c. Terbuka dan mudah melakukan hubungan, komunikasi, pergaulan dengan
siapapun. Hidupnya rukun, semangat kebersamaannya gotong royong tinggi, dan sedapat mungkin berusaha menghindari perselisihan konflik.
d. Suka prihatin dan menjalani laku olah batin. Orang Jawa memiliki semangat
besar untuk bertapa menjalani asketisme atau laku prihatin. e.
Memiliki sifat rela f.
Memiliki kesetiaan tinggi dalam mengabdi atau melakukan kerjasama. g.
Berbudi luhur, mengutamakan pertimbangan baik buruk, serta kepantasan dalam berbuat maupun di dalam menilai berbagai realitas yang ditemui
h. Memiliki religiusitas tinggi sesuai dengan kepercayaan batin yang dianutnya
i. Tindak perbuatannya cenderung hati-hati
j. Memiliki perhatian dan kepercayaan tinggi hubungannya dengan alam gaib
metafisika. Terbukti dengan masih maraknya praktik perdukunan, paranormal, ramalan, ziarah ke makam leluhur, yang dilakukan oleh berbagai
lapisan masyarakat Jawa
C. DINAMIKA SPIRITUALITAS PADA SUKU JAWA
Konten spiritulitas setiap budaya berbeda, namun memiliki konsep akhir yang sama Peterson Seligman, 2004. Suku Jawa memiliki konten tersendiri
dan berbeda dengan suku lainnya, seperti, mempertahankan spiritualitas merupakan salah satu identitas budaya Jawa. Mempertahankan spiritualitas
dilakukan melalui menjalankan tradisi budaya Santosa, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Setiap manusia memiliki kebutuhan untuk menyalurkan dan memenuhi spiritualitasnya Berman dan Snyder, 2012, termasuk orang Jawa. Dalam
memenuhi kebutuhan spiritualitasnya, orang Jawa harus memenuhi dimensi spiritulitas yang disesuaikan dengan pandangan spiritualitas dari budaya Jawa,
sejumlah kepercayaan animisme-dinamisme masih tampak mewarnai adat tradisi Jawa hingga kini, seperti ritual selamatan, kepercayaan terhadap benda-benda
bertuah, pemberian sesaji, kerjasama dengan roh-roh dari alam gaib, adanya primbon yang memuat ramalan mengenai bermacam aspek kehidupan manusia,
lahirnya permainan dan kesenian yang melibatkan roh-roh dari alam gaib, dan munculnya bermacam mitos dalam adat tradisi Jawa. Nilai-nilai kepercayaan
tersebut tampak masih sangat sederhana karena hanya bersumber dari naluri, intuisi, pengetahuan, pengalaman hidup, serta interaksinya dengan masyarakat dan
alam lingkungan Santosa, 2012. Berdasarkan preeliminary research, didapatkan data bahwa beberapa
kalangan masih melaksanakan tradisi spiritualitas Jawa, seperti kalangan keraton dan para tetua suku Jawa, namun untuk kalangan yang lebih muda, hanya
beberapa tradisi spiritualitas saja yang dijalankan, seperti ritual-ritual saat selamatan. Akan tetapi, ada yang tidak menjalankan tradisi spiritualitas sama
sekali. Mereka menganggap tradisi spiritulitas Jawa sudah kuno dan beberapa tidak masuk akal, sehingga mereka menjalankan spiritualitas melalui ajaran
agama yang mereka anut saja. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang.
Menurut Taylor dkk 1997 ada enam faktor yang mempengaruhi spiritualitas
Universitas Sumatera Utara
seseorang, antara lain: tahapan perkembangan, budaya, keluarga, agama, pengalaman hidup, serta krisis dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
seseorang. Tidak hanya satu faktor yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang, namun keenam faktor tersebut dapat saling melengkapi. Beberapa
faktor juga umumnya terlihat dominan daripada faktor yang lain.
Universitas Sumatera Utara
D. KERANGKA BERPIKIR