proses yang membantu suatu perusahaan untuk menutup jarak antara perusahaannya dengan perusahaan yang terbaik di kelasnya tanpa harus
melakukan pengulangan dari awal. Namun ada kendala dalam implementasi benchmarking ini. Kesalahan
yang sering dilakukan oleh pihak manajemen adalah mereka selalu mengadopsi sesuatu tanpa melihat atau menaksir keadaan eksis yang ada pada lingkungan
mereka contohnya: kulur, budaya, perilaku sekarang. Sehingga apa yang mereka adopsi tidak pernah mencapai hasil yang maksimal, bahkan menuai kegagalan.
Peter 1986, sampai mengatakan “ Kaizen contious improvement is Very Dangeous Stuff”
. Tidak bisa di pungkiri bahwa ide Kaizen ini “Excellent”. Banyak perusahaan yang kemudian langsung secara membabi buta mengkopi,
menerapkan dan terperangkap dalam teori ini. Sayangnya mereka tidak menyadari bahwa: keunggulan telah menjadi temporer. Pengejaran terhadap kesempurnaan
dalam pertandingan saat ini akan mengarah ke jalan memperoleh hal yang besar berikutnya.
Drucker 1986, mengungkapkan bahwa manajemen adalah pekerjaan, dia memiliki skill nya sendiri, alatnya sendiri, tekniknya sendiri. Banyak skill, alat,
dan teknik yang dibahas dalam buku ini Management Tasks, Responsibilities and Practice
bahkan beberapa diantaranya dibahas dengan detail. Tetapi penekanan bukanlah pada keterampilan alat, dan teknik. Bahkan bukan pula pada pekerjaan
dari manajemen. Tetapi terletak pada apa yang harus dikerjakan tugas.
2.5 Corporate Social Responsibility CSR
Corporate Social Responsibility CSR atau tanggung jawab sosial
perusahaan adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah
Universitas Sumatera Utara
memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan Griffin,
1997. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, di mana ada
argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya
keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual adalah bagaimana penulis menterjemahkan kerangka berpikir dalam melakukan penelitian. Kerangka pemikiran yang melandasi
penelitian ini bersumber dari latar belakang permasalahan dan kajian teoritis yang bertujuan untuk membahas dan menjelaskan mengenai pendekatan kewirausahaan
dalam menemukan model pemecahan masalah dalam Program Kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III di Kota Medan, Sumatera Utara.
Dalam pelaksanaannya, Program Kemitraan ini mengalami beberapa hambatan yang menjadi permasalahan. Hambatan-hambatan tersebut berupa
kemampuan penerima bantuan baik dalam hal mengembalikan pinjaman, cara mengembalikan pinjaman, sikap penerima dalam menjalankan usaha serta
bagaimana penerima pinjaman memasarkan produk usahanya. Untuk itu penulis ingin mengetahui hambatan apa yang paling mempengaruhi penerima bantuan
menjadi wirausahawan yang sukses. Disamping itu, peneliti juga akan memberikan upaya untuk membantu penerima bantuan menjadi wirausaha yang
sukses dengan mengggunakan variabel-variabel kesuksesan kewirausahaan sebagai variabel bebas penelitian yang mempengaruhi kemampuan penerima
bantuan tersebut. Variabel-variabel bebas ini adalah hasrat dalam melakukan bisnis, berfokus kepada produk dan pelanggan, ketahanan dalam menghadapi
kegagalan dan kecerdasan dalam melakukan eksekusi. Dengan demikian secara sederhana kerangka pemikiran konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar
3.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Dari Gambar 3.1 diatas dapat dituliskan beberapa hipotesa dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H1o: Secara simultan hasrat dalam melakukan bisnis, berfokus kepada produk
dan pelanggan, ketahanan dalam menghadapi kegagalan dan kecerdasan dalam melakukan eksekusi berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan penerima bantuan. H2o:
Hasrat dalam melakukan bisnis berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan penerima bantuan.
H3o: Berfokus kepada produk dan pelanggan berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan penerima bantuan. H4o:
Ketahanan dalam menghadapi kegagalan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan penerima bantuan.
H5o: Kecerdasan dalam melakukan eksekusi berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan penerima bantuan. Hasrat untuk Bisnis
Kecerdasan Melakukan Eksekusi
Kemampuan Penerima Bantuan
H
2o
H
3o
Fokus pada Produk dan Pelanggan
Ketahanan Menghadapi Kegagalan
H
4o
H
5o
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian