51-62 Jurnal Visi Vol.1 No.1 Maret 2012

52 Jurnal Visioner Strategis J a m a l u d d i n PENDAHULUAN Lingkungan pemerintahan daerah Kabupaten adalah merupakan salah satu bentuk organisasi non proit, yaitu suatu organisasi yang produktivitas kerja aparaturnya tidak diukur dari nilai inansial atau materi, tetapi sampai sejauh mana tugas- tugas yang ada dapat terselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam menghasilkan barang atau jasa yang memuaskan masyarakat publik, dalam mendukung pencapaian tujuan pemerintah pada umumnya. Suatu pekerjaan dikatakan produktif jika dapat dikerjakan dengan cara yang tepat oleh sumber daya manusia yang sedikit. Pekerjaan dikatakan tidak produktif apabila dikerjakan dengan cara yang keliru oleh lebih banyak sumber daya manusia. Demikian juga pekerjaan dikatakan produktif jika diselasaikan lebih cepat atau tepat waktu. Sebaliknya pekerjaan yang sama dikatakan tidak produktif, jika dikerjakan tidak tepat waktu. Oleh karena itu penambahan tenaga kerja sumber daya manusia dilihat dari segi produktivitasnya, hanya berguna jika mampu mempercepat penyelesaian pekerjaan, dengan hasil yang maksimal. Sehingga dapat dikatakan bahwa aparatur pemerintah yang produktif adalah aparat pemerintah yang mampu memanfaatkan waktu, dana, peralatan dan perlengkapan serta ketrampilan semaksimal mungkin sehingga diperoleh hasil yang sebesar-besarnya dari usaha yang dilakukan, baik dalam rangka penyelenggaraan pemerintah maupun dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan pembangunan nasional. Berdasarkan fenomena yang diperoleh dari survai pendahuluan di lingkungan pemerintahan Daerah Kabupaten Aceh Utara terdapat berbagai permasalahan yang cukup menonjol yang berhubungan dengan peningkatan kuwalitas sumber daya manusia, dalam hal ini yang dimaksud adalah pegawai negeri sipil setempat, seperti: kurangnya daya inisiatif dan kreativitas pegawai dalam melaksanakan tugas, terbatasnya kemampuan nalar dan tidak adanya kemajuan keterampilan para pegawai dalam kerja, banyak dari mereka saat jam kerja digunakan untuk bersenda gurau, membaca koran dan bahkan berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan, bahkan ada dari sebagian pegawai yang terkena sanksi pemecatan karena jarang masuk. Banyaknya kegiatan pemerintah yang tidak terealisir diberbagai bidang di atas, menunjukkan adanya penurunan lemahnya produktivitas kerja aparatur pemerintah setempat. Kondisi semacam ini lama kelamaan akan menurunkan kredibilitas pegawai dan organisasi. Oleh sebab itu daerah Kabupaten Aceh Utara perlu terus menerus berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia pegawainya dengan mengadakan Diklat Spama, yaitu pendidikan dan pelatihan Diklat yang dipersyaratkan bagi Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dan memiliki kemampuan untuk diangkat dalam jabatan struktural eselon III. Gambaran tingkat kurang profesionalnya sumber daya manusia di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Aceh Utara menjadi kendala dalam rangka pencapaian produktivitas kerja aparatur pemerintah secara maksimal. Kuwalitas sumber daya manusia ini merupakan faktor yang sangat menentukan tingkat keberhasilan pemerintah Daerah. Memang keberhasilan pemerintahan daerah tidak hanya ditentukan oleh kuwalitas sumber daya manusia saja, masih banyak faktor lain yang menentukan. Namun demikian kalau diperhatikan secara cermat dan mendalam nampaknya bahwa kuwalitas sumber daya manusia ini merupakan faktor yang paling esensi atau dominan dalam pencapaian produkivitas kerja aparatur secara maksimal. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menfokuskan pada pengaruh pendidikan dan pelatihan Diklat Spama terhadap produktivitas kerja aparatur pemerintahan, sehingga judul penelitian ini adalah: “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama Diklat Spama Terhadap Produktivitas Kerja Aparatur Pemerintah di Kabupaten Aceh Utara”. TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan dan Pelatihan Diklat adalah suatu kegiatan yang diadakan oleh suatu instansi untuk memperbaiki mutu, pengembangan sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 53 Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama Diklat Spama... pegawai sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam suatu organisasi bersangkutan. Syuhadak, M. 1995: 124 Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan ketrampilan bekerja, dengan demikian dapat meningkatkan produktivitas kerja. Simanjuntak, 1998: 69. Pembinaan yang paling tepat untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja adalah antara lain melalui pendidikan dan pelatihan Suradinata, Ermaya 1996: 200. Pendidikan dan pelatihan yang dimaksudkan juga berguna untuk meningkatkan kemampuan untuk memadukan antara teori ilmiah dengan pengalaman yang diperoleh dilapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi tepat guna dalam rangka peningkatan produktivitas kerja. Siagian, P. 1997: 185. Pendidikan dan pelatihan yang diadakan dalam suatu organisasi