Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Lokasi dan Waktu Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-korelasional. Menurut Nazir 1988, penelitian deskriptif korelasional adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Jenis penelitian deskriptif yang dilakukan adalah penelitian survei survey research. Penelitian ini juga menggunakan metode sensus. Menurut Suharsini 1996 populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitiannya merupakan populasi studi atau juga disebut populasi studi sensus.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. 1. Data Primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara dan penyebaran kuesioner. 2. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut atau disebut data tidak secara langsung diperoleh dari objek penelitian, data ini berupa sumber studi literatur diantaranya adalah Perusahaan Terkait yakni PT. Perkebunan Nusantara III Persero dan hasil-hasil penelitian terdahulu. Universitas Sumatera Utara

4.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Jenis pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner merupakan pertanyaan non terstruktur terbuka dan pertanyaan terstruktur tertutup. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sensus kepada seluruh subyek penelitian yaitu sebanyak 20 responden. Dalam penelitian ini subyeknya adalah seluruh penerima bantuan program kemitraan semester I tahun 2010 di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara yang bergerak dalam kelompok usaha kecil. Kemudian dibagi menjadi 2 dua bidang usaha. Adapun jumlah populasi usaha kecil penerima bantuan Program Kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III terlihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Populasi Penerima Bantuan Semester I Tahun 2010 No Bidang Usaha Jumlah Penerima 1 Dagang 8 2 Jasa 12 Total 20

