2. Kebijakan- Kebijakan Umum Pengembagan SDM Aparatur Setjen DPD RI POTENSI DAN PERMASALAHAN

21 Berikut ini analisis permasalahan, potensi, dan kelemahan Setjen DPD RI yang difokuskan pada sisi input yang dibutuhkan dan output yang dihasilkan Setjen DPD RI meliputi:

a. Potensi 1 Dukungan DPD RI

• DPD RI merupakan Stakeholder atau pelanggan pengguna layanan Setjen DPD RI . Fungsi DPD RI sebagaimana terdapat dalan ketentuan Pasal 22D Undang-undang Dasar 1945 adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. • Setjen DPD RI mempunyai tugas mendukung kelancaran pelaksanaan wewenang dan tugas DPD RI . Kemandirian anggaran sebagaimana diamanatkan oleh Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 79 PUU-XI I 2014, namun dalam pengelolaan anggaran Setjen DPD RI harus tunduk dalam pengelolaan keuangan negara. Dukungan DPD RI dibutuhkan dalam rangka membantu Setjen DPD RI dalam melakukan koordinasi yang intensif dan berkesinambungan dengan pemerintah dan dukungan yang sifatnya politis pada waktu pembahasan-pembahasan anggaran di Komisi I I I DPR RI . • Kuantitas jumlah SDM Setjen DPD RI di I bu Kota Negara saat ini per Januari 2017 berjumlah 738 Tujuh Ratus Tiga Puluh Delapan orang yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil berjumlah 454 empat ratus lima puluh empat orang, Calon Pegawai Negeri Sipil berjumlah 84 delapan puluh empat orang dan Tenaga perbantuan berjumlah 200 dua ratus orang. • Kuantitas SDM Setjen DPD RI di I bu Kota Negara pada saat ini telah sesuai kebutuhan dengan asumsi bahwa idealnya 1 satu orang Anggota DPD RI didukung oleh 5 lima orang staf yang tersebar di unit kerja sekretariat. 22

b. Permasalahan

Permasalahan yang berpeluang menjadi tantangan sehingga harus diantisipasi dan dihadapi lima tahun ke depan oleh Setjen DPD RI antara lain: 1 Struktur Organisasi dan SDM yang ada kurang sesuai dengan dinamika kelembagaan yang Terjadi. • Sebagai sebuah organisasi, Setjen DPD RI mempunyai peluang yang cukup kuat untuk berkembang lebih optimal dalam memberikan dukungan kepada DPD RI . Hadirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara UU ASN menandai perubahan fokus manajemen pegawai ASN. Fokus utama UU ASN adalah profesionalisme ASN, oleh karena itu Setjen DPD RI dituntut untuk memiliki kapabilitas untuk memberikan kontribusi yang produktif bagi organisasi. Peraturan Presiden Nomor 37 Tahun 2016 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan Setjen DPD RI menandai babak baru profesionalisme pegawai Setjen DPD RI dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas DPD RI . Struktur Setjen DPD RI belum sepenuhnya efektif dalam memberikan dukungan kepada DPD RI , hal ini disebabkan adanya batasan kendala normatif untuk pengembangan Struktur Organisasi Setjen DPD RI . Disamping itu, terdapat kendala berkaitan dengan dukungan SDM aparatur Setjen DPD RI . SDM Setjen DPD RI dianggap belum memadai, salah satunya adalah adanya ketimpangan jumlah staf yang bersifat administrastif dan staf fungsional yang bersifat substantif. Mengingat adanya perkembangan wewenang dan tugas DPD RI Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92 PUU-X 2012 dan Putusan Perkara Nomor 79 PUU-XI I 2014. 2 Sistem Komunikasi dan I nformasi Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kinerja DPD RI perlu dibangun sistem komunikasi dan informasi yang memadai.