103-119 Jurnal Visi Vol.1 No.1 Maret 2012
104
Jurnal Visioner Strategis Y a n i t a
PENDAHULUAN
Dalam konteks
organisasi, realitas
menunjukkan bahwa motivasi dan profesionalisme pegawai banyak dipengaruhi oleh persoalan
kepemimpinan, karena keberhasilan manajemen pemerintahan akan ditentukan oleh efektiitas
kepemimpinan sehingga kepemimpinan atau leadership
dapat dikatakan inti dari manajemen pemerintahan, Ali 2007. Banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja, antara lain : motivasi, kepemimpinan, lingkungan kerja, insentif, budaya
kerja dan disiplin, Parlinda dan Wahyuddin no date.
Dewasa ini kepemimpinan menjadi perhatian banyak orang dimana sangat dibutuhkan
pemimpin visioner yang akan mengarahkan mereka, para pemimpin yang ulet dan percaya
pada kemampuannya, berani mengambil resiko, lugas dan bersemangat serta mampu memberikan
inspirasi dan dorongan, Nanus 2001.
Kepemimpinan yang
baik adalah
kepemimpinan yang mampu membawa organisasi sesuai dengan asas-asas manajemen modern
sekaligus bersedia memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan kepada bawahan, karena itu
keberhasilan seorang pemimpin dapat dilihat dari produktiitas dan prestasi yang dicapainya,
juga dapat dinilai dari kepiawaiannya dalam memimpin suatu organisasi, Rivai dan Ariin
2009 : 7.
Lebih jauh Hesselbein dan Johnston, 2005 mengatakan bahwa pemimpin harus memiliki
kemampuan memprediksi, mengkalkulasikan dan merancang berbagai solusi untuk menyikapi
setiap perubahan yang terjadi dengan cepat di sekitarnya. Sementara itu Gibson 1977 dalam
Notoatmodjo 2009 : 124 menyebutkan faktor- faktor yang menentukan kinerja seseorang
diantaranya, organisasi yang terdiri dari kepemimpinan, struktur organisasi, sikap
terhadap pekerjaan, motivasi dan kepribadian. Kepemimpinan visioner selalu berupaya untuk
menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, mengenai masa depan organisasi
dimana kepemimpinan yang efektif mempunyai empat peran penting, yakni sebagai penentu
arah, sebagai agen perubahan agent of change, juru bicara spokesperson dan sebagai pelatih
coach, Nanus 2001 : 17 Keberhasilan suatu institusi atau organisasi
ditentukan oleh dua faktor utama, yakni sumber daya manusia, karyawan atau tenaga kerja,
sarana dan prasarana pendukung atau fasilitas kerja, sumberdaya manusia lebih penting
daripada sarana dan prasarana pendukung, sebab secanggih dan selengkap apapun fasilitas yang
tersedia dalam suatu organisasi tanpa adanya sumber daya yang memadai, maka niscaya
organisasi tersebut tidak dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasinya, Notoatmodji
2009 : 124.
Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam suatu organisasi sebagai salah satu
penentu keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan organisasi, Porter 1996 dalam
Baihaqi 2010. Sementara menurut Siagian 1983 yang mengatakan bahwa keberhasilan
atau kegagalan yang dialami sebagian besar organisasi sangat ditentukan oleh kualitas
kepemimpinan yang dimiliki orang-orang yang diserahi tugas memimpin organisasi. Hal senada
juga disampaikan oleh Suranta 2002 bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku
yang digunakan oleh seorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
lain.
Salah satu cara untuk dapat tercapainya tujuan organisasi adalah dengan menerapkan
kepemimpinan visioner
sebagaimana dikemukakan oleh Kartanegara 2003 dalam
Ardi 2011 kepemimpinan visioner adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi
arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan
dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan
visi yang jelas. Seseorang layak disebut sebagai pemimpin visioner, memang bukan hanya diukur
dari kemampuannya melahirkan ide-ide inovatif dan keberaniannya menantang resiko, tetapi
yang tak kalah penting adalah mempersiapkan dan mengembangkan model kepemimpinan
yang lebih terdesentralisasi dan melembaga, Sugihartati 2008.
Menurut Masrukhin dan Waridin 2006
Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
105
Kepemimpinan Visioner, Motivasi dan Disiplin dalam Manajemen
mengatakan bahwa kepemimpinan, motivasi kerja, kepuasan kerja, budaya organisasi
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Sementara Lodge dan Derek dalam
Heriyanti 2007 menyebutkan bahwa perilaku pemimpin memiliki dampak signiikan terhadap
sikap, perilaku dan kinerja karyawan, efektiitas pemimpin dipengaruhi karakteristik karyawan
dan terkait dengan proses komunikasi antar pemimpin dan bawahan. Lebih jauh Gibson et
al 1995: 56 memberikan gambaran lebih rinci dan komprehensif tentang faktor–faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja, yaitu: a. Variabel individu, meliputi kemampuan, ket-
erampilan, mental isik, latar belakang kelu- arga, tingkat sosial, pengalaman, demograi
umur, asal – usul, jenis kelamin.
b. Variabel organisasi, meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur desain pe-
kerjaan. c. Variabel psikologis yang meliputi persepsi, si-
kap, kepribadian, belajar dan motivasi. Sementara itu menurut Timple dalam
Mangkunegara 2006 kinerja terdiri dari dua faktor yaitu :
a. Faktor Internal yang terkait dengan sifat-sifat
seseorang misalnya kinerja baik disebabkan mempunyai kemampuan tinggi dan tipe pe-
kerja keras.
b. Faktor Eksternal yang terkait dengan ling- kungan seperti perilaku, sikap dan tindakan
rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.
Menurut Fahmi 2011 : 2 “ kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi, baik
organisasi tersebut bersifat proit dan nonproit oriented
yang dihasilkan selama satu periode waktu. Lebih jauh Bastian dalam Fahmi 2011
menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis strategic planning suatu organisasi.
Kemudian elemen lain yang merupakan hal penting dalam organisasi selain kepemimpinan
visioner adalah motivasi. Handoko 2003 menjelaskan bahwa motivasi kerja yaitu keadaan
dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan
tertentu guna mencapai suatu tujuan. Selain motivasi, faktor penting dalam organisasi
pemerintah adalah disiplin. Menurut Setiyawan dan Waridin 2006 mendeinisikan disiplin
sebagai keadaan ideal dalam mendukung pelaksanaan tugas sesuai aturan dalam rangka
mendukung optimalisasi kerja, tanpa adanya disiplin yang baik jangan harap akan dapat
diwujudkan sosok pemimpin atau karyawan ideal sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat
dan organisasi. Fathoni 2006 : 126 memberikan deinisi disiplin sebagai suatu kesadaran dan
kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma yang berlaku.
Sejalan dengan diberlakukannya Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang “Pokok-
pokok Kepegawaian” pasal 3 ayat 1 Pegawai Negeri Sipil berkedudukan sebagai unsur
aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional,
jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dimana dalam pasal 1 diatur secara jelas bahwa “Disiplin
Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban
dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan danatau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin”.
Sukses tidaknya organisasi dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sangat dipengaruhi
oleh kedisiplinan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil
mempunyai peran yang sangat menentukan keberhasilan dalam meraih tujuan dan merupakan
kunci dalam menentukan berhasil tidaknya organisasi pemerintahan. Menurut Wirawan
2009 dan Suranta 2002 dalam Abdilah 2011 ada beberapa variabel yang dapat mempengaruhi
kinerja pegawai antara lain: a. Gaya kepemimpinan yang biasa diterapkan
106
Jurnal Visioner Strategis Y a n i t a
pimpinan kepada bawahan atau pegawai dalam rangka proses kepemimpinannya.
b. Motivasi kerja yang biasa diberikan pe- mimpin atau organisasi kepada bawahan atau
pegawai.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi. Motivasi adalah kekuatan
yang mendorong seseorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku,
Gibson, Ivancevich Donnelly no date. Menurut Hakim 2006 menyatakan bahwa pengaruh
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan menunjukkan hubungan positif dan signiikan.
Lebih lanjut menurut Brahmasari dan Suprayitno 2008 mengatakan bahwa motivasi dan budaya
organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja sedangkan kepemimpinan berpengaruh
positif dan signiikan terhadap kinerja karyawan serta motivasi tidak berpengaruh signiikan
terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya Listianto dan Setiaji 2007 menyatakan bahwa motivasi
kerja berpengaruh positif dan signiikan terhadap kinerja karyawan.
