sudah menikah, dan anak laki-laki sulungnya menikah dengan seorang wanita Jawa juga.
Pak Andi memiliki kebun di dekat rumahnya yang ia kelola dan menjual hasil kebun tersebut. Pak Andi merupakan ketua perkumpulan seni Kuda
Lumping di daerah tempat tinggalnya. Selain itu Pak Andi juga bergabung dengan organisasi Pujakesuma. Pak Andi aktif dalam organisasi tersebut sampai saat ini.
Pak Andi juga merupakan orang yang dituakan di daerahnya. Setiap ada acara yang berbau budaya, Pak Andi selalu diundang hadir untuk menjadi salah satu
pengisi acara, bahkan terkadang diundang ke daerah lain di seputar Sumatera Utara.
b. Gambaran Spiritualitas Suku Jawa
Pak Andi yang merupakan penganut agama Islam menganggap sosok transenden dalam kehidupannya adalah Allah. Pak Andi berhubungan dengan
Allah melalui menjalankan perintah agama. Namun, terkadang Pak Andi tidak menjalankan perintah tersebut sepenuhnya.
“..sesuai dengan syariat yang dianut, cuma ya maaf aja namanya manusia ya labil, kadang-kadang ya bisa dapat lima waktu dikerjakan semua, tapi
ya insyaallah yang pastinya dua waktu dapat, maghrib dengan subuh ya Alhamdulillah
dapat” W.A.W1; 19-26
Selain berhubungan dengan Allah melalui perintah agama, Pak Andi juga berhubungan dengan Allah melalui tradisi budaya Jawa. Pak Andi memadukan
ajaran budaya yang dianggapnya sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Ada beberapa tradisi yang menurut Pak Andi sesuai dengan perintah agama, sehingga
Universitas Sumatera Utara
tradisi tersebut seharusnya dijalankan juga, seperti tradisi saat pernikahan, kehamilan, dan kematian. Pada acara pernikahan selalu dibuat tumpengan dan
bubur merah putih sebagai ucapan syukur kepada Sang Pencipta dan untuk mengingat asal manusia, pada saat kehamilan dibuat acara tingkepan sebagai
bentuk doa untuk sang anak yang berada dalam kandungan, dan pada saat kematian dibuatlah siur tanah sebagai bentuk amal dari seseorang yang
meninggal. Ketiga tradisi tersebut memiliki tujuan untuk mendekatkan manusia dengan Allah. Pak Andi juga menganggap banyak keterkaitan antara tradisi Jawa
dengan perintah agama. Hampir setiap tradisi Jawa memiliki makna yang sama dengan perintah agama. Menurutnya segala tradisi Jawa bersumber dari ajaran
agamanya, yaitu Islam. “..dzikir itu sama juga, karena di adat Jawa itu juga dzikir itu kan, artinya
dzikir kan satu yang dipikir gitu ya, dzi itu satu, siji kalau bahasa Jawanya, jadi kita apapun itu mengarah kesana, jadi mungkin kalau diajaran Islam
ya yang pernah di pelajarin dulu kan Subhanallah ataupun Lailahaillallah, kalau orang Jawa cukup Allah Allah Allah itu terus
..” W.A.W1; 31-41
“..Jawa sama Islam itu gak jauh, cuma anggap ajalah Jawa itu gak punya sertifikat..”
W.A.W2; 151-153
Pak Andi merasa telah mendapatkan kehidupan yang sangat luar biasa, banyak tahapan kehidupan yang dilaluinya, mulai dari senang sampai sedih,
semuanya memiliki makna tersendiri untuknya, banyak hal baru yang dapat Pak Andi peroleh dari setiap pengalaman hidupnya. Hal ini juga membuat Pak Andi
semakin memaknai dan mensyukuri kehidupan yang telah dilaluinya selama ini. Pak Andi memaknai hidupnya dengan tidak terlalu mengejar hal-hal yang diluar
kemampuannya. Pak Andi percaya Allah akan memberikan hal-hal yang kita
Universitas Sumatera Utara
inginkan ketika kita meminta kepada Allah. Oleh karena itu, Pak Andi selalu meminta kepada Allah ketika ia membutuhkan sesuatu.
“Jangan terlalu ngejar kali gitu, tapi tetap diupayakan, maksudnya, kalau umpamanya pun belom tercapai jangan menyerah, saya berpedoman gini,
Allah SWT itu malu kalau kita minta terus gak dikasi, tapi kita alangkah sombongnya kalau nggak minta..
