002 pemberitaan di media massa, tahun 2011 terdapat 1.173 pemberitaan di media massa, dan tahun 2010 terdapat 2.363 pemberitaan di media massa. Kerja sama DPD RI dengan lembaga tinggi kementerian di I ndonesia dalam rangka penguatan kelembagaan DPD RI saat ini sedang dimulai dengan menandatangani nota kesepakatan MOU dengan 14 lembaga-lembaga tinggi negara terkait dengan tugas dan fungsi DPD RI . Selain dengan lembaga negara dan lembaga non departemen, DPD RI juga menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga perguruan tinggi di 33 tiga puluh tiga provinsi. Kerja sama luar negeri meliputi kegiatan kunjungan multilateral dan bilateral. Kegiatan kunjungan multilateral terkait kehadiran DPD RI dalam sidang parlemen internasional meliputi I nternational Parliamentary Union I PU, ASEAN I nter Parliamentary Assembly AI PA, Asia Pacific Parliamentary Forum APPF. Sedangkan kerjasama bilateral terkait kerjasama antara DPD RI dengan lembaga parlemen negara sahabat .

d. Dukungan Efektifitas

Hubungan antara DPD RI dengan Konstituen di Daerah Pemilihan melalui keberadaan kantor daerah Dukungan efektifitas hubungan antara DPD RI dengan konstituen di daerah pemilihan oleh Setjen DPD RI diberikan dalam bentuk pengelolaan aspirasi masyarakat dan daerah. Hasil penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah asmasda merupakan sinergitas dan interaksi 132 seratus tiga puluh dua Anggota DPD RI dengan konstituen di daerah pemilihannya yang dilaksanakan pada masa reses. Hasil penyerapan asmasda tersebut dikumpulkan dan diolah serta dianalisa, selanjutnya disusun dalam 1 satu laporan per masa reses untuk kemudian dibahas dalam rapat alat kelengkapan guna merumuskan solusi permasalahan daerah. Keberadaan kantor DPD RI di I bu Kota Provinsi diharapkan dapat semakin memudahkan konstituen dalam menyalurkan aspirasi dan menyerap informasi sesuai kebutuhan yang berkenaan dengan informasi kegiatan DPD serta dalam rangka membangun komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder didaerah. Setjen DPD RI telah mengembangkan sistem penyerapan dan pengelolaan data dan informasi aspirasi masyarakat dan daerah sejak tahun 2010. Tujuan sistem tersebut adalah optimalisasi penyerapan,