Latar Belakang Uji daya antibakteri ekstrak etanolik daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) terhadap bakteri Streptococcus mutans penyebab karies gigi.

1 BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Menurut Ardani, Pratiwi, dan Hertiani 2010 karies gigi merupakan masalah yang sering terjadi karena kesadaran masyarakat yang rendah dalam menjaga kesehatan mulut. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan bahwa prevalensi nasional karies gigi aktif adalah sebesar 43,4 dimana D.I. Yogyakarta termasuk diantara 14 provinsi yang memiliki prevalensi karies aktif diatas prevalensi nasional. Selain itu, untuk penduduk usia 12 tahun keatas sebesar 72,1 penduduk pernah memiliki pengalaman karies dan sebesar 46,5 diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Menurut Astoeti 2011 apabila karies gigi tidak ditangani dengan baik maka dapat menurunkan produktivitas, menjadi sumber infeksi, bahkan bisa mengakibatkan atau memperparah beberapa penyakit sistemik diantaranya stroke, diabetes, dan penyakit jantung. Menurut Alcamo 1996 bakteri berperan penting dalam proses terjadinya karies gigi. Salah satu spesies bakteri yang dominan dalam mulut yaitu Streptococcus mutans. Streptococcus mutans adalah bakteri gram positif fakultatif anaerob yang merupakan bakteri penyebab karies gigi. Streptococcus mutans bersifat kariogenik dan memiliki suatu enzim pada permukaannya yang diproduksi oleh gtfB disebut dengan glucosyl transferase GTF yang dapat menyebabkan polimerisasi glukosa pada sukrosa dengan pelepasan dari fruktosa, sehingga mampu mensintesis polisakarida ekstraseluler EPS glukan ikatan α 1-3 yang tidak larut dalam air dan sangat lengket. Glukan bersama dengan bakteri melekat dengan erat pada enamel gigi sehingga akan terbentuk biofilm pada permukaan gigi dan lebih bersifat asidogenik. Hal ini akan menyebabkan terjadinya demineralisasi pada gigi yang selanjutnya mengarah pada pembentukan karies Smith, 2003. Oleh karena itu, bakteri ini menjadi target utama dalam upaya mencegah terjadinya karies gigi. Penggunaan antibiotika dalam pemberantasan plak seperti penisilin, vankomisin, dan klorheksidin secara rutin dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri dan efek samping seperti diskolorisasi gigi Schuurs, 1993. Jika suatu bakteri resisten terhadap antibakterial, maka organisme itu akan terus bertumbuh walaupun telah dilakukan pemberian obat antibakterial Kee and Hayes, 1994. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah resistensi bakteri, yaitu dengan memanfaatkan bahan alam. Pada saat ini, banyak orang yang kembali menggunakan bahan alam untuk mengobati berbagai penyakit. Pemanfaatan bahan alam sebagai antibakteri banyak dikembangkan karena efek samping yang dihasilkan tidak merugikan dibandingkan dengan obat yang dibuat dari bahan sintetis Kardinan dan Kusuma, 2004. Tanaman asli Indonesia, yaitu daun salam banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masak untuk penyedap makanan. Selain itu, daun salam digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk mengobati hipertensi, diabetes, dan diare. Daun salam kaya akan kandungan, tanin, flavonoid, dan minyak atsiri 0,05 yang terdiri dari eugenol dan sitral Winarto, 2003. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai manfaat daun salam sebagai antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans untuk salah satu terapi alternatif penyakit karies gigi dan dapat dikembangkan dalam bentuk sediaan farmasi sehingga lebih praktis dan mudah dalam pemakaiannya.

B. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti adalah :