4.3.1 Variabel Operasional Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel dalam penelitian yang dituangkan pada Tabel 4.2 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel Variabel Karakteristik Definisi Karakteristik Alat Ukur Skala Variabel Dependen - Kemampuan penerima bantuan Mengembalikan pinjaman Cara mengembalikan pinjaman Sikap penerima dalam menjalankan usaha Bagaimana penerima pinjaman memasarkan produk usahanya Pengembalian pinjaman adalah kesanggupan peminjam dalam mengembalikan pinjaman yang telah diberikan sesuai dengan ketentuan dan persetujuan antara peminjam dan pemberi pinjaman. Cara mengebalikan pinjaman adalah bagaimana peminjam mengembalikan pinjaman tersebut. Hal ini dapat dilakukan melualui Bank ataupun langsung ke pemberi pinjaman. Sikap penerima dalam menjalankan usaha dapat dikatakan sebagai upaya penerima pinjaman dalam menggunakan pinjaman untuk menjalankan usaha. Bagaimana penerima pinjaman memasarkan produk usahanya dilakukan dengan cara survei pasar dan kebutuhan terhadap produk usahanya. Dengan demikian penerima pinjaman dapat memasarkan usahanya dengan baik. - Kuisioner Likert 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Cukup Baik 4. Baik 5. Sangat Baik Variabel Independen - Hasrat Dalam Melakukan Bisnis Ambisius Ambitius Memiliki Integritas integrity Berorientasi Kepemimpinan leadership Ambisius adalah motivasi dalam perencanaan dan menyusun strategi untuk pengembangan bisnis. Wirausahawan akan menghadapi rintangan ketika meluncurkan dan menjalankan bisnisnya. Rintangan ini mungkin mempengaruhi ambisi. Wirausahawan yang ambisius melihat rintangan bisnis sebagai peluang untuk tumbuh dan kegagalan sebagai pembelajaran menambah pengalaman. Integritas dalam bisnis adalah penjajaran antara pilosofi pribadi dan filosofi umum dengan bisnis sebenarnya dan praktek yang professional. Ketabahan yang teguh kepada nilai-nilai dari kejujuran dan berbanding lurus dengan penguasan bisnis ketika hubungan dengan pelanggaran, karyawan, para penyalur, pemegang saham, dan lain-lain. Kepemimpinan adalah atribut membuat wirausahawan mengarahkan dan menginspirasiorang atau kelompok orang. Kepemimpinan dan memberikan petunjuk dalam bisnis. Kepemimpinan membutuhkan seorang wirausahwan untuk membuat dkeputusan dalam - Kuisioner Likert 1. Sangat Kurang 2. Kurang 3. Cukup Baik 4. Baik 5. Sangat Baik Universitas Sumatera Utara - Berfokus Pada Produk dan Pelanggan Berorientasi Team Player Visioner Visionary Komunikatif Communcation Ingin Tahu Curiosity Terfokus Focus Inovatif Innovative Berorientasi Penjualan Salesmanship target keuntungan dari usahanya. Kemampuan dalam membuat dan mengeksekusi keputusan merupakan kunci dalam kesukseskaan bisnis. Menjadi team palyer harus memiliki untuk mendesain, mengkontruksikan dan merancang bangun orang sesuai dengan skill berarti memiliki keberanian mengumpulkan suatu dukungan dari individu dalam situasi tertentu, sungguhnya peran dari wirausahwantidak perlu selalu jadi pemimpin. Organisasi, pendelegasian, dan tugas dari peran dan tanggung jawab penting ketika mengembangkan regu. Visi menyediakan wirausahawan untuk melihat dengan jelas, membedakan, dan dan pengertian spesifik yang mendalam terhadap masa depan. Visi adalah kemampuan untuk liaht hasil yang bias gagal yang wirausahawan kemampuan untuk meramalkan permintaan. Visi mengidentifikasi tujuan dan nilai-nilai perusahaan. Komunikasi dalam indera wirausahawab adalah kemampuan untuk memotivasi, mempengaruhi, mendidik, memfasilitasi, meyakinkan dan menyatukan dukungan dalam bisnis dengan ide dan goal pribadi. Ciri ini juga merupakan kemampuan untuk memprakarsai dan mengarikulasi pembicaraan dalam konsep bisnisyang abstrak, proposal penuh, strategi dan inisiatif bisnis baik secara tertulis maupun komunikasi verbal. Kemampuan ini adalah rasa keingintahuan dari wirausahawan yang mengarahkannya dalam bertanya dan menggali untuk menemukan praktek bisnis yang optimal. Dia juga merupakan katalisator, yang menggabungkan “status quo” produk dan solusi service dalam memecahkan masalah customer. Focus adalah kemampuan dalam menghimpun sumber daya, energy dan perhatian terhadap yang berhubungan dengan kesempatan atau ancaman yang dihadapi dalam bisnis. Inovasi adalah kemampuan dalam melihat halangan dalam bisnis, kebutuhan pasar yang tidak terpenuhi, masalah industry atau situasi dari perpektif yang berbeda. Inovasi mengantarkan wirausahawan untuk menghindari paradigm industry dan menemukan solusi yang tepat - Kuisioner Likert Universitas Sumatera Utara - Ketahanan Dalam Menghadapi Kegagalan - Kecerdasan Dalam Melakukan Adaptif adaptiptability Optimis optimistic Pemecahan masalah problem solving Pengambil risiko Risk Management Memotivasi diri selfmotivation Seimbang Balance waktu, unik dan kreatif. Kemampuan adaptasi adalah kemauan dan kemampuan untuk merubah dan memperbaiki dalam rangka memenuhi keanekaragaman industry, keadaan pasar dan kebutuhan bisnis yang dinamis. Kemampuan ini membuat wirausahawab untuk tetap tenang dalam menghadapi situasi yang tidak dapat diprediksi, penyimpangan pasar sehingga pada akhirnya menjadi lebih kuat dalam keharusan menghadapi dan improvisasi perubahan. Optimis adalah keyakinan bahwa suatu kondisi akan mengarahkan kepada hasil yang positif. Optimis membuat wirausahawan memfokuskan diri pada aspek yang menguntungkan disetiap event dan keadaan. Dia juga membuat wirausahawan dapat mengestimasi hasil yang menguntungkan disegala situasi. Ini adalah kemampuan untuk secara efektif menghadapi dan mengatasi masalah yang mungkin akan dihadapi wirausahawan. Pemecahan masalah terutama sekali berlaku bagi permasalahan yang belum pernah ditemukan usahawan. Keterampilan ini membawa wirausahawan untuk mendekati permaslaahan dengan membuka pikiran dan berperan untuk resolusi masalah itu. Risiko adalah bahaya yang munkin dihadapii oleh wiraushawab didalam usahanya untuk membangun bisnisnya. Manajemen risiko adalah identifikasi dan penerimaan terhadap risiko masa depan dan saat ni dalam rangka mencapai sukses. Wirausahawan yang memperaktekkan manajemen risiko mengevaluasi risiko dan menentukan jika kesempatan untuk berhasil adalah cukup besar disaat ia menerima risiko tersebut. Motivasi diperlukan didalam segala sumberdaya dan pekerjaan sehari-hari yang membosankan namun diperlukan untuk berhasil didalam bisnis. Motivasi bias didapat melalui eksternal atau internal. Motivasi diri adalah pengarahan internal yang dimiliki seseorang untuk memikul dan bertahan dalam menghadapi periode sulit dari bisnis mereka. Keseimbangan adalah kemampuan untuk menentukan dan memperbaiki untuk mencapai - Kuisioner - Kuisioner Likert Likert Universitas Sumatera Utara Eksekusi Memiliki tujuan Determination Memiliki tekad purposefulness Cerdik Resourcesfullness Strategis Strategist equilibrium optimal yangmenuju efisiensi operasi, vitalitas bisnis, kelangsungan keuangan dan kepuasan pribadi. Wirausahawan harus memiliki kemampuaan dalam membaurkan waktu, usahadan sumber-sumber daya agar mencapa situasi yang saling menguntungkan win-win solution Hal ini diartikan sebagai hasrat yang medalam dan menyala dalam melihat proyek hingga akhir. Ia juga melambangkan keinginan dan ambisi dari usahawan, yaitu kemampuan dalam malkukan pekerjaan untuk menghadapi halangan dan rintangan bisnis hingga solusi yang tepatditemukan. Ini berarti wirausahawan dapat dengan jelas menggambarkan sasaran hasil dan gol mereka. Usahawan harus dapat menetapkan suatu pelaihan untuk mencapai sasaran hasil dan gol itu. Dia juga harus memiliki tujuan, visi, dan arah, melakukan dengan kewaspadaan, tujuan yang disengaja, dan tekad yang keras. Cerdik adalah kemampuan untuk mengatasi situasi dan tantangan baru dengan segera. Kemampuan untuk menggunakan metoda pemecahan masalah yang kreatif dengan ,menggali sumber daya yang tersedia untuk emnemukan situasi efektif. Secara khas, cerdik adalah sesuatu yang dengan kreatif menjaga keseimbangan waktu, energy, usaha, modal, dan lain sumber daya bagi rintangan di cara yang paling optimal. Strategis adalah dapat menghasilkan rencana dan implementasinya secara efektif untuk posisi bisnis yang lebih baik dalam rangka menuju sukses. Dibutuhkan suatu visi jangka panjang untuk keseluruhan usaha dan kemampuan untuk menidentifikasi arena yang berbedda dari bisnis mereka. Setelah itu wirausahawan harus mengkonversi visi mereka ke dalam suatu strategi yang masuk akal dan bias melaksanakan strategiu itu dengan cerdas.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4.1 Analisis Deskriptif

Menurut Nazir 1988 analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem Universitas Sumatera Utara pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

4.4.2 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Kriyantono 2007 menyatakan bahwa dalam suatu penelitian, agar data yang terkumpul valid, maka instrumen pengumpulan data harus baik, karena instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu dalam mengumpulkan data. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Validitas konstruk merupakan salah satu ukuran validitas sebuah kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila setiap butir pertanyaan mempunyai keterkaitan yang tinggi. Reliabilitas merupakan kemampuan alat ukur dalam memberikan hasil yang konsisten. Reliabilitas alat ukur merupakan syarat mutlak untuk menentukan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yang lain.

4.4.3 Uji Multikolinieritas dan Heterokedastisitas

Multikolinearitas adalah korelasi linear yang “perfect” atau eksak di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model. Misalnya kita melakukan penelitian mengenai perilaku varibel Y kemampuan penerima bantuan, dan dijelaskan oleh beberapa variabel yang kita masukkan ke dalam model katakanlah X 1 , X 2 , X 3 , dan X 4 . Persamaan kita tulis: Y=a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Jika antara X 1 , X 2 , X 3 , dan X 4 ada yang memiliki korelasi tinggi maka hal tersebut mengindikasikan adanya problem multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara Heterokedastisitas terjadi dalam regresi apabila varian error ei untuk beberapa nilai x tidak konstan atau berubah-ubah. Pendeteksian konstan atau tidaknya varian error konstan dapat dilakukan dengan menggambar grafik antara y dengan residu y- y. Apabila garis yang membatasi sebaran titik -titik relatif paralel maka varian error dikatakan konstan.

4.4.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui koinieritas variabel terikat dengan varibel bebasnya, selain itu juga dapat menunjukkan ada atau tidaknya data yang outlier atau data yang ekstrim. Analisis regresi linear berganda terdiri dari satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa variabel dependen pada penelitian ini adalah kemampuan penerima bantuan Y, dan variabel independen ini adalah hasrat dalam melakukan bisnis X1, berfokus kepada produk dan pelanggan X2, ketahanan dalam menghadapi kegagalan X3 dan kecerdasan dalam melakukan eksekusi X4. Perhitungan regresi linier untuk melihat korelasi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan program SPSS versi 17.0.

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara efektif selama 12 dua belas minggu, sejak mulai penelitian ini disetujui. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Penelitian No Jenis Kegiatan Minggu Juni 2012 Agustus 2012 September 2012 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Penyusunan Usulan Geladikarya 2 Kolokium Usulan Geladikarya 3 Pengumpulan dan Analisis Data 4 Penyusunan Geladikarya 5 Seminar Perusahaan 6 Perbaikan Geladikarya 7 Sidang Geladikarya Universitas Sumatera Utara BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Perusahaan

Berdasarkan berbagai dokumen perusahaan, PT Perkebunan Nusantara III Persero selanjutnya disebut Perusahaan didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996, dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara BUMN di bidang perkebunan. Pemerintah telah melakukan realokasi pengelolaan areal perkebunan dibawah BUMN Perkebunan, dimana PT Perkebunan III, IV dan V telah dinyatakan bubar dan sejak tanggal tersebut digabung ke dalam perusahaan baru yaitu PT Perkebunan Nusantara III Persero walaupun substansinya masih meneruskan usaha sebelumnya, dengan perubahan dalam struktur ekuitas jumlah laba dan saldo laba dan penambahan serta pengurangan beberapa aset dan kewajiban. Perusahaan didirikan berdasarkan akta No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, SH., notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-8331 HT.01.01.Th. 96 tanggal 8 Agustus 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, Tambahan No. 8674. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, dengan akta No. 6 tanggal 12 Agustus 2008 di depan notaris Syafnil Gani, SH, M.Hum., notaris di Kota Medan, yang terakhir disesuaikan kembali dengan akte No.8 tanggal 24 November 2009 di depan notaris Syafnil Gani, SH, M.Hum., notaris di Kota Medan, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan dengan ketentuan Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Universitas Sumatera Utara Negara dan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas serta Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU- 73169.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 14 Oktober 2008.

5.2 Tujuan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Program Kemitraan Bantuan Usaha Kepada Ekonomi Kecil di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Medan

3 61 100

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 40 89

Kemitraan Usaha Kecil Menengah Dengan Badan Usaha Milik Negara Di Kota Medan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) dan PT. Jamsostek (PERSERO) Cabang Kantor Medan)

0 56 199

Evaluasi Terhadap Kinerja Kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III Dengan Usaha Kecil (Kasus: Kota Medan)

0 23 88

Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pengembalian Dana Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Melalui Program Kemitraan Kepada Usaha Kecil Di Kota Medan

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pengembalian Dana Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Melalui Program Kemitraan Kepada Usaha Kecil Di Kota Medan

0 0 1

Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pengembalian Dana Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Melalui Program Kemitraan Kepada Usaha Kecil Di Kota Medan

0 0 5

Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pengembalian Dana Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Melalui Program Kemitraan Kepada Usaha Kecil Di Kota Medan

0 0 12

Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pengembalian Dana Bantuan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Melalui Program Kemitraan Kepada Usaha Kecil Di Kota Medan

0 0 2

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 0 10