4.1 yaitu semakin banyak penggunanya maka trendline akan naik sama halnya dengan trendline delay.
Gambar 4.3. Grafik Rata Rata Packet Loss Ratio
Kinerja packet loss ratio pada Gambar 4.3 menunjukkan perbedaan packet loss ratio
yang signifikan pada 3 kondisi jaringan tersebut. Ketiga besar packet loss ratio
di masing-masing kondisi dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU G.1010. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan bandwidth
sebesar 2.048 MBps mampu memenuhi kebutuhan semua pengguna sehingga sedikit paket yang terbuang drop. Trendline packet loss ratio menunjukkan
semakin banyak pengguna, maka grafik packet loss ratio semakin naik.
K N
S
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25 0.3
0.35 0.4
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 P
ck et
L o
ss Ra
tio
Banyak Pengguna Kondisi Jaringan Kinerja Packet Loss Ratio Sebagai Fungsi Kondisi Jaringan
banyak pengguna
Packet Loss Ratio Keterangan:
K= Kosong N=Normal
S=Sibuk
Trendline Exponential Packet Loss Ratio
Gambar 4.4. Grafik Rata Rata Throughput
Kinerja throughput pada ketiga kondisi jaringan menunjukkan trendline throughput
yang menurun. Sesuai standar throughput menurut standarisasi PT PLN APJ Surakarta pada Tabel 3.5 di bab 3, kinerja masing-masing throughput
dalam kategori bagus yaitu ketiga kondisi jaringan mempunyai throughput dalam rentang nilai 1.024 MBps sampai dengan 2.048 MBps. Perbedaan
throughput yang terjadi dikarenakan lalu lintas trafic pada kondisi sibuk lebih
padat sehingga throughput menjadi lebih kecil. Kondisi ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2. Besar bandwidth
sebesar 2.048 MBps bisa mencukupi throughput pada kondisi sibuk dengan rata- rata 29 pengguna. Gambar 4.1 dan Gambar 4.4 menunjukkan besarnya delay
berbanding terbalik dengan throughput.
K N
S
1.2 1.3
1.4 1.5
1.6 1.7
1.8 1.9
2
1 3
5 7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Thro ug
hput M
B ps
Banyak Pengguna Kondisi Jaringan Kinerja Throughput Sebagai Fungsi Kondisi Jaringan
banyak pengguna
Throughput MBps Keterangan:
K= Kosong N=Normal
S=Sibuk
Gambar 4.5. Grafik rata rata Utilization
Gambar 4.5 menunjukkan perubahan kinerja utilization di ketiga kondisi jaringan. Kondisi sibuk mempunyai utilization yang lebih kecil dibandingkan
saat kondisi kosong atau normal. Kondisi jaringan saat sibuk mempunyai beban jaringan yang besar untuk keperluan pekerjaan kantor. Sesuai dengan
standar utilization menurut standarisasi PT PLN APJ Surakarta, kinerja utilization
dalam kategori bagus. Hal ini menunjukkan penggunaan bandwidth di PT PLN APJ Surakarta sudah maksimal karena besar ketiga utilization
dalam rentang 50.00 sampai dengan 100.00. Dari hasil analisa dengan membandingkan throughput dan utilization, kedua parameter tersebut saling
berpengaruh. Jika kondisi jaringan dengan throughput yang besar, maka utilization
juga akan besar. Hal sesuai dengan teori yang ada di bab 2.
K N
S
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 3
5 7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Ut iliza
tio n
Banyak Pengguna Kondisi Jaringan Kinerja Utilization Sebagai Fungsi Kondisi Jaringan
banyak pengguna
Utilization Keterangan:
K= Kosong N=Normal
S=Sibuk
4.4. Data dan Analisa Kinerja Jaringan di Setiap Kantor
4.4.1. Delay
Pada penelitian yang dilakukan, besarnya delay di ketiga kondisi setiap kantor disajikan dalam bentuk diagram batang berikut ini agar dapat
mengetahui perbedaan besarnya delay. Besarnya delay yang disajikan adalah nilai rata-rata setiap kantor seperti pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Grafik Penghitungan Besarnya Delay
Delay masing-masing kantor menunjukkan grafik perubahan yang cukup
signifikan. Grafik batang kondisi kosong di 12 kantor selalu lebih kecil dibandingkan kondisi normal dan sibuk. Hal ini menunjukkan di semua kantor
pada saat kondisi kosong mempunyai delay terkecil dikarenakan beban jaringan kecil. Sedangkan untuk semua kantor, kondisi sibuk yang digambarkan batang
warna hijau mempunyai delay paling besar dikarenakan semakin besar beban jaringannya. Hal ini sesuai teori pada bab 2.
50 100
150
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
D e
lay m
s
Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Delay Seluruh Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Kosong Normal
Sibuk
4.4.2. Jitter
Besar masing-masing jitter di ketiga kondisi jaringan setiap kantor disajikan dalam bentuk diagram batang. Besarnya jitter yang disajikan adalah
nilai rata-rata setiap kantor seperti pada Gambar 4.7 di bawah ini.
Gambar 4.7. Grafik Penghitungan Besarnya Jitter
Jitter rata-rata masing-masing kantor dapat dilihat pada diagram batang
tersebut. Dengan melihat perbandingan masing-masing kantor, perubahan jitter mempunyai perbedaan yang stabil. Kondisi sibuk di semua kantor selalu
mempunyai jitter yang paling besar dibandingkan kondisi normal dan kosong. Hal ini dikarenakan kondisi sibuk mempunyai beban jaringan yang besar
dibandingkan dengan kondisi kosong. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2.