Dari penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara motivasi dan kinerja
berbanding lurus, artinya bahwa semakin tinggi motivasi karyawan dalam bekerja maka kinerja
yang dihasilkan juga tinggi. Berkaitan dengan kinerja, motivasi mempunyai peranan penting
dalam upaya peningkatan produktivitas kerja pegawai, apabila seorang termotivasi, maka
semangat kerja akan semakin tinggi dan pada akhirnya akan berpengaruh pada prestasi kerja.
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kepemimpinan
Jusmaliani 2010 : 195 memberikan pengertian kepemimpinan adalah “kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan organisasi. Sumber pengaruh
ini dapat formal seperti yang diberikan oleh pejabat atau para manajer yang memegang posisi
dalam organisasi perusahaan ataupun informal sebagai yang dimiliki oleh mereka yang mampu
memberikan pengaruh tanpa harus menduduki jabatan pimpinan”.
Kepemimpinan berorientasi pada dua dimensi yaitu orientasi pada tugas dan orientasi hubungan
dengan bawahan sebagaimana teori dari Hersey dan Blanchard dalam Jusmaliani 2011 : 198
yang dikatergorikan menjadi tinggi atau rendah dan selanjutnya dikombinasikan pada empat
perilaku spesiik dari pemimpin yaitu : a. Menjelaskan telling untuk kondisi dimensi
orientasi pada tugas tinggi sedangkan dimensi hubungan rendah; perilaku pemimpin disini
harus directive.
b. Menjual selling untuk kondisi dimensi tu- gas tinggi dan dimensi hubungan juga tinggi;
perilaku pemimpin direktive dan sekaligus supportive
. c. Berpartisipasi participacing untuk kondisi
dimensi tugas rendah dan dimensi hubun- gan tinggi. Pemimpin dan bawahan bersama
membuat putusan, peran utama pemimpin adalah memfasilitasi dan berkomunikasi.
d. Mendelegasikan delegating untuk dimensi tugas rendah dan dimensi hubungan juga ren-
dah. Pemimpin hanya memberikan sedikit sedikit pengarahan dan sedikit support. Pe-
mimpin dalam mewujudkan good governance hendaknya kepemimpinan yang visioner, ber-
sih, berwawasan, demokratis, responsif dan responsibel.
Lebih lanjut Robbins 2008 : 49 “kepemimpinan leadership adalah kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan yang
ditetapkan”. Sedangkan menurut Rivai, 2004 : 2 “kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikutnya untuk mencapai tujuan dan
mempengaruhi kelompok dan budayanya”
Lebih lanjut Agustian 2007 : 158 membagi kepemimpinan dalam lima tingkatan yaitu :
a. Pemimpin yang dicintai b. Pemimpin yang dipercaya
c. Pebimbing d. Pemimpin yang berkepribadian
e. Pemimpin yang abadi
Berdasarkan hal tersebut di atas maka jelaslah bahwa tingkat keberhasilan seseorang
Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
107
Kepemimpinan Visioner, Motivasi dan Disiplin dalam Manajemen
sangat ditentukan pada seberapa tinggi tingkat kepemimpinannya. Tingkat kepemimpinan
seseorang juga menentukan seberapa besar dan seberapa jauh tingkat pengaruhnya terhadap
orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner
merupakan kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan
visi yang realistis dan menarik tentang masa depan organisasi dan ke arah mana tujuan
organisasi. Visi adalah daya pandang yang jauh, mendalam dan luas yang merupakan daya
ikir abstrak yang memiliki kekuatan amat dahsyat dan dapat menerobos segala batas-batas
isik, waktu dan tempat. Gaffar, 1994 dalam Fataruba 2010. Sementara Nanus 2001 : 9-10
mendeinisikan “visi adalah pernyataan tujuan ke mana masa depan organisasi akan dibawa, sebuah
masa depan yang lebih baik, lebih berhasil, atau lebih diinginkan dibandingkan dengan kondisi
sekarang”.
Lebih lanjut Raharjo dalam Mulyono 2008 visi adalah bayangan tentang masa depan
organisasi baik itu perusahaan atau lembaga. Hal senada dikemukakan oleh Lembaga Administrasi
Negara 2005 visi adalah berkaitan dengan pandangan ke depan, ke mana instansi pemerintah
harus dibawa dan diarahkan, agar dapat bekerja secara eksis, konsisten, antisipatif, inovatif dan
produktif. Kepemimpinan visioner adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi
arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan
dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan
visi yang jelas, Kartanegara, 2003 dalam Ardi, 2011.