merupakan salah satu upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, sebagai suatu siklus yang harus dilakukan secara terus menerus. Karena suatu organisasi harus terus berkembang, untuk mengantisipasi perubahan di luar organisai. Untuk itu maka kemampuan sumber daya manusia dalam suatu organisai harus terus menerus ditingkatkan seirama dengan kemajuan dan perkembangan organisasi Sedarmayanti, 2001: 29. Pengertian Pendidikan Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam proses memperoleh dan meningkatkan kualitas kemampuan profesional individu. Melalui pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar mampu mengetahui, mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari. Hal tersebut nantinya akan nampak pada kinerjanya, yang pada akhirnya akan menjamin produktivitas kerja yang semakin meningkat. Sedarmayanti, 2001: 32. Pengertian pendidikan, menurut Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1974. adalah: Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rokhaniah, yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah, dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila”. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. Pengertian Pelatihan Pelatihan adalah kegiatan untuk menambah pengetahuan dan kecakapan pegawai guna melaksanakan suatu jabatan tertentu Moekijat. 1991: 77. Menurut Nasution, Mulia 2000: 71, memberikan devinisi pelatihan sebagai suatu proses belajar mengajar dengan mempergunakan teknik dan metode tertentu, guna meningkatkan ketrampilan dan kemampuan seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan menurut Mukaram dan Marwansyah 2000, Pelatihan meliputi aktivitas-aktivitas yang berfungsi untuk meningkatkan kerja seseorang dalam pekerjaan yang sedang dijalani atau terkait dengan pekerjaan yang sedang ditekuni pada waktu itu. Pelatihan merupakan salah satu fungsi administrasi kepegawaian yang penting. Pelatihan merupakan suatu proses yang terus - menerus, karena adanya perubahan - perubahan dalam organisasi, perubahan -perubahan jabatan, perubahan - perubahan dalam volume usaha, perubahan - perubahan dalam pegawai - pegawai perseorangan, perubahan - perubahan metode semuanya ini memerlukan peruhahan pengertian, sikap dan kecakapan pada pihak pegawai. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Diklat Tujuan nasional seperti termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ialah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk 54 Jurnal Visioner Strategis J a m a l u d d i n memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial UUD 1945. Adapun sosok Pegawai Negeri Sipil yang diharapkan dalam rangka upaya mencapai tujuan nasional adalah Pegawai Negeri Sipil yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Negara, Pemerintah serta yang bersatu padu, bermental baik, ber- wibawa, kuat, berdayaguna, berhasilguna, bersih, berkualitas tinggi, sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat. Pendidikan dan pelatihan Diklat mempunyai tiga dimensi, yaitu: metode, Instruktur dan kurikulum. Hal tersebut di dasari oleh teorinya Sondang P. Siagian 1997: 179. “Bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan suatu proses belajar mengajar dengan mempergunakan teknik dan metoda tertentu. Dengan demikian jelas terlihat bahwa sebagai suatu proses, pendidikan dan pelatihan merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung relatif lama dan diselenggarakan dengan pendekatan yang “structured”. “Structured” artinya pendidikan dan pelatihan diselenggarakan oleh satuan kerja yang melembaga dan kegiatannya diserahkan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dipandang menguasai materi yang hendak dialihkan kepada orang lain yang mengikuti program pendidikan yang bersangkutan. Melalui serangkaian kegiatan, baik yang sifatnya kurikuler maupun ekstra kurikuler, yang telah disusun dan dipersiapkan sebelumnya, standar pengetahuan tertentu ingin dialihkan kepada yang diajar oleh yang mengajar. Artinya, sesuatu program pendidikan dan pelatihan diarahkan kepada pemenuhan standar pengetahuan tertentu. Metode Diklat. Di dalam pedoman penyelenggaraan Diklat Spama dijelaskan bahwa metode yang dipakai adalah dengan pendekatan proses belajar mengajar andragogi ilmu tentang cara orang dewasa belajar Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988: 34. Melalui pendekatan andragogi para peserta Diklat dipacu untuk berpartisipasi secara aktif dengan jalan saling asih, saling asah, dan saling asuh di antara para peserta. Dalam penerapan pendekatan andragogi perlu dipahami hal-hal sebagai berikut : 1. Para peserta sebagai orang dewasa diperlaku- kan sebagai seorang dewasa, tidak sebagai anak-anak. 2. Peserta dilibatkan dalam proses belajar men- gajar melalui komunikasi dua arah, sehingga memberi kesempatan kepada peserta untuk mengembangkan pikiran dan pemahamannya serta menunjukkan kemampuan penganal- isaan masalah. 