20 40
60 80
100 120
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
Ji tt
e r
m s
Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Jitter Seluruh Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Kosong Normal
Sibuk
4.4.3. Packet Loss Ratio
Besar masing-masing packet loss ratio di ketiga kondisi jaringan setiap kantor disajikan dalam bentuk diagram batang. Besarnya packet loss ratio yang
disajikan adalah nilai rata-rata setiap kantor seperti pada Grafik 4.8.
Gambar 4.8. Grafik Penghitungan Besarnya Packet Loss Ratio
Packet loss ratio di semua kantor menunjukkan perbedaan yang cukup
significan. Kondisi sibuk masih mempunyai packet loss ratio paling besar. Namun jika melihat grafik pada Gambar 4.4 terlihat adanya anomali jaringan di
kantor 2 yaitu kondisi normal mempunyai packet loss ratio yang lebih besar
dibandingkan besar packet loss ratio kondisi normal ataupun kondisi sibuk. Hal ini terjadi dikarenakan adanya gangguan kabel optik di kantor 2. Packet loss
ratio di 11 kantor lainnya baik kondisi kosong maupun kondisi normal
menunjukkan tidak ada paket yang dibuang sehingga tidak mengurangi efisiensi jaringan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada di bab 2.
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
Pack e
t Loss R
atio
Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Packet Loss Ratio Seluruh Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Kosong Normal
Sibuk
4.4.4. Throughput
Hasil penelitian throughput selama satu bulan penelitian untuk masing- masing kantor dapat digambarkan dalam diagram batang untuk melihat
perubahan throughput saat kondisi kosong, normal, maupun sibuk. Throughput sebagai parameter untuk menunjukkan penggunaan bandwidth sebenarnya.
Gambar 4.9. Grafik Penghitungan Besarnya Throughput
Perbedaan ketiga kondisi jaringan untuk throughput di semua kantor disajikan dalam diagram batang pada Gambar 4.9. Kondisi kosong semua kantor
mempunyai throughput yang paling besar dibandingkan kondisi normal dan sibuk. Kondisi sibuk mempunyai throughput yang paling kecil. Kondisi ini
mengindikasikan saat kondisi jaringan sibuk mempunyai beban jaringan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2.
0.5 1
1.5 2
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
Th ro
u g
h p
u t
M B
p s
Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Throughput Seluruh Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Kosong Normal
Sibuk
4.4.5. Utilization
Hasil penelitian utilization selama satu bulan penelitian untuk masing- masing kantor dapat digambarkan dalam diagram batang untuk melihat
perubahan utilization saat kondisi kosong, normal, maupun sibuk. Utilization sebagai parameter untuk menunjukkan prosentase throughput di jaringan
sebenarnya dibandingkan bandwidth yang digunakan.
Gambar 4.10. Grafik Penghitungan Besarnya Utilization
Kinerja utilization ketiga kondisi di semua kantor menunjukkan perbedaan yang stabil. Kondisi kosong untuk semua kantor mempunyai utilization yang
paling besar dibandingkan kondisi normal dan sibuk dikarenakan beban jaringan kecil. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2. Kinerja utilization ini
menunjukkan penggunaan bandwidth yang cukup maksimal saat kondisi kosong. Kondisi sibuk mempunyai utilization yang paling kecil.
20 40
60 80
100
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
Uti li
zation
Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Utilization Seluruh Kantor PT PLN Persero APJ Surakarta
Kosong Normal
Sibuk
4.5. Kondisi Jaringan Secara Keseluruhan
Kondisi secara umum dari tiap-tiap kantor berada dalam kategori baik. Hal ini didukung oleh masing-masing parameter jaringan yang menunjukkan
kategori baik. Parameter-parameter jaringan dapat dilihat secara detail di Lampiran 1.
Delay untuk semua kantor di PT PLN APJ Surakarta dalam kategori
excellent sesuai dengan standar delay dari ITU-T G.1010. Dalam kondisi
jaringan sibuk, 3 kantor mempunyai jitter dalam kategori bagus sedangkan 8 kantor lainnya mempunyai jitter dalam kategori sedang. Namun kondisi ini
masih dapat diterima sebagai kondisi jitter yang baik karena pada kondisi sibuk jika dibandingkan dengan packet loss ratio ada sedikit paket yang dibuang.
Kondisi sibuk dengan trafik jaringan yang besar mempunyai packet loss ratio tidak lebih dari 1 . Hal ini menunjukkan paket yang dibuang hanya sedikit
dalam rentang packet loss ratio 0.00 sampai 1.00 pada saat kondisi jaringan sibuk.
Throughput untuk semua kondisi di seluruh kantor menunjukkan perbedaan
yang tidak signifikan. Seluruh kantor mempunyai throughput hampir sama. Jika dibandingkan dengan bandwidth yang dimiliki PT PLN Persero APJ Surakarta
yaitu 2,048 MBps, throughput kondisi kosong hampir mendekati bandwidth yang digunakan. Kondisi sibuk yang mempunyai beban jaringan besar
menunjukkan throughput yang baik karena masih dalam rentang 1,024 MBps sampai 2,048 MBps yaitu dalam kategori bagus.