” W.A.W1; 270-277
Pak Andi merasa hampir semua tujuan hidupnya sudah terpenuhi. Anak- anaknya sudah menempuh pendidikan lebih tinggi darinya yang hanya lulusan
SMP. Selama berumah tangga Pak Andi tidak penah kekurangan untuk membiaya kehidupannya dan keluarga. Pak Andi bahkan sudah menikahkan ketiga anaknya
dan membuat pesta pernikahan untuk ketiga anaknya. Hanya saja, diusianya yang semakin tua Pak Andi berharap agar tetap diberikan kesehatan dan semangat oleh
Allah. Pak Andi berharap dengan selalu sehat dan semangat ia dapat terus mencari rezeki untuk kehidupannya.
“waktu uwak ulang tahun 2012, masih ingat kata-katanya, dia sms bilang “pa selamat ulang tahun, semoga panjang umur”. Saya tolak yang panjang
umur, terimakasih saya bilang, tapi jangan doakan panjang umur, cuma cita-cita saya yang ke depan semoga saya diberikan kesehatan, sepanjang
umur masih ada, saya mau punya semangat untuk berusaha, yang penting
kan kalau rezeki diberkahi pasti cukup” W.A.W1; 309-321
Ada hal-hal yang harus dipenuhi Pak Andi selama dia hidup di dunia ini. Pak Andi harus menjaga pemberian Allah, yaitu keluarga yang dimilikinya
dengan baik. Oleh karena itu Pak Andi harus mencari nafkah yang baik untuk menghidupi istri dan anak-anak yang telah dititipkan Allah kepadanya. Sehingga
ketika suatu saat Allah akan mengambil semua titipan itu, Pak Andi tidak menyesalinya. Selain itu Pak Andi juga harus melakukan perintah-perintah Allah,
Universitas Sumatera Utara
yaitu beribadah. Untuk misi yang kedua tersebut, Pak Andi merasa belum sepenuhnya mampu melakukan, terlalu banyak godaan untuk melalaikan ibadah
tersebut. Namun, Pak Andi mulai mencoba menjalankan misi hidup keduanya tersebut secara perlahan. Pak Andi percaya ketika sudah mencoba untuk
melakukan, nantinya akan terbiasa dan ibadahnya akan semakin baik. “Ada dua sebenarnya, jaga keluarga sama jalankan perintah Allah, kalau
udah dipenuhi duanya udah tenang la uwak dip anggil Tuhan”
W.A.W1; 327-330 Untuk memenuhi kedua misi tersebut, Pak Andi selalu berusaha dan
mencoba selalu menanamkan kedua hal tersebut di dalam hatinya agar tidak terlupakan. Pak Andi juga memenuhi misi hidup tersebut dengan selalu berdoa
kepada Allah agar selalu diingatkan dan dipermudah jalannya untuk memenuhi kedua misi tersebut.
“Ya saya selalu berusaha dan menanamkannya dalam hati, selama mau berusaha pasti dimudahkan jalannya sama Tuhan, tapi jangan lupa berdoa,
kalau kita berdoa kan pasti selalu dekat dengan Tuhan, kalau udah dekat
pasti dibantu sama Tuhan” W.A.W1; 354-361
Pak Andi memaknai segala sesuatu yang ditempatkan Allah di dunia memiliki kesakralannya masing-masing. Oleh karenanya setiap manusia harus
mampu menjaga kesakralan tersebut. Pak Andi menjaga kesakralan hidupnya melalui menghormati segala hal yang ada di dunia, baik itu, manusia, alam,
budaya, maupun benda-benda yang ada di sekitar. Dengan menghormati hal-hal tersebut tentunya manusia akan ikut menjaga kesakralan yang ada di dunia dan
menjaga kesakralan untuk hidupnya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
“..segalanya harus kita hormati, mau itu manusia, alam, budaya, maupun benda-benda, karena pada dasarnya semua itu sakral, kalau kita gak
hormati semua itu gimana hidup kita tetap suci, tetap sakral ”
W.A.W1; 367-373 Pak Andi selalu berupaya untuk menjaga kesakralan hidupnya. Pak Andi
berpendapat bahwa individu harus menjaga kesakralan dalam hidupnya seperti menyayangi kedua orangtuanya. Orangtua merupakan sosok yang paling
disayangi setiap manusia di dunia, begitupula kesakralan hidup, setiap manusia harus mampu menjaganya.
Dalam budaya Jawa sendiri ada tradisi-tradisi yang dianggap mampu menjaga kesakralan hidup manusia, namun, Pak Andi tidak melakukan tradisi-
tradisi tersebut. Pak Andi menganggap tradisi-tradisi tersebut lebih tepat dilakukan dengan tujuan lain. Pak Andi lebih memilih usaha-usaha nyata dalam
menjaga kesakralan hidupnya seperti menghormati anak yatim dengan cara memberikan santunan kepada anak-anak tersebut.
“..menjaganya ya harus hormat menghormati sama semua yang ada di dunia aja, itu aja nya, kalau umpamanya buat tradisi-tradisi kayak sesajen
gitu kan hanya untuk syukuran, kalau sekarang ya lebih bagus undang anak ya
tim” W.A.W1; 398-404
Pak Andi memandang setiap manusia membutuhkan nilai material. Setiap manusia juga tidak akan pernah puas akan nilai material yang dimilikinya, bahkan
ketika manusia tersebut memiliki banyak materi, tetap saja akan merasa kekurangan. Berapapun nilai material yang dimiliki, sekalipun hanya sedikit,
harus bersyukur akan nilai material tersebut. Dalam memperoleh nilai material, Pak Andi menyatakan harus
disesuaikan dengan kemampuan individu. Dulunya Pak Andi merupakan seorang
Universitas Sumatera Utara
pegawai perusahaan, namun Pak Andi mengundurkan diri ketika merasa sudah tidak mampu lagi. Pak Andi mencoba menekuni hobi bertaninya yang sekarang
sukses, Pak Andi juga dapat membuka tempat kursus bahasa Inggris dari hasil bertani tersebut. Pak Andi percaya semua ini didapatkannya melalui kemampuan
yang dimilikinya Pak Andi juga memiliki prinsip ketika memiliki nilai material yang
diperoleh melalui cara yang tidak baik, seperti judi, maka nilai material tersebut tidak boleh digunakan untuk menghidupi keluarga. Nilai material seperti ini
biasanya hanya digunakan Pak Andi untuk dirinya sendiri saja. “Ini saya jujur aja ya, namanya duit manusia ya kan, saya juga pernah ikut-
ikutan judi sama lotre-lotre gitu dulu tapi ya hasilnya gak pernah saya kasi ke rumah, paling untuk jajan-jajan saya aja..
” W.A.W1; 453-458
Pak Andi mensyukuri nilai material yang dimilikinya melalui berbagi terhadap sesama dan selalu mengeluarkan zakat kepada yang membutuhkan.
Dengan melakukan hal-hal tersebut Pak Andi merasa nilai materi yang dimilikinya akan selalu dilipatgandakan oleh Allah.
Pak Andi memandang setiap tradisi Jawa pada dasarnya memiliki nilai kebaikan. Ketika individu menjalankan tradisi Jawa maka ia akan memperoleh
nilai kebaikan dari tradisi tersebut. Seperti melakukan tumpengan dalam mengucap syukur, Pak Andi merasa dapat membagi kebahagiannya melalui
makanan-makanan yang dibagikan kepada orang-orang yang menghadiri acara tersebut, terlepas dari makna tumpeng yang sebenarnya.
“Itu wajib di semua tradisi Jawa, harus ada nilai kebaikannya, karena kan itu diajarkan ke semua orang Jawa, ya ibaratnya tolong menolong itu, itu
kan wajib hukumnya, gimana kita hidup kalau nggak ada orang lain.. ”
Universitas Sumatera Utara
W.A.W2; 501-506 Tolong menolong merupakan nilai kebaikan yang paling utama dari semua
tradisi Jawa. Menurut Pak Andi, nilai kebaikan dari tolong menolong itu juga sudah mencakup dari nilai kebaikan lainnya. Dengan melakukan tolong
menolong, secara tidak langsung individu juga telah memberikan nilai kebaikan lainnya, seperti memberikan kasih sayang kepada sesama. Secara tidak langsung
tradisi Jawa mengajarkan Pak Andi untuk berkomitmen untuk selalu berbuat kebaikan kepada sesamanya.
