tersebut. Pak Andi terlihat sangat bersemangat dalam menjawab pertanyaan, terlihat dari nada suara yang terdengar mengeras pada jawaban-jawaban tertentu
sambil menggerakkan tangan dan beberapa kali tertawa oleh leluconnya sendiri. Pak Andi juga mengabaikan suara handphone miliknya yang terdengar berdering
dua kali selama wawancara. Pada pertengahan wawancara, Pak Andi meminta izin untuk menyalakan rokoknya. Dikarenakan hari sudah mulai gelap dan terdengar
suara tarahim dari masjid, peneliti memutuskan untuk mengakhiri wawancara. Peneliti kembali membuat janji untuk melakukan wawancara kedua. Setelah
sepakat kapan akan dilakukan wawancara kedua, peneliti pamit pulang kepada Pak Andi.
b. Wawancara 2
Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 20 Maret 2013, setelah dilakukan penundaan cukup lama dari tanggal 14 Maret dikarenakan Pak Andi
keluar kota untuk menghadiri acara pernikahan keponakannya. Pak Andi meminta wawancara dilakukan jam 17.00 WIB di kebunnya. Peneliti mendatangi kebun
Pak Andi lebih kurang pukul 16.45 WIB. Pak Andi tidak terlihat saat itu, hanya ada tiga orang pria dan dua orang wanita paruh baya sedang duduk sambil
berbincang-bincang di halaman rumah kecil yang berada di kebun tersebut. Peneliti menanyakan keberadaan Pak Andi, ternyata Pak Andi berada di ujung
kebun tersebut, terlihat sedang membakar sampah dengan seorang wanita yang berusia kira-kira 80 tahun yang ternyata merupakan Ibu dari Pak Andi. Peneliti
kemudian menghampiri Pak Andi, Pak Andi langsung mengajak peneliti ke
Universitas Sumatera Utara
rumahnya dikarenakan kebun tersebut sedang ramai dan tidak memungkinkan untuk dilakukan wawancara.
Pak Andi mengenakan kaos berkerah berwarna merah dan celana pendek coklat selutut, terlihat agak kotor akibat bercak tanah dari kebun. Wawancara kali
ini dilakukan di panglong tepat di samping rumah Pak Andi. Panglong tersebut cukup luas, lebih kurang 7 x 10 meter, terdapat banyak balok kayu dan berbagai
alat untuk mengolah kayu tersebut. Tidak ada pintu, hanya ada pagar tinggi yang menutupi ruangan tersebut. Ruangan tersebut cukup nyaman, karena semua benda
tersusun rapi disetiap sisi ruangan. Di ujung ruangan terdapat beberapa kursi kayu. Beberapa kursi yang awalnya menghadap pagar disusun Pak Andi berhadapan dan
menaruh sebuah meja kecil diantara kami. Pak Andi meminta wawancara segera dimulai.
Pak Andi terlihat fokus dari kontak mata yang dilakukannya, Pak Andi mempertahankan kontak mata dengan peneliti. Pak Andi juga terlihat lebih serius
dari wawancara pertama yang dilakukannya, terlihat dari berkurangnya lelucon yang dilontarkan saat itu. Wawancara sempat dihentikan sekitar 10 menit
dikarenakan ada tamu yang ingin menjumpai Pak Andi. Pada pertengahan wawancara Pak Andi meminta anaknya untuk membeli rokok dan kemudian
melanjutkan wawancara sambil merokok. Setelah semua pertanyaan selesai, peneliti kembali membuat janji untuk wawancara berikutnya. Kemudian peneliti
pamit kepada Pak Andi dan istrinya yang baru sampai ke rumah.
Universitas Sumatera Utara
c. Wawancara 3