3. Kekayaan pengalaman peserta merupakan potensi positif untuk sumber kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada masalah- masalah aktual yang dihadapi peserta selaku staf dan pimpinan dalam organisasi untuk di- carikan pemecahannya. Atas dasar pendekatan tersebut, maka metode yang digunakan dalam proses Diklat Spama adalah sebagai berikut: 1. Ceramah yang dikombinasikan dengan den- gan kesempatan tanya jawab, diskusi dan lati- han. 2. Pendalaman materi. a. Peserta melakukan komunikasi antar peserta secara terorganisasi, dan agar ter- bentuk pola pikir dan pola tindak secara organisasional team-learning. b. Peserta diberikan pelatihan untuk saling bekerjasama secara aktif dalam berpikir, menyumbangkan ide, mengidentiikasi, membahas dan memecahkan masalah yang menjadi topik pembahasan kelom- pok. 3. Studi Kasus. a. Peserta dihadapkan pada suatu peristiwa nyata atau masalah yang pernah terjadi dengan terus dipacu dan dimotivasi untuk melakukan kajian, mencari faktor penye- bab terjadinya kasus, dan cara pemecahan yang setepat-tepatnya. b. Peserta diharapkan dapat megembangkan keterampilan dan kecakapan untuk mem- Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 55 Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama Diklat Spama... ecahkan berbagai masalah dalam kondisi yang nyata dengan menggunakan materi dan referensi yang dipelajari. 4. Diskusi Diskusi untuk membahas tema dan topik- topik permasalahan dalam suatu kelompok dengan sasaran antara lain untuk pengemban- gan kemampuan dalam mengidentiikasi dan menganalisis masalah, tukar menukar infor- masi serta memperkaya gagasan. 5. Penulisan kertas kerja. a. Peserta baik secara kelompok maupun secara perorangan diwajibkan menulis kertas kerja mengenai suatu topik tertentu yang merupakan pelatihan unutk meru- muskan, menganalisis, menyimpulkan, menyarankan dan menyampaikan hasil konsep pemikirannya secara meyakinkan. b. Baik secara kelompok maupun perseoran- gan, peserta diwajibkan mempertahankan kertas kerjanya dalam sebuah forum pen- dalaman materi antar peserta. Instruktur Diklat Istruktur adalah jabatan fungsional yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang bertugas mendidik, mengajar dan atau melatih secara penuh pada unit pendidikan dan pelatihandari instansi pemerintah. Instruktur diambil atau diangkat dari pegawai intern instansi sendiri, dan ditambah dari wilayah, namun bisa juga diambilkan dari igur perguruan tinggi apabila dianggap perlu. Dalam kerangka mencapai tujuan dan sasaran pendidikan dan pelatihan Diklat Spama, ditetapkan kreteria penugasan pejabat fungsional widyaiswara sebagai berikut : a. Kreteria utama; 1. Menguasai materi yang akan diajarkan. 2. Terampil mengajar secara sistematis, efektif, dan efesien. 3. Mampu menggunakan metode dan media yang relevan dengan tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus mata pelajarannya. b. Kreteria penunjang; 1. Mempunyai pendidikan formal yang se- tara atau lebih tinggi dari persyaratan pen- didikan minimal pesarta. 2. Mempunyai pangkat golongan yang se- tara atau lebih tinggi dari persyaratan pan- gkat golongan minimal dari peserta. 3. Telah mengikuti Diklat widyaiswara dalam mata pelajaran yang diajarkan atau telah biasa mengajarkannya dengan baik. 4. Telah mengikuti Diklat Spama atau lebih tinggi dari Diklat Spama, atau telah men- duduki jabatan yang setara atau lebih tinggi dari eselon III. Kurikulum Diklat Kurikulum menurut Firth dan Kimpton dalam Oliver, 1977: 64 diartikan sebagai: “A sequance of content units arranged in such a way that the learning of each unit maybe accomplished as a single act provided the capabilities describbed by speciic prior units in the sequence have ready been learned by learner”. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa kurikulum adalah perangkat mata pelajaran atau materi pelajaran yang harus diajarkan pengajar atau yang harus diajarkan atau yang harus dipelajari oleh peserta didik. Menurut Pedoman penyelenggaraan Diklat SPAMA, kurikulum Diklat SPAMA menekankan pada kesamaptaan isik, disiplin dan kemampuan pengelolaan pekerjaan dalam koordinasi dengan pihak lain. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan pendekatan survey dengan jenis penelitian survey eksplanatory yaitu, penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data lalu menjelaskan hubungan kausal antara variabel- variabel melalui pengujian hipotesa. Singaribun dan Efendi, 1999: 3-5. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah tepatnya di Kabupaten Aceh Utara. Adapun jumlah pegawai yang bekerja di lingkungan Kabupaten Aceh Utara sesuai dengan data tahun 2009 yang ada adalah sebanyak 2.436 pegawai. 56 Jurnal Visioner Strategis J a m a l u d d i n Tehnik sampling atau tehnik pengambilan sampel dalam penelitian Sugiono, 2001: 73 ini adalah menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini disesuaikan dengan rancangan analisis yang digunakan, analis data yang akan digunakan adalah regresi. Sampel respoden yang akan diteliti harus mancapai jumlah sampel yang dianggap mewakili populasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang dianggap memenuhi syarat, dalam penelitian ini menggunakan rumus Yamane. Rahmad Djalaludin, 2000: 82, yaitu: N Nd 2 + 1 Dimana N = Jumlah populasi n = Jumlah sampel d = Tingkat kepercayaan diihat dari tabel. 