Perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional

30 dalam pendistribusian obat ke pasaran. Jaringan yang dibangun pada perusahaan MLM perlu terus dibina agar orang-orang yang terdapat pada jaringan tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi wirausahawan yang sukses. Kuatnya hubungan diantara jaringan menjadi modal dasar kemitraan yang saling menguntungkan serta menjadi salah satu ciri keberhasilan dalam menjalankan bisnis MLM, dan membuat perusahaan MLM terus berkembang. Seorang distributor dalam melakukan pembinaan tentunya perlu menunjukkan sikap kepemimpinan. Sedikitnya ada sembilan sikap kepmimpinan yang harus dimiliki: 1. Bersikap positif 2. Senantiasa memiliki semangat untuk terus maju 3. Memiliki rasa percaya diri dan optimisme 4. Berani menghadapi kendala dan rintangan 5. Kooperatif atau senang diajak kerjasama 6. Mampu meberikan solusi bagi jaringannya 7. Kreatif dan inovatif 8. Mampu memotivasi orang lain 9. Simpatik, berwibawa dan bisa dipercaya

2.5. Perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional

MLM syariah secara sepintas bisa saja kelihatan tidak berbeda samasekali dengan praktek-praktek bisnis MLM konvensional. Namun, kalau Universitas Sumatera Utara 31 ditelaah lebih lanjut dalam proses operasionalnya, ternyata ada beberapa perbedaan mendasar yang cukup signifikan antara kedua MLM tersebut, yaitu: 1. Sebagai perusahaan yang beroperasi syariah, niat, konsep, dan praktek pengelolaannya senantiasa merujuk kepada Al-quran dan Hadist Rasululloh SAW. Dan untuk itu struktur organisasi perusahaan pun dilengkapi dengan Dewan Syariah DPS dari MUI untuk mengawasi jalannya perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam. 2. Usaha MLM syariah pada umumnya memiliki visi dan misi yang menekankan kepada pembangunan ekonomi nasional melalui penyediaan lapangan kerja, produk-produk kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau, dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah di tanah air demi meningkatkan kemakmuran, dan meningkatkan martabat bangsa. 3. Sistem pemberian insentif disusun dengan memperhatikan prinsip keadilan dan kesejahteraan. Dirancang semudah mungkin untuk dipahami dan dipraktekkan. Selain itu, memberikan kesempatan kepada distributornya untuk memperoleh pendapatan seoptimal mungkin sesuai kemampuannya melalui penjualan, pengembangan jaringan, ataupun melalui kedua- duanya. 4. Dalam hal marketing plan-nya, MLM syariah pada umumnya mengusahakan untuk tidak membawa para distributor pada suasana materialisme dan konsumerisme, yang jauh dari nilai-nilai islam. Bagaimanapun, materialisme dan konsumerisme pada akhirnya akan Universitas Sumatera Utara 32 membawa kepada kemubaziran yang terlarang dalam islam. Faisol 2003:8 ada beberapa sistem yang telah diterapkan oleh perusahaan MLM yang melanggar norma dalam berbisnis dan juga norma kemanusiaan, diantaranya adalah: 1. Skema Piramida dan Investasi Berantai Ciri khusus dari sistem piramida dan investasi berantai yang mudah dikenali adalah sebagai berikut: a. Pemungutan biaya pendaftaran anggota baru relatif jauh lebih besar dan sebagian biaya pendaftaran itu dipergunakan untuk memberikan kompensasi bonus atau komisi kepada orang-orang yang merekrut anggota baru. Akibatnya, anggota perusahaan yang menggunakan sistem ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggung jawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan yang kurang maksimal kepada pelanggan. b. Setiap anggota diharuskan melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin sebelum sementara harga produk umumnya telah disesuaikan secara tidak wajar menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya. c. Ketidakperdulian perusahaan dan distributor independennya terhadap kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen cenderung menjadi korban. Ketidakperdulian ini juga tampak nyata karena banyak distributor yang telah memesan produk dengan syarat Universitas Sumatera Utara 33 menjadi anggota semata, kemudian tidak pernah mengambil produk tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan acap kali kehabisan stock produk tertentu dan lalai untuk menyediakannya dalam kurun waktu yang dijanjikan. d. Tidak adanya pelatihan dan sistem pendidikan yang sistematis dan berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para pemimpin jaringan tidak menunjukkan tanggung jawab moral untuk mengembangkan sumber daya manusianya secara sungguh-sungguh. e. Dilanggarnya prinsip umum MLM yakni semua anggota memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa. Dalam skema piramida, mereka yang mendaftar belakangan kurang ataupun tidak memiliki sama sekali peluang untuk mendapatkan keuntungan. Setiap keberhasilan seorang harus dibayar dengan kegagalan sejumlah orang lain yang bergabung belakangan. 2. Sistem Binari Sistem binari dapat dikatakan anak kembar dari sistem pemasaran berskema piramida dan investasi berantai yaitu dikembangkan berdasarkan pola perekrutan sua orang dua kaki yang diduplikasi terus menerus, termasuk kreativitas pengusaha-pengusaha tak bermoral dalam merekayasa sistem MLM. dengan jelas perusahaan yang menggunakan sistem ini memberikan keuntungan kepada distributornya dari hasil perekrutan semata. Suatu hal yang jelas-jelang melanggar aturan World Universitas Sumatera Utara 34 Federation of Direct Selling Association WFDSA.

2.6. Penelitiaan Terdahulu Anshori 2003 melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh