Koefisien Korelasi Analisis Regresi Linier Berganda

memprediksi hubungan korelasi dan pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen atau ANOVA dapat digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis keseluruhan dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Rumusan hipotesis penelitian telah dijelaskan pada Bab III Kerangka Konseptual. Sedangkan untuk pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan harga staistik uji F berikut: Jika F hitung = T tabel atau probabilitas = 0,05 maka Ho diterima Jika F hitung T tabel atau probabilitas 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima Dengan menggunakan paket program SPSS, didperoleh hasil perhitungan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 6.5. Tabel 6.5. Hasil Perhitungan ANOVA Penelitian Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4.295 4 1.074 20.662 .000 a Residual .780 15 .052 Total 5.075 19 a. Predictors: Constant, Kecerdasan Melakukan Eksekusi, Hasrat Untuk Berbisnis, Ketahanan Menghadapi Kegagalan, Fokus pada Produk dan Pelanggan b. Dependent Variable: Kemampuan Penerima Bantuan Dari Tabel 6.5, nilai F hitung yang diperoleh adalah 20.662 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan probabilitas 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 p0,05, maka Ho ditolak dan Ha dapat diterima, dengan kata lain model regresi tersebut bisa digunakan untuk memprediksi hubungan korelasi dan pengaruh variabel independen yaitu hasrat untuk berbisnis, fokus pada produk dan pelanggan, ketahanan menghadapi kegagalan dan kecerdasan melakukan eksekusi terhadap variabel dependen yaitu kemampuan penerima bantuan.

6.1.3.3 Koefisien Korelasi

Dari proses regresi linier yang dilakukan, pada tahap akhir kita akan melihat koifisien korelasi masing-masing variabel independen terhadap variabel Universitas Sumatera Utara dependen, sehingga dapat dituliskan kedalam suatu persamaan regresi. Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 6.6. Tabel 6.6. Hasil Perhitungan Koifisien Korelasi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .433 .626 .691 .500 Hasrat Untuk Berbisnis .685 .226 .622 2.029 .008 Fokus pada Produk dan Pelanggan .330 .211 .353 1.564 .039 Ketahanan Menghadapi Kegagalan .117 .186 .078 .627 .040 Kecerdasan Melakukan Eksekusi .037 .150 .034 .244 .011 a. Dependent Variable: Kemampuan Penerima Bantuan Dari Tabel 6.6, persamaan regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah: Y= 0.433 + 0.685X1 + 0.330 X2+ 0.117 X3 + 0.037 X4 Dari persamaan diatas, dapat dijelaskan bahwa: 1. Konstanta 0.433 berarti apabila tidak ada variabel independen yaitu hasrat untuk berbisnis, fokus pada produk dan pelanggan, ketahanan menghadapi kegagalan dan kecerdasan melakukan eksekusi, maka kemampuan penerima bantuan akan mengalami kenaikan dengan sendirinya sebesar 0,433 poin. 2. Variabel hasrat untuk berbisnis X1: Berdasarkan Tabel 6.6, dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk X1 yaitu 2,029 t hitung t tabel = 2,132, dan taraf signifikan 0,008, sehingga probabilitas lebih kecil dari 0,05 p 0,05, berarti seluruh variabel adalah berpengaruh signifikan secara statistik. Koifisien 0,685X1 berarti apabila ada 1 satu penambahan poin Universitas Sumatera Utara variabel hasrat untuk berbisnis, maka akan mengalami kenaikan sebesar 0,685 poin. 3. Variabel fokus pada produk dan pelanggan X2: Berdasarkan Tabel 6.6, dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk X2 yaitu 1,564 t hitung t tabel = 2,132 dan taraf signifikan 0,039, sehingga probabilitas lebih kecil dari 0,05 p 0,05, berarti seluruh variabel adalah berpengaruh signifikan secara statistik. Koifisien 0,330X2 berarti apabila ada bertambah 1 satu penambahan poin pada variabel fokus pada produk dan pelanggan, maka variabel kemampuan penerima bantuan akan mengalami kenaikan sebesar 0,330 poin. 4. Variabel ketahanan menghadapi kegagalan X3: Berdasarkan Tabel 6.6, dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk X3 yaitu 0,627 t hitung t tabel = 2,132, dan taraf signifikan 0,040, sehingga probabilitas lebih kecil dari 0,05 p 0,05, berarti seluruh variabel adalah berpengaruh signifikan secara statistik. Koifisien 0,117X1 berarti apabila ada 1 satu penambahan poin variabel ketahanan menghadapi kegagalan, maka kemampuan penerima bantuan akan mengalami kenaikan sebesar 0,117 poin. 5. Variabel kecerdasan melakukan eksekusi X4: Berdasarkan Tabel 6.6, dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk X4 yaitu 0,244 t hitung t tabel = 2,132, dan taraf signifikan 0,011, sehingga probabilitas lebih kecil dari 0,05 p 0,05, berarti seluruh variabel adalah berpengaruh signifikan secara statistik. Koifisien 0,037X1 berarti apabila ada 1 satu penambahan poin variabel kecerdasan melakukan eksekusi, maka kemampuan penerima bantuan akan mengalami kenaikan sebesar 0,037 poin. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, dari hasil proses analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan, didapat bahwa variabel independen yaitu variabel hasrat untuk berbisnis lebih besar mempengaruhi variabel dependen yaitu kemampuan penerima bantuan dibandingkan variabel independen lain yaitu variabel fokus pada produk dan pelanggan, ketahanan menghadapi kegagalan dan kecerdasan melakukan eksekusi. Hal ini dapat dipastikan karena faktor-faktor pembentuk variabel hasrat untuk berbisnis sangat mempengaruhi kemampuan penerima bantuan untuk mengembalikan pinjaman sesuai dengan ketentuan dan kesepakatan antara pemberi bantuan dalam hal ini PKBL PT Perkebunan Nusantara III Persero dan penerima bantuan.