1 = Nilai konstan Berdasarkan rumus di atas ukuran sampel yang diangap sudah dapat mewakili populasi dengan menggunakan derajat kepercayaan 0,10 90 adalah: 2.436 2.436 0,102 + 1 Jadi sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 pegawai yang bekerja di lingkungan Kabupaten Aceh Utara Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu berupa: 1. Field Research, salah satu cara penelitian yang langsung dilakukan ke objek penelitian untuk memperoleh data primer dan informasi lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan per- masalahan yang akan dibahas termasuk dalam penelitian ini adalah observasi dan kuisioner. a. Observasi yaitu pengumpulan data den- gan melihat dan meneliti secara langsung dokumen – atau data-data yang berhubun- gan dengan penulisan skripsi ini. b. Kuisioner yaitu pengumpulan data den- gan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang menjadi sensus penelitian. 2. Library Research yaitu tehnik mengumpulkan informasi dengan mempelajari sumber-sum- ber data tertulis berupa buku, majalah brosur dan literatur-literatur lainnya yang berhubun- gan dengan objek penelitian. Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah Pendidikan dan Pelatihan Diklat Spama sebagai variabel bebas X dan Produktivitas kerja aparatur pemerintah sebagai variabel terikat Y. Secara metodologis Diklat Spama dan produktivitas kerja aparatur pemerintah merupakan variabel penelitian yaitu, suatu simbol lambang yang memiliki nilai. Kerlinger, 1990: 49. Berdasarkan kerangka pikiran yang telah dikemukakan diatas, maka deinisi operasional variabel penelitian ini adalah : 1. Pendidikan dan pelatihan Diklat Spama merupakan kegiatan yang diadakan oleh in- stansi lembaga organisasi pemerintahan dae- rah untuk membentuk kepribadian dan sikap, memberikan pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan kepemimpinan, mempun- yai kemampuan dalam memberikan bimbin- gan dalam pelaksanaan pekerjaan, pengelo- laan kegiatan serta mempunyai kemampuan dalam pelaksanaan program secara terkoordi- nasi, tertib, efektif dan eisien. Diklat Spama mengandung dimensi-dimensi antara lain metode, instruktur dan kurikulum. Siagian P. 1997: 179. 2. Produktivitas menurut pendapat Hadari Nawawi dan Martini Hadari 1994: 248 adalah, berasal dari bahasa Inggris, dengan kata dasar product atau result atau outcome. Kata dasar tersebut berkembang menjadi pro- ductive yang berarti menghasilkan, dan kata productivity yang artinya “having the ability to make or create, creative”. Perkataan pro- ductivity ini masuk ke dalam bahasa Indone- sia menjadi produktivitas yang diartikan seb- agai “kekuatan atau kemampuan mengasilkan sesuatu”. n = n = = 96 Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 57 Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama Diklat Spama... Menurut Paul Mali, 1978: 6-7 mengatakan bahwa produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara eisien dan efektif. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu. Ada juga pendapat yang berpendapat bahwa produktivitas adalah pendayagunaan sumber daya manusia secara efektif dan efesien. Ketepatan atau keserasian penggunaan metode atau cara kerja dibandingkan dengan alat atau waktu yang tersedia, dalam rangka mencapai tujuan. Ukuran pokoknya adalah penyelesaian volume dan beban kerja yang tepat pada waktunya, dengan mempergunakan sumber daya manusia secara minimal. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai output dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan input. Sedarmayanti, 2001: 57. Yang dimaksud dengan input, ialah semua sumber resources, yaitu sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses produksi barang atau jasa. Sarana atau sumber-sumber yang digunakan, misalnya: tenaga kerja man, biaya money, peralatan atau mesin machine, cara kerja method, pemasaran atau pelayanan market atau service, termasuk dalam hal ini ialah waktu time. Di samping itu juga penggunaan daripada prasarana mialnya: gedung, alat transpot. Yang dimaksud dengan output ialah hasil produksi yang berwujud barang atau jasa. Handayaningrat, 1996: 15. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditan kesahihan instrumen Arikunto 1997:160. Sedangkan menurut Ghozali 2001:135 menyatakan uji validitas adalah uji yang dipergunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji signiikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom df = n – k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah konstruk. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument penelitian cukup dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto 1997:170. Sedangkan menurut Ghozali 2001:132 menyatakan bahwa reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau kontruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Repeated Measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan ke- mudian dilihat apakah ia tetap konsisten den- gan jawabannya. 2. One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik. Cronbach Alpha a. Suatu konstruk atau variabel di- katakan reliabel jika memberikan nilai Cron- bach Alpha 0.60 Ghozali, 2001:133. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistika inferensial. Teknik ini digunakan untuk mengukur pengaruh terhadap masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menguji sifat signiikansi pengaruh variabel tersebut digunakan uji t dan uji F. pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan statistika berupa regresi linear berganda dan pengujian data dilakukan dengan program SPSS Statistical Package for Social Science Versi 16.0. Untuk menguji besarnya pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Diklat Spama Terhadap Produktivitas Kerja Aparatur di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara dilakukan dengan menggunakan model statistika berupa regresi linear berganda guna melihat sejauhmana pengaruh variabel bebas 58 Jurnal Visioner Strategis J a m a l u d d i n terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan mengunakan program SPSS Statistical Package for Social Science versi 14.0. Kegunaan persamaan regresi berganda adalah hubungan memperkirakanmeramalkan antara satu variabel tidak bebas dengan beberapa variable bebas, dengan formulasinya sebagai berikut : Y = β + β 1 X 1 + β 2 +X 2 + β 3 X 3 + ε Dimana : Y = Produktivitas kerja aparatur pemerintah di Kabupaten Aceh Utara βo = Intersep konstanta βi = Koeisien regresi atas masing-masing variabel X 1 = Metode X 2 = Instruktur X 3 = Kurikulum HASIL PENELITIAN Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik , yaitu dengan menggunakan uji person product moment coeficient of correlation dengan bantuan SPSS. Berdasarkan output komputer, seluruh pernyataan dikatakan valid karena memiliki tingkat signiikan dibawah 5 0,05. Sedangkan jika dilakukan secara manual, maka nilai korelasi yang diperoleh dari masing-masing pernyataan harus dibandingkan dengan nilai kritis korelasi product moment , dimana hasilnya menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai korelasi diatas nilai kritis 5 0,05 yaitu 0,344. Sehingga pernyataan tersebut adalah signiikan dan berarti bahwa data yang diperoleh adalah valid. Pengujian Reliabilitas Alat Ukur Untuk meniali kehandalan kuisioner yang digunakan, maka dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha yang lazim digunakan untuk penelitian dengan menggunakan kuisioner dalam penelitian ilmu sosial. Analisa ini digunakan untuk menafsir korelasi antara skala yang dibuat dengan skala variabel yang ada. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten. Pengujian ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan menghitung besarnya Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS version 14.0. Hasilnya seperti yang terlihat pada tabel 4.8 berikut ini, yang menunjukkan bahwa instrument dalam penelitian ini reliabel handal karena nilai alphanya 0,5 Malhotra, 1996: 305 Tabel 2 memperlihatkan bahwa nilai alpha untuk masing-masing variabel telah memenuhi kehandalan, dimana variabel Metode X1 diperoleh nilai alpha sebesar 0,708 atau 70,8, variabel instruktur X2 diperoleh nilai alpha sebesar 0,714 atau 71,4, kurikulum X3 diperoleh niali alpha sebesar 0,682 atau 68,2, dan variabel produktivitas kerja aparatur pemerintah Y diperoleh nilai alpha sebesar 0,748 atau 74,8. Hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha untuk masing-masing variabel diatas 5 0,05 yang berarti bahwa data yang diperoleh dari hasil kuisioner tersebut dapat diandalkan atau bersifat reliabel serta dapat dipercaya. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS seperti terlihat pada tabel diatas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + e Y = 1,823+ 0,165x 1 + 0,141x 2 + 0,289x 3 Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut : Koeisien korelasi R = 0,623; yang menunjukkan bahwa derajat hubungan korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 62,3. Artinya produktivitas kerja aparatur pemerintah mempunyai hubungan yang erat dengan metode, instruktur dan kurikulum. Koeisien determinasi R² = 0,388; artinya sebesar 38,8 perubahan-perubahan pada variabel terikat produktivitas kerja aparatur pemerintah dapat dijelaskan oleh perubahan- perubahan variabel bebas metode, instruktur dan kurikulum. Sedangkan selebihnya, yaitu sebesar Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 59 Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama Diklat Spama... Tabel 1 Hasil Uji Validitas No. Pertanyaan Koeisien Korelasi Nilai Kritis 5 n=33 1. A1 0,380 0,344 2. A2 0,478 0,344 3. A3 0,397 0,344 4. A4 0,616 0,344 5. B1 0,390 0,344 6. B2 0,855 0,344 7. B3 0,346 0,344 8. B4 0,866 0,344 9. C1 0,370 0,344 10. C2 0,639 0,344 11. C3 0,796 0,344 12. C3 0,839 0,344 13. D1 0,874 0,344 14. D2 0,739 0,344 15. D3 0,561 0,344 16. D4 0,628 0,344 17. D5 0,358 0,344 Sumber: Output SPSS versi 16.0 Tabel 2 