manifestations fruit of
spirituality
dari tradisi Jawa -
Menurut Pak Andi, setiap tradisi Jawa
merupakan pengingat akan Allah
3. Pembahasan
Pak Andi sebagai responden 1 berhubungan dengan sosok transenden yaitu Allah melalui menjalankan antara perintah Allah dan menjalankan tradisi
Jawa. Melalui hubungan tersebut, Pak Andi mendapatkan ketenangan dalam hidup. Hal tersebut sejalan dengan keyakinan orang Jawa yang memiliki
pandangan bahwa dimensi transenden dalam kehidupannya adalah Tuhan Santosa, 2011. Pak Andi menjalankan tradisi budaya yang dianggap sesuai
dengan keyakinan yang dimilikinya, namun sayangnya hal ini seringkali bertolak belakang dengan pernyataan yang diberikannya saat wawancara. Beberapa tradisi
yang dipercaya dan dijalankan Pak Andi bertentangan dengan ajaran agamanya, seperti menjaga arwah melalui air yang ditaruh dibawah kolong tempat tidur. Pak
Andi percaya bahwa tradisi budaya yang dijalankannya tersebut bersumber dari ajaran agama yang telah diajarkan secara turun temurun oleh leluhurnya. Pak
Andi percaya bahwa para leluhurnya tidak mungkin menjalankan ajaran yang bertentangan dengan ajaran agama.
Elkin dkk 1988 menyatakan bahwa setiap individu memiliki makna dan tujuan hidup yang berbeda-beda,namun secara umum individu ingin mencapai
eksistensi dengan hidup yang bermakna dan memiliki tujuan. termasuk Pak Andi. Pak Andi merasa telah mendapatkan kehidupan yang luar biasa, dimana setiap
Universitas Sumatera Utara
peristiwa dalam hidupnya memiliki makna yang menjadikan dirinya lebih baik lagi. Setiap peristiwa yang dilaluinya dalam hidup selalu disyukurinya. Pak Andi
memaknai hidupnya dengan tidak mengejar hal-hal yang berada diluar kemampuannya, Pak Andi percaya Allah akan memberikan hal-hal hal yang
diinginkannya. Hampir semua tujuan hidup Pak Andi sudah terpenuhi, dengan usia Pak Andi yang sudah tua, tujuan hidup Andi saat ini adalah tetap sehat dan
semangat agar tetap bisa bekerja. Sedikit berbeda dengan pandangan suku Jawa, bahwa tujuan hidup orang Jawa adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk
diakhirat kelak Santosa, 2011. Pak Andi memiliki dua misi hidup, yang pertama yaitu menjaga semua
pemberian Allah, yaitu keluarga yang dimilikinya dengan baik. Kedua yaitu melakukan perintah-perintah Allah, dalam hal ini ibadah. Hal ini juga bertujuan
untuk memenuhi hubungan spiritualitasnya dengan Allah. Hal tersebut sejalan dengan misi hidup orang Jawa untuk menjaga kehidupannya dan keluarganya agar
tetap aman, damai, tenang, sejahtera, dan bahagia lahir batin Santosa, 2011. Santosa 2011 menyatakan bahwa, orang Jawa memandang kekuatan
yang sakral melalui menggabungkan kekuatan lahir dan batin dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup yang diharapkan. Demikian halnya Pak Andi yang
memiliki kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia bersifat suci, oleh karena itu manusia harus menjaga kesucian tersebut dengan selalu menghormati
segala hal yang ada di dunia. Pada budaya Jawa terdapat beberapa tradisi yang digunakan untuk menjaga kesucian segala yang ada di dunia, khusunya benda-
Universitas Sumatera Utara
benda, namun Pak Andi tidak melakukan tradisi tersebut dikarenakan tidak mempercayainya.
Pak Andi selalu mensyukuri materi yang dimilikinya, sekalipun hanya sedikit. Pak Andi percaya bahwa setiap manusia tidak akan pernah puas dengan
nilai materi yang dimilikinya, oleh karena itu ada baiknya untuk selalu bersyukur dengan materi yang telah dimiliki. Sesuai dengan Santosa 2011 yang
menyatakan bahwa orang Jawa memandang nilai materi sebagai anugerah dan titipan dari Tuhan.
Santosa 2011 menyatakan bahwa berbuat baik dan benar di dunia menjadi orientasi penting dalam kehidupan orang Jawa. Demikian halnya tradisi
Jawa yang dijalankan Pak Andi, tradisi tersebut dijalankannya sebagai bentuk saling menjaga sesama manusia. Pak Andi percaya suatu hari ia juga akan
membutuhkan orang lain untuk membantunya juga, oleh karena itu ia memiliki komitmen untuk melakukan kebaikan terhadap sesama manusia.
Santosa 2011 menyatakan bahwa masyarakat Jawa memiliki cita-cita hidup yang ideal. Hal ini termasuk dalam memilih tradisi budaya yang dijalankan,
Pak Andi memiliki sikap sendiri dalam menjalankan tradisi yang dianggapnya sesuai dengan idealismenya. Pak Andi memilih untuk tidak menjalankan beberapa
tradisi yang dianggap tidak sesuai dengan idealismenya. Pak Andi yang pernah mengalami peristiwa tragis dalam hidupnya,
memaknai peristiwa tersebut sebagai suatu proses untuk menuju kehidupan yang lebih baik lagi. Sesuai dengan Elkin dkk 1988 yang menyatakan bahwa
pengalaman tragis dapat memberikan pengalaman spiritual yang mendalam
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat memaknai kehidupan dengan lebih serius. Dalam kehidupan suku Jawa, tragedi dianggap sebagai pengingat untuk selalu dekat dengan Sang
Pencipta Mulyana, 2006. Andi juga memaknai peristiwa tragis dalam hidupnya sebagai proses pembelajaran dan semakin memaknai hidup yang dijalaninya
sehingga ia bisa menjadi manusia yang lebih baik, baik untuk keluarga maupun untuk masyarakat.
Banyak manfaat dari tradisi spiritualitas yang dijalankan Pak Andi. Semua tradisi Jawa yang dijalankannya memberikan manfaat yang semakin
mendekatkannya dengan sosok transenden dalam hidupnya. Spiritualitas Pak Andi juga sangat dipengaruhi oleh budaya Jawa dan agama Islam. Kedua faktor
tersebut menyumbang spiritualitas paling besar dalam kehidupan Pak Andi. Sejak lahir sampai saat ini kedua faktor tersebut sangat ditanamkan dalam diri Pak Andi.
Faktor lain seperti perkembangan, keluarga, pengalaman hidup, krisis dan perubahan juga menyumbangkan sedikit spiritualitas dalam hidup Andi, namun
tidak sebesar budaya dan agama.
Universitas Sumatera Utara
B. DESKRIPSI DATA II 1. Riwayat Responden
Nama : Nimas bukan nama sebenarnya
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Pendidikan Terakhir : Strata 1
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Katolik
Status : Menikah
2. Hasil Observasi a. Wawancara 1
Wawancara pertama dengan Nimas merupakan pertemuan kedua dengan peneliti, setelah sebelumnya bertemu untuk menandatangani informed concent dan
membuat janji untuk wawancara pertama. Peneliti tiba di rumah Nimas sekitar pukul 19.45 WIB, namun dikarenakan Nimas masih menyuapi anaknya sehingga
wawancara diundur beberapa menit. Wawancara dilakukan di ruang tamu rumah Nimas yang berukuran 3 x 5 m, ruangan ini terhubung dengan ruang tv, namun
dikarenakan akan berlangsung wawancara, suara dari tv dimatikan namun gambar masih tetap menyala. Dinding rumah berwarna krem, sofa berwarna coklat berada
tepat di sebelah kiri pintu masuk, ada 3 sofa, 2 sofa kecil berhadapan diantarai sebuah meja kaca dengan taplak putih berbahan lace, dan ada 1 sofa panjang.
Setelah selesai menyuapi anaknya, Nimas menyuruh anaknya yang berusia 12
Universitas Sumatera Utara