Pembuatan serbuk daun salam Pembuatan ekstrak etanolik daun salam Skrining fitokimia serbuk daun salam

E. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu alat gelas Pyrex, jarum ose, mikropipet, inkubator Heraeus, autoclave tipe KT-40 ALP, Densichek Vitek, neraca analitik Mettler Toledo GB 3002, shaker Innova 2100, oven Memmert, Microbiological Safety Cabinet, jangka sorong, alat pembuat sumuran No. 3 diameter 6 mm, cawan petri Pyrex, vortex, corong Buchner, pompa vacuum, rotary vacuum evaporator IKAVACĀ®, dan kamera digital Samsung.

F. Tata Cara Penelitian 1. Pengumpulan bahan daun salam

Daun salam yang diperoleh dari pohon salam berasal dari daerah Kaliurang dikumpulkan pada bulan Agustus dan September 2012. Daun salam yang diambil berwarna hijau tua mulai dari daun ketiga dari ujung dan kedua dari pangkal dan diambil dalam keadaan segar.

2. Pembuatan serbuk daun salam

Daun salam dicuci bersih dari kotoran dan bagian tumbuhan yang lain dengan menggunakan air mengalir. Dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam. Pengeringan dihentikan jika daun saat diremas mudah remuk lalu diserbuk dengan menggunakan blender hingga halus. Serbuk daun diayak menggunakan pengayak No.40. Disimpan di dalam wadah yang kering dan tertutup rapat.

3. Pembuatan ekstrak etanolik daun salam

Maserasi dilakukan pada 50 g serbuk daun salam 500 mL pelarut etanol 96 dengan kecepatan 120 rpm selama 5 hari. Disaring dengan kertas saring dengan bantuan pompa vacuum lalu dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator sampai terbentuk cairan kental. Dilanjutkan dengan menggunakan penangas air selama 15-20 menit dengan suhu antara 50 -60 C sampai diperoleh ekstrak kental.

4. Skrining fitokimia serbuk daun salam

a. Uji flavonoid. Sebanyak 1 g serbuk daun salam ditambahkan dengan 5 mL aquadest, lalu dipanaskan selama 10 menit. Selanjutnya disaring, filtrat ditambahkan dengan NaOH LP kemudian ditambahkan dengan HCl. Adanya perubahan warna merah menjadi kurang pekat menunjukkan adanya flavonoid. b. Uji tanin. Sebanyak 2 g serbuk daun salam ditambahkan dengan 10 mL aquadest, lalu dipanaskan selama 30 menit dalam penangas air hingga mendidih. Selanjutnya disaring, filtrat sebanyak 5 mL ditambahkan larutan natrium klorida 2 sebanyak 1 mL. Apabila terbentuk suspensi atau endapan disaring dengan kertas saring kemudian filtrat ditambahkan larutan gelatin 1 sebanyak 5 mL. Terbentuknya endapan menunjukkan adanya tanin. Selain itu dapat juga dengan menambahkan 5 tetes FeCl 3 pada filtrat. Dikatakan positif tanin jika terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman.

5. Analisis flavonoid dan tanin serbuk daun salam dengan KLT