Reliabilitas Variabel Penelitian Alpha No. Variabel Rata-Rata Jumlah Variabel Nilai Alpha 1. Metode X1 3,92 4 0,708 2. InstrukturX2 3,64 4 0,714 3. Kurikulum X3 4,10 4 0,682 4. Produktivitas kerja Apratur Pemerintah Y 4,01 5 0,748 Sumber: Output SPSS versi 16.0 Tabel 3 Pengaruh Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Nama Variabel B Standar Error T-hitung T-tabel Sig Konstanta a 1,823 0,344 5,292 1,264 0,000 Metode X1 0,165 0,113 1.464 1,264 0,147 Instruktur X2 0,141 0,108 1,308 1,264 0,194 Kurikulum X3 0,289 0,089 0,336 1,264 0,002 Koeisien Korelasi R = 0,623ª Koeisien Determinasi R² = 0,388 Adjusted R² = 0,368 F hitung = 19,420 F tabel = 2,934 F sig = 0,000ª a. Prediktor constant : Metode, instruktur, kurikulum b. Dependent Variabel : Produktivitas kerja aparatur pemerintah. Sumber: Data Primer, 2011 diolah 60 Jurnal Visioner Strategis J a m a l u d d i n 61,2 dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain diluar dari penelitian ini. Konstanta sebesar 1,823; artinya jika faktor- faktor metode, instruktur dan kurikulum dianggap konstan, maka besarnya produktivitas kerja aparatur pemerintah adalah sebesar 1,823 pada satuan skala likert, atau dianggap masih rendah. Koeisien regresi metode sebesar 0,165. artinya setiap 100 perubahan atau perbaikan pada variabel metode, maka secara relatif akan meningkatkan produktivitas kerja aparatur pemerintah sebesar 16,5. Koeisien regresi instruktur sebesar 0,141; artinya setiap 100 perubahan atau perbaikan pada variabel instruktur, maka secara relatif akan meningkatkan produktivitas kerja aparatur pemerintah sebesar 14,1. Koeisien regresi kurikulum sebesar 0,289; artinya setiap 100 perubahan atau perbaikan pada variabel kurikulum, maka secara relatif akan meningkatkan kinerja aparatur pemerintah sebesar 28,9. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, ternyata variabel kurikulum mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap produktivitas kerja aparatur pemerintah, disusul kemudian variabel metode, dan instruktur. Pengujian Hipotesis Seperti yang dikemukakan pada perumusan masalah dan hipotesis, bahwa penelitian ini menganalisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Staf Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama Diklat Spama Terhadap Produktivitas Aparat Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, baik secara simultan bersama-sama maupun secara parsial masing-masing. Hasil Uji F Secara Simultan Hasil pengujian secara simultan diperoleh F hitung sebesar 19,420 sedangkan F tabel pada tingkat signiikansi alpha = 5 0,05 adalah sebesar 2,934. Hal ini memperlihatkan bahwa F hitung F tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian, dari hasil perhitungan ini dapat diambil suatu keputusan bahwa menerima hipotesis alternatif Ha dan menolak hipotesis nol Ho; artinya bahwa secara bersama- sama variabel pendidikan dan pelatihan staf pimpinan yang terdiri dari metode, instruktur dan kurikulum berpengaruh secara signiikan terhadap produktivitas kerja Aparatur Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Hasil Uji t Secara Parsial Untuk menguji variabel yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja Aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara, secara parsial masing-masing dapat dilihat dari hasil uji t. Dari hasil perhitungan dapat diketahui besarnya t hitung untuk masing-masing variabel dengan tingkat kepercayaan atau tingkat signiikansi alpha = 5 0,05 sebagai berikut: a. Metode Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel metode dengan standar profesi diperoleh nilai t hitung sebesar 1,464 dan t tabel sebesar 1,264; hasil perhitungan menunjukkan t hitung t tabel dengan tingkat signiikansi sebesar 0,147 atau probabilitas alpha 0,05. Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel metode mempunyai pengaruh secara signiikan terhadap produktivitas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. b. Instruktur Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel instruktur diperoleh nilai t hitung sebesar 1.308 dan t tabel sebesar 1,264; hasil perhitungan menunjukkan t hitung t tabel dengan tingkat signiikansi sebesar 0,194 atau probabilitas alpha 0,05. Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel kurikulum mempunyai pengaruh secara signiikan terhadap produktivitas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. c. kurikulum Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel kurikulum diperoleh nilai t hitung sebesar 3,160 dan t tabel sebesar 1,264; hasil perhitungan menunjukkan t hitung t tabel dengan tingkat signiikansi sebesar 0,002 atau probabilitas alpha 0,05. Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel kurikulum mempunyai pengaruh secara signiikan terhadap Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 61 Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama Diklat Spama... produktivitas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. KESIMPULAN Dari hasil pengujian yang telah diuraikan terhadap permasalahan yangdirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian secara simultan diperoleh F hi - tung sebesar 19,420 sedangkan F tabel pada tingkat signiikansi alpha = 5 0,05 adalah sebesar 2,934. Hal ini memperlihatkan bahwa F hitung F tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Den- gan demikian, dari hasil perhitungan ini dapat diambil suatu keputusan bahwa menerima hipotesis alternatif Ha dan menolak hipote- sis nol Ho; artinya bahwa secara bersama- sama variabel pendidikan dan pelatihan staf pimpinan yang terdiri dari metode, instruktur dan kurikulum berpengaruh secara signiikan terhadap produktivitas kerja Aparatur Pemer- intah Kabupaten Aceh Utara. 2. Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel metode dengan standar profesi diperoleh ni- lai t hitung sebesar 1,464 dan t tabel sebesar 1,264; hasil perhitungan menunjukkan t hitung t tabel dengan tingkat signiikansi sebesar 0,147 atau probabilitas alpha 0,05. Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel metode mempunyai pengaruh secara signiikan terhadap produk- tivitas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabu- paten Aceh Utara. 3. Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel instruktur diperoleh nilai t hitung sebesar 1.308 dan t tabel sebesar 1,264; hasil perhitungan menunjukkan t hitung t tabel dengan tingkat sig- niikansi sebesar 0,194 atau probabilitas alpha 0,05. Dengan demikian dapat dipu- tuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel kurikulum mempunyai pen- garuh secara signiikan terhadap produktivi- tas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabu- paten Aceh Utara. 4. Berdasarkan hasil analisis terhadap varia- bel kurikulum diperoleh nilai t hitung sebesar 3,160 dan t tabel sebesar 1,264; hasil perhitun- gan menunjukkan t hitung t tabel dengan tingkat signiikansi sebesar 0,002 atau probabilitas alpha 0,05. Dengan demikian dapat dipu- tuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel kurikulum mempunyai pen- garuh secara signiikan terhadap produktivi- tas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabu- paten Aceh Utara. SARAN-SARAN Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1. Perlu kiranya dilakukan penelitian yang leb- ih mendalam terhadap produktivitas kerja aparatur pemerintah, sehingga nantinya akan diperoleh gambaran mengenai keadaan yang sesungguhnya dan diharapkan kinerja aparat pemerintah bisa lebih diefektifkan lagi. 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mem- pengaruhi produktivitas kerja aparatur Pemer- intah Di Kabupaten Aceh Utara. 62 Jurnal Visioner Strategis J a m a l u d d i n REFERENSI Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit : PT Rineka Cipta. Jakarta. Flippo, Edwin B, 1982. Principles of personal Management. Fifth Edition, by McGraw Hill, Inc. Frederickson. Abad, George, Sucherly. 1986. Peningkatan Produktivitas Organisasi Pemerintah dan Pegawai Negeri . Penerbit : Prisma 12, LP3ES. Jakarta. Gujarati, Damodar, 1999. Ekonometrika Dasar. Alih bahasa, Drs. Ak. Sumarno Zain, MBA. Penerbit : Erlangga, Jakarta. Handayaningrat, Suwarno, 1996. Pengantar Studi lmu administrasi dan Manajemen. Penerbit : PT Toko Gunung Agung, Jakarta. Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard, 1996. Management of Organizational Behavior Utilizing Human Resources. New Jersey: Prentice – Hall, Inc Alih Bahasa, Agus Dharma Ph. D. Airlangga, Jakarta Indriantoro, Nur. dan Bambang Supomo, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis, Untuk Akutansi dan Manajemen. Penerbit: BPFE, Yogyakarta. Kantz, Daniel. And Robert L. Kahn, 1984. The Social Psychology of Organizations. 2 ed . New Jersey. Kerlinger. Fred N., 1990. Asa-Asas Penelitian Behavioral. Penerbit : Gajah Mada University Press. terjemahan Yogyakarta. Mali, Paul, 1978. Improving Total Productivity, MBO Strategies for Business Government, and Not Proile Organizations, John Wiley Sons, New York, Chuchester, Brisbane, Toronto. -------------- - John Wiley - Sons. 1981. CMC Management Handbook. Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 63 Pengaruh Budaya Organisasi dan Semangat Kerja Pegawai terhadap Prestasi Kerja Pegawai... JURNAL VISIONER STRATEGIS Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 ISSN: 2338-2864

p. 63-75

Pengaruh Budaya Organisasi dan Semangat Kerja Pegawai terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Lhokseumawe Mansur Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe The purpose of this study was to examine the inluence of organizational culture and morale of the work performance of the Department of Population and Civil Registration Lhokseumawe. The data used in this study are primary and secondary data. Analisisregresi linear regression model used to test the inluence of organizational culture and morale of the work performance of the Department of Population and Civil Registration Lhokseumawe simultaneously and partially. Results The study found that the test found the two variables simultaneously organizational culture and morale simultaneously have a signiicant effect on the performance of the service population and civil registration Lhokseumawe. The result showed a signiicant R²0.641 organizational culture and employee morale can affect the performance of the service population and civil registration Lhoseumawe City 64,1, while the remaining 35.9 are inluenced by factors outside the study. Likewise with partial test of each variable also affects work performance on the population and civil registry ofice Lhokseumawe. In particular found Organizational Culture has variable t count of 8.503. Thus t count t table, ie 8.530 1.993 with signiicant value of 0.000 0.05. Which means partially Organizational culture signiicantly inluence the achievement of work on population and civil registry ofices Lhokseumawe. Keywords: Organizational culture, morale, job achievement 64 Jurnal Visioner Strategis M a n s u r PENDAHULUAN Sukses tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kualitas sumber daya manusia SDM yang dimiliki oleh Instansi tersebut, hal ini dikarenakan sumber daya manusia mampu berinteraksi dengan lingkungan kerjanya dalam mengatasi masalah eksternal maupun internal organisasi untuk mencapai keberhasilanbagi tumbuhnya suatu organisasi.Organisasi maupun instansi terbentuk berdasarkan kemampuan pegawai dalam mengelola dan meningkatkan keterkaitan antara pegawai dengan masyarakat sehingga diperoleh peningkatan hasil prestasi kerja dari organisasi tersebut. Munandar 2001 : 263 , Budaya organisasi merupakan struktur dari fungsi di tempat suatu organisasi beroperasi, berupa peraturan yang menekan, dan merupakan sikap orang–orang dalam berprilaku sehingga bisa diartikan sebagai produk perjanjian psikologis antara individu dengan organisasi. Membahas masalah budaya itu sendiri merupakan hal yang esential bagi suatu organisasi, karena akan selalu berhubungan dengan kehidupan yang ada dalam suatu instansi baik pemerintahan maupun non pemerintah. Budaya organisasi sebagai cerminan dari suatu instansi pemeri ntahan menuntut setiap pegawai mampu meningkatkan secara kuantitas maupun kualitas kerja sesuai dengan prosedur yang berfokus pada tujuan yang hendak dicapai melalui dukungan individu pegawai yakni semangat kerja. Semangat kerja dapat mempengaruhi secara keseluruhan hasil yang dicapai dan merupakan faktor penting selain budaya organisasi. Semangat kerja yang dimiliki oleh setiap pegawai merupakan suatu yang penting diperhatikan oleh setiap instansi terlebih instansi pemerintah yang memiliki tanggung jawab melayani masyarakat sebaik mungkin. Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyaknya pegawai instansi pemerintah yang memiliki pola kerja yang tidak baik sehingga berdampak pada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Adanya pegawai pemerintah yang masih berkeliaran di luar ketika jam kerja merupakan tantangan bagi setiap kepala dinas yang harus segera di evaluasi dan dicari solusi terbaik guna terciptanya pegawai yang berdedikasi sehingga bermuara pada pelayanan maksimal yang di terima masyarakat. Menurut Nitisemito 2002: 56, mendeinisikan semangat kerja merupakan kondisi seseorang yang menunjang dirinya untuk melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik di dalam sebuah perusahaan. Semangat kerja yang tinggi tentu dapat mengurangi angka absensi pegawai atau tidak bekerja karena malas, dengan semangat kerja dapat mempercepat hasil kerja yang lebih baik, serta pihak organisasi juga memperoleh keuntungan dari sudut kecilnya angka kerusakan karena semakin tidak puas dalam bekerja, sebaliknya menurunnya semangat pegawai dalam bekerja, maka akan berdampak pada semakin besarnya angka kerusakan, yang cenderung diakibatkan oleh ketidaktelitian pegawai dalam bekerja sesuai prosedur yang ada. Sebagai salah satu instansi pemerintahan yang memberikan jasa dan pelayanan terhadap masyarakat, dalam melaksanakan tugas setiap pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Lhokseumawe sering kali dituntut untuk memberikan jasa dan pelayanan yang baik terhadap masyarakat melalui prestasi kerja yang kondusif bagi berlangsungnya berbagai aktivitas pemerintahan. Disisi lain setiap pegawai juga dituntut untuk bekerja dengan lebih semangat agar mampu melayani publik sesuai dengan harapan lembaga. Pegawai dalam suatu organisasi maupun instansi tidak akan terlepas dari masalah kehidupan sehubungan dengan pekerjaannya dan rekan sekerjanya sehingga menurunkan semangat kerja pegawai yang bersangkutan, terlebih lagi permasalahan budaya yang dimiliki organisasi sebagai nilai atau ideologi belum tentu sesuai dengan penciptaan prestasi kerja. Dengan demikian baik tidaknya budaya organisasi yang ada serta semangat kerja menentukan prestasi kerja yang diberikan oleh pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kepada organisasiinstansi tersebut. Masih banyaknya kesemrawutan disana sini yang berhubungan dengan budaya organisasi yang tercermin pada prilaku para pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Lhokseumawe hal ini menjadi suatu pertanyaan