“..tapi intinya kalau di Jawa itu ya tolong menolong itu, itu yang paling utama, karena gak bisa kita hidup sendiri di dunia ini, udah mencakup
semua la ditolong menolong itu, kayak misalnya nilai kasih sayang kan
dapat juga dari situ” W.A.W2; 520-526
Pak Andi memiliki idealisme tersendiri dalam menjalankan tradisi Jawa. Pak Andi berkomitmen dalam menjalankan tradisi yang dianggap sesuai dengan
kepercayaannya. Seperti tradisi-tradisi saat pernikahan, kelahiran, dan kematian, Pak Andi menganggap tradisi-tradisi yang dilakukan pada momen tersebut
memang tepat dilakukan dan sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya. Ketika ada tradisi-tradisi yang dianggap tidak sesuai maka Pak Andi memilih untuk tidak
melaksanakannya. Seperti tradisi memandikan benda pusaka. Pak Andi merasa tradisi tersebut tidak sesuai dengan keyakinan yang dimilikinya. Pak Andi takut
ketika melakukan tradisi tersebut akan berdampat tidak baik terhadap keluarganya.
“..ya selama itu sesuai dengan keyakinan kita harus kita jalankan la, kalau misalnya orangtua kita menjalankan tradisi harus kita liat itu, selama itu
sesuai harus dijalankan, umpamanya tradisinya sekalian berdoa, kan kita
kerja juga harus berdoa, ya yang kayak gitu harus kita ikutin”
Universitas Sumatera Utara
W.A.W3; 301-309 Dalam hidup Pak Andi, ia pernah mengalami suatu peristiwa yang
dianggap olehnya sangat tragis. Pak Andi mengalami “kebingungan” dalam
hidupnya. Pak Andi merasa bingung terhadap semua yang ada di dalam hidupnya. Hal tersebut berdampak cukup fatal. Pak Andi tidak bisa bekerja, selera makan
Pak Andi juga berkurang secara drastis. Hal ini juga berlangsung selama 2 tahun. Pak Andi
menyatakan “kebingungan” ini berawal dari mimpi. Pak Andi mimpi sedang berada dalam suatu pertarungan dan ia mengalami kekalahan dalam
pertarungan tersebut. Sejak saat itu Andi merasa mengalami “kebingungan” dalam
hidupnya. “Kebingungan” yang dialami Pak Andi juga ditandai dengan tidak ingin melakukan aktivitas apapun.
Pak Andi mencoba mengatasi “kebingungan” ini dengan berobat ke “orang
pintar”. Karena “kebingungan” ini terjadi dua kali dalam hidup Pak Andi, ia mendatangi dua “orang pintar” berbeda yang dianggapnya dapat menyembuhkan
kebingungan yang ia alami. Setelah kesembuhan pertama terjadi, tidak beberapa lama Pak Andi
mengalami “kebingungan” untuk kedua kalinya. Pertama kali terjadi pada tahun 1993, Pak Andi sembuh pada awal tahun 1995 dan sakit
kembali pada akhir tahun 1995. Penyebab dari “kebingungan” yang dialami oleh Pak Andi dinyatakan
“orang pintar” karena ada seseorang yang iri terhadap kesuksesan dagang Pak Andi yang kemudian menanam semangatnya dan Pak Andi juga mempercayai hal
tersebut. Pak Andi percaya ada pelaku dari semua yang dialaminya selama dua tahun tersebut.
Universitas Sumatera Utara
“Percaya gak percaya ya kadang memang harus percaya, karena udah ngerasain berat kali pengalaman hidup saya waktu sakit itu, yang
ngerasain kan saya, saya itu sampek sempat dibilang orang gila.. ”
W.A.W3; 114-119 Pak Andi
melaksanakan semua perintah dari “orang pintar” agar memperoleh kesembuhan, seperti diberikan benda-benda tertentu kemudian
ditanam dengan syarat tertentu, mandi kembang, dan doa. Pak Andi merasakan banyak hikmah dari terjadinya peristiwa tersebut. Banyak orang yang peduli
kepadanya, bersabar, dan berjuang untuk kesembuhan. Pak Andi juga merasa menjadi individu yang lebih positif pasca kejadian tersebut.
“Banyak pasti, jadi ada pelajaran, yang paling utama ya belajar bersabar, terus juga dalam hidup ini harus terus berjuang berjuang dan berjuang,
setelah kejadian itu juga banyak orang yang bilang lebih suka saya yang sekarang, ya mungkin dulu saya ada salah juga sama orang-orang,
namanya manusia ya” W.A.W3; 190-198
“saya mikirnya mungkin kalau gak ada kejadian sakit itu ya saya gak bisa kayak sekarang juga, lebih banyak positifnya lah, makanya itu la yang
paling tragis dalam h idup saya”
W.A.W3; 238-243 Setalah Pak Andi merasa sembuh, ia melakukan tradisi syukuran dengan
membuat acara tumpengan dan mengundang anak yatim. Selain itu Pak Andi juga melakukan tradisi tumpengan yang ditaruh di bawah kolong tempat tidur. Pak
Andi percaya ketika meletakkan tumpeng di bawah tempat tidur maka arwahnya akan tetap bersamanya dan tidak akan ada orang yang bisa mengganggunya lagi.
Pak Andi mendapatkan manfaat dari menjalankan tradisi Jawa. Pak Andi memaknai setiap tradisinya sebagai pengingat akan Allah, hal ini dikarenakan
setiap tradisi Jawa akan memaparkan perintah Allah untuk menjalankan
Universitas Sumatera Utara
kewajiban sebagai manusia. Seperti enggong, ada makna-makna untuk menjalankan perintah Allah didalamnya.
“..itu kan maknanya untuk kita supaya mengerjakan shalat, teringat lagi kita mana yang terlupakan, bukan main-main itu, tumpeng ini gak boleh
sembarangan, karena semua ada artinya” W.A.W2; 546-552
Oleh karena itu, setiap menjalankan tradisi Jawa tersebut Pak Andi teringat kembali akan kewajibannya dan kembali menjalankan perintah Allah. Selain
mendapatkan manfaat dari tradisi Jawa, Pak Andi juga merasakan ketenangan saat melaksanakan ibadah.
“Terlepas dari tujuan surga, sebenarnyakan itu juga menenteramkan hati kita juga, cobala rasakan abis sholat, tenang kan rasanya, sejuk badan”
W.A.W2; 555-559
Tahapan perkembangan seseorang dapat mempengaruhi spiritualitas. Demikian halnya yang dialami Pak Andi, seiring pertambahan usia yang dilalui
Pak Andi, Pak Andi merasa lebih mampu untuk memilih cara berhubungan dengan Allah, dalam hal ini perintah Allah dan tradisi Budaya. Meskipun awalnya
Pak Andi melakukan apa yang dilakukan orangtua, namun semakin bertambahnya usia Pak Andi, tidak semua yang dilakukan orangtuanya dilakukan oleh Pak Andi
juga. “..cuma ya semakin usia bertambah pasti saya memilih juga mana yang
dilakukan mana yang tidak dilakukan” W.A.W3; 284-287
Pak Andi yang lahir dan besar dalam lingkungan Jawa, bukan hanya keluarga, semua tetangga Pak Andi juga merupakan orang Jawa. Sejak kecil Pak
Andi sudah diajarkan untuk melakukan beberapa tradisi Jawa. Pak Andi juga diajarkan manfaat dari menjalankan tradisi tersebut. Selain itu Pak Andi terbiasa
Universitas Sumatera Utara
melihat para tetangganya melaksanakan tradisi tersebut. Mulai dari tradisi sehari- hari sampai tradisi seperti pernikahan, kehamilan dan kematian
“Ya karena disini semua orang Jawa, saya udah terbiasa dari kecil liat tradisi-tradisi itu, dari perut malah saya rasa, dari situ juga la saya belajar,
jadi bisa dibilan g melekat lahir batin udah budaya Jawa ini”
W.A.W3; 458-463 Orangtua Pak Andi, khususnya ibu mengajarkan Pak Andi tentang Agama
dan mengenalkan beberapa tradisi Jawa sejak anaknya kecil, yang bertujuan untuk membiasakan Pak Andi dekat dengan Tuhan sedari dini. Seperti tradisi menaruh
air putih di bawah tempat tidur yang bertujuan untuk menghormati arwah, agar arwah tersebut tidak pergi ketika Pak Andi sedang Tertidur.
“..dari dulu ibu saya, sejak saya lahir pasti narok air putih di bawah tempat tidur, setiap hari, jadi saya sejak nikah juga selalu narok air putih juga di
bawah tempat tidur, ya walaupun gak setiap hari minimal sebulan sekali
harus ada” W.A.W3; 318-324
Pak Andi yang merupakan penganut agama Islam memilih beberapa tradisi yang dianggapnya sesuai dengan agamanya. Pak Andi memilih untuk tidak
menyimpan benda pusaka warisan ayahnya, hal ini dikarenakan Pak Andi takut menyalahartikan benda tersebut dan menyebabkan penyimpangan dalam ajaran
agamanya. “..memang sebenarnya untuk banyak orang itu pasti bakal jadi rebutan,
cuma kenapa saya gak mau, waktu itu memang saya masih remaja, cantik memang kerisnya kalau untuk pajangan, tapi saya nggaklah, pemikiran
saya kadang itu kayak menduakan Tuhan juga..” W.A.W2; 419-427
Segala sesuatu yang terjadi pada Pak Andi dimaknainya sebagai pelajaran hidup, baik itu pengalaman positif maupun pengalaman negatif. Pak Andi selalu
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan pelajaran-pelajaran baru dari setiap peristiwa hidup yang dilaluinya. Peristiwa-peristiwa tersebut juga mampu meningkatkan spiritualitas Pak Andi.
“banyak juga pengalaman hidup saya yang buat saya makin dekat sama Allah juga”
W.A.W3; 469-471
Pak Andi pernah mengalami krisis dan perubahan dalam hidupnya. Pak Andi dulunya pernah mengalami “kebingungan”. Terjadi cukup lama, yaitu 2
tahun. Pasca kejadian tersebut Pak Andi mendapatkan banyak pelajaran, salah satunya yaitu meningkatkan spiritualitas. Setelah sembuh Pak Andi melakukan
acara sebagai ucapan syukurnya kepada Allah yang telah memberikan kesembuhan padanya.
“syukuran, bikin tumpeng lah disitu, ada panggil anak yatim terus nanti dikasi kayak angpao gitu, terus makan bersama, terus ada juga tumpengan
kayak adat Jawa lama” W.A.W3; 252-256
Tabel 2. Gambaran Spiritualitas Suku Jawa pada Responden 1
No. Keterangan
Responden 1
1. Dimensi
transenden
Transcendent dimension
- Sosok transenden dalam hidup Pak Andi
adalah Allah -
Pak Andi berhubungan dengan sosok transenden tersebut melalui menjalankan
perintah Allah dan melalui tradisi Jawa -
Pak Andi menganggap banyak keterkaitan antara ajaran agamanya dan tradisi budaya
Universitas Sumatera Utara
2. Makna dan tujuan dalam
hidup Meaning
and
purpose in life
- Semua peristiwa dalam hidup Pak Andi
memiliki makna tersendiri baginya -
Pak Andi memaknai hidupnya dengan tidak mengejar hal-hal yang berada di luar
kemampuannya -
Tujuan hidup Pak Andi saat ini melalui masa tuanya dengan sehat dan semangat
agar tetap dapat bekerja 3.
Misi hidup Mission in life -
Pak Andi memiliki 2 misi hidup, yaitu: 1.
Menjaga semua pemberian Allah, yaitu keluarga
2. Melakukan perintah-perintah Allah
ibadah 4.
Kesakralan hidup
Sacredness of life -
Pak Andi menganggap semua yang ditempatkan di dunia pada dasarnya
memiliki nilai kesakralan -
Pak Andi menjaga kesakralan dalam hidupnya dengan menghormati segala hal
yang ada di dunia, yaitu manusia, alam, budaya, maupun benda-benda yang ada di
sekitarnya 5.
Nilai-nilai material
Material values -
Pak Andi selalu bersyukur dengan nilai materi
yang dimilikinya,
sekalipun
Universitas Sumatera Utara
jumlahnya tidak banyak -
Pak Andi mensyukurinya dengan berbagi terhadap sesame
6. Altruisme Altruism
- Pak Andi memandang semua tradisi Jawa
pada dasarnya menggunakan prinsip kebaikan sehingga dengan melakukan
tradisi Jawa artinya sudah melakukan kebaikan juga
- Nilai kebaikan utama dari tradisi Jawa
adalah tolong menolong 7.
Idealisme Idealism -
Pak Andi menjalankan tradisi Jawa yang dianggap sesuai dengan keyakinan yang
dimilikinya 8.
Kesadaran akan peristiwa tragis Awareness of the
tragic -
Pak Andi
pernah mengalami
“kebingungan” secara tiba-tiba dalam hidupnya
- Menurut Pak Andi, penyebab dari
kebingungan ini adalah iri hati dari saingan dagangnya dan sembuh setelah
berobat ke “orang pintar” -
Pak Andi mendapatkan banyak pelajaran dari peristiwa tersebut
9. Manfaat
Beneficial -
Pak Andi mendapatkan banyak manfaat
Universitas Sumatera Utara
manifestations fruit of
spirituality
dari tradisi Jawa -
Menurut Pak Andi, setiap tradisi Jawa
merupakan pengingat akan Allah
3. Pembahasan