Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang menggerakan seseorang baik karena faktor dari dalam dirinya
ataupun faktor luar, dapat berupa imbalan atas hasil kerjanya, serta situasi dan kondisi yang dihadapi yang akan mempengaruhi kinerja seseorang.
b. Teori Motivasi
A. Teori Hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow
Model Maslow Ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan. Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk
menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar individu tersebut termotivasi untuk kerja, yang dapat dilihat pada gambar 2.1 :
Sumber : Arep Ishak dan Tanjung Hendri 2003
Gambar 2.1 Maslow’s Need Hierarchy
Maslow mengemukan bahwa manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang ada didalam hidupnya, diantaranya :
a. Kebutuhan fisiologi yaitu, pakaian, perumahan, makanan, seks disebut kebutuhan paling dasar
Universitas Sumatera Utara
b. Kebutuhan keamanan, keselamatan, perlindungan, jaminan pensiun, asuransi kecelakaan, dan asuransi kesehatan.
c. Kebutuhan sosial, kasih sayang, rasa memiliki, diterima dengan baik, persahabatan.
d. Kebutuhan penghargaan, status, titel, simbol-simbol, promosi. e. Kebutuhan aktualisasi diri, menggunakan kemampuan, skill, dan potensi.
B. Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg
Menurut teori ini ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu faktor pemuas motivation factor yang disebut juga dengan
satisfier atau instrinsic motivation dan faktor kesehatan hygienes yang juga disebut disatisfier atau ekstrinsic motivation. Teori Herzberg ini melihat ada dua
faktor yang mendorong karyawan termotivasi yaitu faktor intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik
yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja.
Menurut Herzberg faktor ekstrinsik tidak akan mendorong minat para pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini dianggap tidak
memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu dapat menjadi sumber ketidakpuasan potensial.
Sedangkan faktor intrinsik merupakan faktor yang mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan terhadap kebutuhan tingkat
tinggi faktor motivasi lebih memungkinkan seseorang untuk berforma tinggi
Universitas Sumatera Utara
dari pada pemuasan kebutuhan lebih rendah, Leidecker dan Hall dalam Timpe 2002.
Dari teori Herzberg tersebut, uanggaji tidak dimasukkan sebagai faktor motivasi dan ini mendapat kritikan dari para ahli. Pekerjaan kerah biru sering kali
dilakukan oleh mereka bukan karena faktor intrinsik yang mereka peroleh dari pekerjaan itu, tetapi karena pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhan dasar
mereka. Penelitian oleh Schwab, De Vitt dan Cuming tahun 1971 telah
membuktikan bahwa faktor ekstrinsik dapat berpengaruh dalam memotivasi performa tinggi, Grensing dalam Timpe 2002.
C. Teori ERG Existence, Relatednes, Growth dari Alderfer
Menurut teori ERG dari Clayton Alderfer ini ada 3tiga kebutuhan pokok manusia yaitu :
a. Existence eksistensi;Kebutuhan akan pemberian persyaratan keberadaan
materiil dasar kita kebutuhan psikologis dan keamanan. b.
Relatednes keterhubungan;Hasrat yang kita miliki untuk memelihara hubungan antar pribadi kebutuhan sosial dan penghargaan.
c. Growth pertumbuhan;Hasrat kebutuhan instrik untuk perkembangan
pribadi kebutuhan aktualisasi diri.
D. Teori Prestasi dari McClelland
Hal-hal yang memotivasi seseorang menurut Mc.Clelland dalam Hasibuan 2005 adalah : a.
kebutuhan akan prestasi need for achievement = n Ach.
Universitas Sumatera Utara
b. kebutuhan akan kekuasaan need for power = n Pow.
c. kebutuhan akan afiliasi need for affiliation = n Af.
E. Teori harapan Expectancy Theory
Pencetus pertama dari teori dari harapan ini adalah Victor H. Vroom dan merupakan teori motivasi kerja yang relatif baru. Teori ini berpendapat bahwa
orang-orang atau petugas akan termotivasi untuk bekerja atau melakukan hal-hal tertentu jika mereka yakin bahwa dari prestasinya itu mereka akan mendapatkan
imbalan besar. Seseorang mungkin melihat jika bekerja dengan giat kemungkinan adanya suatu imbalan, misalnya kenaikan gaji, kenaikan pangkat dan inilah yang
menjadi perangsang seseorang dalam bekerja giat.
F. Teori pembentukan prilaku Operant Conditioning
Menurut teori pembetukan perilaku, perilaku pegawai dipengaruhi kejadian kejadian atau situasi masa lalu. Apabila konsekuensi perilaku tersebut
positif, maka pegawai akan memberikan tanggapan yang sama terhadap situasi lama, tetapi apabila konsekuensi itu tidak menyenangkan, maka pegawai cendrung
mengubah perilakuya untuk menghindar dari konsekuensi tersebut.
G.
Teori Keadilan Equity Theory
Teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa pegawai akan termotivasi untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, apabila ia diperlakukan
secara adil dalam pekerjaannya. Inti dari teori ini adalah pegawai membandingkan usaha mereka terhadap imbalan yang diterima pegawai lainnya dalam situasi kerja
yang relatif sama. Selain itu juga membandingkan imbalan dengan pengorbanan
Universitas Sumatera Utara
yang diberikan. Apabila mereka telah mendapatkan keadilan dalam bekerja, maka mereka termotivasi untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
c. Manfaat Motivasi Kerja