Hal senada dikemukakan oleh Golleman et.al 2006 dalam Sutja 2010 kepemimpinan
visoner adalah gaya atau kemampuan seseorang untuk menggerakkan orang lain mencapai tujuan
organisasi dengan menggunakan cara pandang ke depan yang realistik, lebih sederhana lagi
pengertian kepemimpinan visioner adalah kemampuan menggerakkan orang–orang ke arah
impian bersama.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa visi merupakan suatu gambaran masa depan mengenai keadaan organisasi yang dicita-
citakan, yaitu organisasi yang lebih baik, inovatif, kompetitif dan mampu mengubah diri serta
lingkungan.
Lebih lanjut Rivai dan Ariin, 2009 : 215 menyebutkan indikator ciri-ciri kepemimpinan
sebagai berikut : a. Percaya diri
b. Menyenangkan c. Ramah tamah
d. Sabar e. Berhati-hati
f. Akurat g. Logis
h. Fokus kualitas.
Nanus 2001 : 15-18, menyebutkan ada empat peran yang harus dimainkan oleh pemimpin
visioner dalam melaksanakan kepemimpinannya, yaitu:
a. Peran penentu arah direction setter. Peran ini
merupakan peran di mana seorang pemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran
atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Hal ini bagi para ahli dalam
studi dan praktek kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu
arah, seorang pemimpin menyampaikan visi, mengkomunikasikannya, memotivasi peker-
ja dan rekan, serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang be-
nar, dan mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju
masa depan.
b. Agen perubahan agent of change. Agen pe- rubahan merupakan peran penting kedua dari
seorang pemimpin visioner. Dalam konteks perubahan, keinginan para stakeholders. para
pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan dan ber-
pikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah. Hal ini menjamin
bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau peristiwa-peristiwa yang dapat
mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan yang paling penting masa depan. Akh-
108
Jurnal Visioner Strategis Y a n i t a
irnya, leksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga penting lingkungan
yang berubah.
c. Juru bicara spokesperson. Memperoleh “pesan” ke luar, dan juga berbicara, boleh
dikatakan merupakan suatu bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organ-
isasi. Seorang pemimpin efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghar-
gai segala bentuk komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan membangun dukungan un-
tuk suatu visi masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunika-
sikan suatu pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi or-
ganisasi-secara internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus “bermanfaat,
menarik, dan menumbulkan kegairahan ten- tang masa depan organisasi.”
d. Pelatih coach. Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Den-
gan ini berarti bahwa seorang pemimpin ha- rus menggunakan kerjasama kelompok untuk
mencapai visi yang dinyatakan. Seorang pe- mimpin mengoptimalkan kemampuan seluruh
“pemain” untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah “penca-
paian kemenangan,” atau menuju pencapai- an suatu visi organisasi. Pemimpin, sebagai
pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi dengan pengarahan, mem-
beri harapan dan membangun kepercayaan di antara pemain yang penting bagi organisasi
dan visinya untuk masa depan. Dalam bebe- rapa kasus, hal tersebut dapat dibantah bahwa
pemimpin sebagai pelatih, lebih tepat untuk ditunjuk sebagai “player-coach.”
Sementara itu menurut Nanus 1992 dalam Ardi, 2011 pemimpin visioner setidaknya harus
memiliki empat kompetensi kunci yaitu: a. Memiliki kemampuan untuk berkomunika-
si secara efektif dengan komponen lainnya dalam organisasi. Hal ini membutuhkan pe-
mimpin untuk menghasilkan “guidance, en- couragement, and motivation
.” b. Memahami lingkungan luar dan memiliki
kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang.
c. Memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prose-
dur, produk dan jasa. Mempertahankan kes- empurnaan pelayanan, sejalan dengan mem-
persiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa depan successfully achieved vision.
d. Memiliki atau mengembangkan peluang un- tuk mengantisipasi masa depan.
Sedangkan menurut Goleman dalam Kurniawan 2010 salah satu gaya kepemimpinan
yang paling positif adalah kepemimpinan visioner, yaitu kemampuan pemimpin untuk menggerakkan
orang ke arah impian bersama. Kepemimpinan ini berdampak sangat positif terhadap suasana
emosi organisasi. Kepemimpinan visioner ini tepat digunakan ketika perubahan membutuhkan
visi baru atau ketika dibutuhkan arah yang jelas. Menurut Antonio 2008 dalam Jusmaliani
2011 : 200-201 menyebutkan bahwa teladan kepemimpinan sesungguhnya terdapat pada
diri Rasulullah Saw karena ia adalah pemimpin yang hilostic, accepted dan proven. Holistik
karena beliau adalah pemimpin yang mampu mengembangkan leadership dalam berbagai
bidang termasuk diantaranya, self development, bisnis dan entrepreneurship kehidupan rumah
tangga yang harmonis. Kepemimpinan accepted karena diakui lebih dari 1,3 milyar manusia.
Sedangkan kepemimpinan proven karena sudah terbukti sejak lebih dari 15 abad yang lalu dan
hingga hari ini masih relevan diterapkan.
Lebih lanjut Hilal 2005 dalam Wahidin 2008 mengemukakan bahwa seorang pemimpin
harus memiliki sekurang-kurangnya lima syarat, yaitu:
1. Muslim 2. Berilmu
3. Adil 4. Memiliki kemampuan memimpin
5. Sehat jasmani sehingga dapat menjalankan
tugas-tugasnya. Sosok pemimpin teladan adalah sosok
pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin serta memiliki
daya kenegarawanan dan keteladanan. Lebih
Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
109
Kepemimpinan Visioner, Motivasi dan Disiplin dalam Manajemen
lanjut Sujatno 2009 tipe pemimpin teladan adalah pemimpin yang memenuhi 4 pilar suri
teladan para Nabi dan Rasul yaitu : 1. Siddiq, yaitu jujur, benar berintegritas tinggi
dan terjaga dari kesalahan; 2. Amanah, yaitu dapat dipercaya, memiliki le-
gitimasi dan akuntabel; 3. Tabligh, yaitu senantiasa menyampaikan ri-
salah kebenaran, tidak pernah menyembun- yikan yang wajib disampaikan;
4. Fathanah, yaitu cerdas, memiliki intelektu- alitas yang tinggi dan profesional.
Lebih lanjut seorang ilosof Islam termasyhur Alfarabi 257-339 H870-950 M dalam Riza
2012 : 8 mempersyaratkan kepemimpinan moral dalam suksesi kepemimpinan,sebagai berikut :
a. Lengkap anggota badannya b. Mempunyai daya paham yang baik
c. Intelektual d. Cakap dalam mengemukakan argumentasi
sehingga mudah dipahami rakyat e. Cinta pendidikan dan ilmu pengetahuan
f. Tidak tamak, bukan pemabuk dan penzina g. Cinta kejujuran dan membenci kebohongan
h. Berjiwa besar dan berakhlaq karimah i. Tidak mengutamakan kemegahan dan keme-
wahan j. Pencinta keadilan dan benci kezaliman
k. Tanggap terhadap penegakan hukum berkeadi- lan
l. Istiqamah dan berani menjalankan ke- benaran.
Sementara Kurniawan 2010 mengatakan ada empat karakter dan model kepemimpinan
berdasarkan Al Qur’an yang dapat menjadi contoh teladan bagi kita yaitu :
a. Haiizun Alim memelihara dan berilmu
yakni kepemimpinan model Nabi Yusuf as. b. Basthathan il Ilmi wal Jism Kuat dalam Ilmu
dan Fisik yakni Kepemimpinan Model Nabi Daud as.
c. Qawiyyul Amiin Teguh dan Amanah yakni Kepemimpinan Model Nabi Ibrahim as..
d. Raufurrahim Bersikap Lembut dan Penyay- ang yakni Kepemimpinan Model Nabi Mu-
hammad saw. Lebih lanjut Kurniawan 2010 menyebutkan
prinsip-prinsip dasar kepemimpinan menurut Al Qur’an sebagai berikut :
a. Hikmah, Mengajak manusia dengan penuh
Hikmah Qs An Nahl : 125 b. Diskusi dengan cara yang baik, jika ada per-
bedaan berdiskusi dengan cara baik QS An Nahl : 125
c. Qudwah, memimpin dengan memberi contoh QS Al Ahzab : 21
d. Pelajaran yang baik, orang akan ikhlas mene- rima perintah jika dia memahami apa man-
faat yang didapatkannya QS An Nahl : 125 e. Musyawarah, kalau ada perintah yang akan
dikerjakan sebaiknya melakukan musyawa- rah dengan orang yang kita pimpin QS Ali
Imran: 159
f. Keadilan, menjadi pemimpin dengan sikap adil, yaitu proporsional dan tidak memihak.
QS An Nisaa : 58 g. Kebebasan berpikir dan kreativitas ijtihad.
Rasul saw menerima pendapat dan ijtihad para sahabatnya
h. Ikatan hati, kelembutan dan saling mendoakan orang yang dpimpinnya. QS Ali Imran : 159
i. Empati terhadap masalah dan keadaan orang yang dipimpin QS Ali Imran : 159.
j. Mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensi orang lain. Rasul saw mengutus para
sahabatnya untuk berdakwah menggantikan posisinya ke Madinah, Habasyah, Yaman dan
lain-lain.
Lebih lanjut tugas utama seorang pemimpin menurut Stonen dalam Sitompul, 2010
adalah: a. Pemimpin bekerja dengan orang lain Seorang
pemimpin bertanggungjawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasan-
nya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
b. Pemimpin adalah tanggungjawab dan mem- pertanggungjawabkan
akuntabilitas. Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk
menyusun tugas menjalankan tugas, men- gadakan evaluasi, untuk mencapai outcome
yang terbaik. Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
110
Jurnal Visioner Strategis Y a n i t a
c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tu- juan dan prioritas. Proses kepemimpinan di-
batasi sumber, jadi pemimpin harus dapat me- nyusun tugas dengan mendahulukan prioritas.
Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya
kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efesien dan menyeles-
aikan masalah secara efektif.
d. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual. Seorang pemimpin harus menjadi
seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentiikasi masalah
dengan akurat. Pemimpin harus dapat mengu- raikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas
dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
e. Pemimpin adalah seorang mediator. Konlik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi.
Oleh karena itu, pemimpin harus dapat men- jadi seorang mediator penengah.
f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat. Seo- rang pemimpin harus mampu mengajak dan
melakukan kompromi. Sebagai seorang dip- lomat, seorang pemimpin harus dapat mewa-
kili tim atau organisasinya.
g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit. Seorang pemimpin harus dapat memecahkan
masalah atau persoalan yang dihadapi.
Lebih jauh, Rivai dan Ariin 2009 : 267 menyebutkan bahwa seorang pimpinan adalah
orang yang mempunyai kemampuan sebagai pemimpin yaitu :
a. Dapat dipercaya oleh pengikutnya follower. b. Mempunyai pengaru positif yang kuat terha-
dap pengikutnya. c. Saling melayani dengan pengikutnya
d. Mampu menjadi navigator yang andal. e. Menumbuhkan kreativitas pengikutnya.
Kemudian Tasmara 2002 : 102- 103 mendeinisikan kepemimpinan ialah
“kemampuan untuk mengambil posisi dan sekaligus memainkan peran role sehingga
kehadiran dirinya memberikan pengaruh pada lingkungannya, seorang pemimpin adalah orang
yang mempunyaai personalitas yang tinggi”. Lebih lanjut Tasmara 2002 : 103 memaparkan
bahwa dalam Islam ” seorang pemimpin harus memiliki pandangan atau wawasan ke depan
visioner leadership, gaya kepemimpinan seperti ini merupakan salah satu gaya kepemimpinan
Rasulullah yang memiliki prinsip-prinsip serta wawasan ke depan future outlook bahkan
gagasan pemikiran pemikiran beliau jauh melampaui zamannya dimana kepemimpinan
beliau adalah bentuk kepemimpinan dengan keteladanan, uswatun hasanah leadership by
example
dimana kepemimpinan beliau terpadu tiga komponen yang mutlak dibutuhkan oleh para
pemimpin yaitu vision, value dan vitality. Selanjutnya
menurut Covey
1997 dalam bukunya yang berjudul “Principle
Centered Leadership ” Ibrahin, 2001 dalam
Sitompul 2010 menguraikan prinsip-prinsip kepemimpinan itu sebagai berikut :
a. Selalu Belajar Belajar Seumur Hidup. Bela-
jar tidak diartikan melalui pendidikan formal saja, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya,
belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar, terbuka terhadap saran-usul
dan kritik. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
b. Berorientasi pada pelayanan Seorang pe- mimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab
prinsip pemimpin dengan prinsip melay- ani berdasarkan karir sebagai tujuan utama.
Dalam memberi pelayanan, pemimpin seha- rusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang
baik.
c. Memancarkan energi positif. Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggu-
nakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuk-
sesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik.
Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif.
d. Percaya pada orang lain. Seorang pemimpin mampu memberikan kepercayan pada orang
lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka termotivasi untuk bekerja lebih baik.
Kepercayaan harus diikuti dengan kepedu- lian.
e. Hidup seimbang. Seorang pemimpin harus dapamenyeimbangkan tugasnya dan berori-
Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
111
Kepemimpinan Visioner, Motivasi dan Disiplin dalam Manajemen
entasi kepada prinsip kemanusiaan dan kes- eimbangan diri antara pekerjaan dan kemam-
puan untuk menjaga kesehatan melaui olah raga, rekreasi, istirahat yang cukup. Keseim-
bangan kebutuhan phisik dan psikis. Keseim- bangan antara kehidupan dunia dan akherat.
f. Melihat kehidupan sebagai petualang. Dalam hal ini ‘petualang‘ berarti kemampuan untuk
menikmati hidup dengan segala konsekuen- sinya. Karena hidup adalah suatu petualangan
yang membutuhkan inisiatif, ketrampilan, kreatiitas, kemauan, keberanian, dinamisasi
dan kebebasan dari dalam diri sendiri.
g. Sinergitas Kompak Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergistik dan meru-
pakan katalis media perubahan. Dia selalu mengatasi kelemahannya dirinya dengan ke-
kuatan orang lain. Sinergi adalah bekerjasama working together yang memberi keuntungan
kedua belah pihak. Menurut The New Bro- lier Webster International Dictionary
, Sin- ergi adalah satu kerja kelompok, yang mana
memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus
dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
h. Latihan mengembangkan diri sendiri. Seorang pemimpin harus selalu memperbaharui diri
agar mampu mencapai keberhasilan yang tinggi. Oleh karena itu orientasi jangan hanya
pada produk, tetapi juga pada proses. Proses ini berhubungan dengan pemahaman dan
pendalaman, memperluas melalui belajar dan pengalaman diri sendiri dan orang lain, pene-
rapan prinsip-prinsip dan pemantauan hasil.
Selanjutnya menurut Sofa 2008 beberapa karakteristik pemimpin visioner yaitu :
a. Sebagai penentu arah dimana pemimpin harus mampu menyusun langkah berbagai sasaran
yang dapat diterima sebagai suatu kemajuan rill oleh semua elemen bangsa. Seperti nakho-
da, pemimpin harus mampu menentukan arah negara dalam situasi dan kondisi apapun den-
gan langkah-langkah yang tepat untuk men- gamankan, menyelamatkan atau dalam me-
majukan negara dengan langkah revolusioner sekalipun bila benar-benar dibutuhkan.
b. Sebagai agen perubahan pemimpin harus mampu mengantisipasi berbagai perkem-
bangan di bunia luar, memperkirakan im- plikasinya terhadap negara, menciptakan
sense of urgency
dan prioritas bagi perubahan yang disyaratkan oleh visi, mempromosikan
eksperimentasi dan memberdayakan orang- orang untuk menghasilkan perubahan yang
diperlukan. Gambaran sederhana pemimpin sebagai agen perubahan adalah rakyat yang
tadinya disiplin menjadi berdisiplin tinggi, rakyat yang tadinya dihantui konlik etnis dan
agama menjadi penuh toleran, rakyat yang ta- dinya membuang sampah sembarangan men-
jadi membuang sampah pada tempatnya.
c. Sebagai orator ulung, yang mampu mengko- munikasikan visi dan misinya kepada rakyat
sehingga rakyat antusias mendengarkan den- gan penuh perhatian ketika pemimpin terse-
but memberi pencerahan. Selain itu pemimpin juga harus bisa berdiplomasi di tingkat dunia
untuk mempromosikan berbagai gagasannya yang orsinil dan universal.
d. Sebagai guru dan pemberi teladan yang baik, pemimpin harus sanggup dan mampu dija-
dikan cermin bagi warganya dan sanggup menjadi tauladan yang baik kepada siapapun.
Pemimpin harus menjaga ahlaknya karena pemimpin sebagai pusat perhatian, pemimpin
juga harus menciptakan banyak karya dan keberhasilan sebab pemimpin akan dicontoh
oleh warganya.
Contoh kepemimpinan transfomasional sekaligus visioner bisa kita perhatikan ada pada
diri nabi dan rasul sejak zaman Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW dan terutama
Rasul Ulul Azmi. Rasul Ulul Azmi dikenal dengan rasul yang mempunyai banyak keinginan
dan harapan untuk kemajuan peradaban manusia dan mampu mengatasi krisis kemanusian pada
zamannya sehingga manusia pada saat itu mendapat bimbingan dan tercerahkan serta
mempunyai efek pengaruh yang sangat besar sampai pada kehidupan masa kini. Rasul Ulul
Azmi tersebut adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad.
Lebih jauh, Hart sang penulis buku
112
Jurnal Visioner Strategis Y a n i t a
“Seratus Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah” dalam Agustian 2007 : 161 men-
gatakan bahwa “Muhammad bukan saja pe- mimpin agama, tetapi juga pemimpin dunia.
Hart menilai, adanya kombinasi yang tak tertandingi yang mampu dipegangnya secara
seimbang, antara agama dan duniawi, me- lekat erat dalam diri Nabi Muhammad, se-
hingga Muhammad itu manusia paling ber- pengaruh dalam sejarah manusia”. Sementara
itu Rivai dan Ariin 2009 : 8 menyebutkan “untuk mendapatkan pemimpin yang sesuai
dengan era kini diperlukan kejelian dalam menghadapi segala permasalahan yang ada,
mempunyai kemampuan memimpin dan kemampuan intelektual. Selain itu seorang
pemimpin hendaknya mempunyai karisma untuk melakukan transformasi atau peruba-
han dalam organisasi dan juga transformasi dalam pemikiran individu serta pihak-pihak
yang ada dalam organisasi”. Menurut Sofa 2008 kepemimpinan visioner harus bisa
menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih oleh karena itu seorang
pemimpin visioner harus : a. Menyusun arah dan secara personal se-
pakat untuk menyebarkan kepemimpinan visioner ke seluruh organisasi.
b. Memberdayakan para karyawan dalam bertindak untuk mendengar dan menga-
wasi umpan balik. c. Selalu memfokuskan perhatian dalam
membentuk organisasi mencapai potensi terbesarnya.
Keberhasilan manajemen pemerintahan sangat dipengaruhi oleh efektivitas kepemimpinan,
sehingga kepemimpinan atau leadership dapat dikatakan inti dari manajemen pemerintahan.
Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya,
karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuannya, Waridin dan Guritno, 2005. Namun pada kenyataannya, masih
terdapat karyawan yang kurang mendapat dukungan dan perhatian dari pimpinan sehingga
berakibat pada menurunnya kinerja pegawai yang berdampak pada produktiitas organisasi
menjadi kurang optimal dan tidak tercapainya visi organisasi tersebut.
Pada sisi lain dengan adanya program kesejahteraan diharapkan dapat memenuhi
berbagai kebutuhan para karyawan sehingga menimbulkan disiplin yang tinggi karena
dengan disiplin yang tinggi berarti karyawan sadar dan bersedia bekerja dalam kondisi yang
baik, bersungguh-sungguh dan dengan sepenuh hati melaksanakan tugas-tugasnya perlu adanya
program kesejahteraan sehingga mendukung keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan. Hasibuan 2001:182 mengatakan bahwa “Pentingnya program
kesejahteraan yang diberikan kepada karyawan dalam rangka meningkatkan disiplin kerja
karyawan”.
Tipe-tipe Pemimpin Menurut Siagian 2002 pemimpin dapat
diklasiikasikan menjadi lima tipe utama yaitu sebagai berikut :
a. Tipe pemimpin otokratis b. Tipe pemimpin militeristis
c. Tipe pemimpin pathernalistis d. Tipe pemimpin kharismatis
e. Tipe pemimpin demokratis
Sedangkan Robbins 2006 dalam Reza 2010 mengidentiikasikan empat jenis gaya
kepemimpinan antara lain: a. Gaya Kepemimpinan Kharismatik
. Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpi-
nan yang heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu
pemimpin mereka