sebagai client sampai kantor 12 dan secara bergantian untuk masing-masing kantor.
Software wireshark akan mencatat banyaknya total selisih delay n dengan
delay n-1 berikutnya saat melakukan transmisi frame. Data jaringan yang
ditangkap wireshark kemudian akan dilakukan penghitungan dengan rumus 2.2 di bab 2 untuk masing-masing jitter.
3.7.3 Packet Loss Ratio
Pada penelitian ini, penulis melakukan pengukuran besarnya packet loss ratio
dengan prosedur arping mengirimkan 100 jumlah frame yang mempunyai panjang 60 bytes dari kantor 1 sebagai pusat ke kantor lainnya dan secara
bergantian untuk masing-masing kantor. Penulis membaca sejumlah paket yang mengalami gagal pengirimandrop dari sejumlah paket yang dikirim. Packet loss
ratio dihitung dengan rumus 2.3 di bab 2 yang dinyatakan dalam prosentase
yaitu perbandingan jumlah packet yang mengalami drop dengan jumlah packet yang dikirim.
3.7.4 Throughput
Pengukuran throughput dilakukan dengan prosedur arping kantor dari kantor 1 sebagai client sampai kantor 12 dan secara bergantian untuk masing-
masing kantor. Software wireshark menangkap data jaringan yaitu berapa jumlah frame yang dikirim dan variable kurun waktu penerimaan. Jika panjang
tiap frame yang datang di masing-masing kantor s bytes maka payload dari
frame s-18 byte. Penulis menangkap data jaringan dengan jumlah frame
bervariasi dan panjang frame 60 bytes. Penghitungan throughput ini menggunakan rumus 2.4 di bab 2.
3.7.5 Utilization
Pada penelitian ini, penulis melakukan pengukuran besarnya utilization dengan terlebih dahulu mengetahui hasil perhitungan throughput. Penghitungan
utilization di masing-masing kantor adalah membandingkan nilai throughput
masing-masing di kantor dengan bandwidth yang digunakan di PT PLN Persero APJ Surakarta. Besarnya utilization ini dinyatakan dalam prosentase.
Penghitungan ini menggunakan rumus 2.5 di bab 2.
3.8. Pengolahan dan Analisa Data
3.8.1 Delay
Penulis melakukan penelitian pada 3 kondisi yaitu kosong, normal, dan sibuk. Hasil delay rata-rata pada saat ketiga kondisi tersebut dibandingkan
dengan standarisasi yang sudah ada yaitu ITU-T G.1010 untuk Quality of Service
QoS. Berdasarkan standar ITU-T G.1010 standar prosentase delay untuk
jaringan adalah dapat dilihat pada Tabel 3.2.