6.2 Pembahasan Hasil

Berdasarkan hasil analisis sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab 6.1. secara keseluruhan bahwa pengaruh variabel hasrat untuk berbisnis terhadap kemampuan penerima bantuan baik dalam mengembalikan pinjaman, cara mengembalikan, sikap penerima dalam menjalankan usaha maupun kemampuan penerima pinjaman memasarkan produk usahanya sangat signifikan yaitu sebesar 68,5, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Variabel Hasrat untuk berbisnis memberikan pengaruh cukup besar terhadap kemampuan penerima pinjaman memiliki alasan yang dapat diterima, hal ini dikarenakan bahwa penerima bantuan yang benar-benar dan bersungguh- sungguh untuk menjalankan usahanya dapat meningkatkan kemampuan penerima pinjaman, sebaliknya jika hasrat untuk berbisnis saja sudah rendah, maka kemampaun penerima bantuan baik dalam mengembalikan pinjaman, cara mengembalikan, sikap penerima dalam menjalankan usaha maupun kemampuan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Program Kemitraan Bantuan Usaha Kepada Ekonomi Kecil di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Medan

3 61 100

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 40 89

Kemitraan Usaha Kecil Menengah Dengan Badan Usaha Milik Negara Di Kota Medan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) dan PT. Jamsostek (PERSERO) Cabang Kantor Medan)

0 56 199

Evaluasi Terhadap Kinerja Kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III Dengan Usaha Kecil (Kasus: Kota Medan)

0 23 88

Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pengembalian Dana Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Melalui Program Kemitraan Kepada Usaha Kecil Di Kota Medan

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pengembalian Dana Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Melalui Program Kemitraan Kepada Usaha Kecil Di Kota Medan

0 0 1

Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pengembalian Dana Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Melalui Program Kemitraan Kepada Usaha Kecil Di Kota Medan

0 0 5

Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pengembalian Dana Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Melalui Program Kemitraan Kepada Usaha Kecil Di Kota Medan

0 0 12

Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pengembalian Dana Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Melalui Program Kemitraan Kepada Usaha Kecil Di Kota Medan

0 0 2

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 0 10