C. Streptococcus mutans
Klasifikasi dari Streptococcus mutans menurut Bergey’s Manual of
Systematic Bacteriology 2009 yaitu : Kerajaan
: Monera
Gambar 4. Streptococcus mutans dengan menggunakan scanning electron micrograph
SEM pada perbesaran 8000x dengan ukuran 6x7 cm
Anonim, 2011.
Divisi : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacilalles
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus mutans
Streptococcus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat yang mempunyai karakteristik dapat membentuk pasangan atau rantai selama
pertumbuhannya. Bakteri ini tersebar di alam, dimana beberapa diantaranya merupakan flora normal pada manusia Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, 2005.
Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, nonmotil, anaerob fakultatif, bentuk kokus tersusun dalam rantai, tumbuh optimal pada suhu sekitar
18 -40
C. Streptococcus mutans bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam, asidodurik, mampu tinggal pada lingkungan asam, dan menghasilkan suatu
polisakarida yang lengket disebut dextran. Oleh karena itu, Streptococcus mutans bisa menyebabkan lengket sehingga mendukung bakteri lain menuju ke email
gigi, dan menghasilkan asam yang dapat melarutkan email gigi Behrman, Kliegman, Arvin, 2000.
Streptococcus mutans merupakan bakteri yang kariogenik karena mampu membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Bakteri tersebut dapat
tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida ekstra sel yang sangat lengket dari
karbohidrat makanan. Polisakarida ini terdiri dari polimer glukosa yang menyebabkan matriks plak gigi mempunyai konsistensi seperti gelatin sehingga
bakteri tersebut akan terbantu untuk melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. Dan karena plak semakin tebal maka akan menghambat fungsi saliva
dalam menetralkan plak Kidd and Bechal, 1992. Koloni Streptococcus mutans ditutupi oleh glukan yang dapat
mengurangi perlindungan dan aktivitas antibakteri pada saliva terhadap plak gigi. Plak dapat menghambat difusi asam keluar dalam saliva sehingga konsentrasi
asam pada permukaan enamel akan meningkat. Hal ini akan membuat produksi asam meningkat dan reaksi dalam rongga mulut menjadi asam dan kondisi ini
akan membuat produksi asam meningkat dan reaksi dalam rongga mulut menjadi asam dan kondisi ini akan membuat deminerasilasi gigi terus menerus yang
merupakan proses awal terjadinya karies Smith, 2003. Proses perlekatan Streptococcus mutans dimulai dari adanya interaksi
antara bakteri dengan pelikel. Mekanisme interaksi tersebut dipengaruhi oleh kekuatan elektrostatik, hidrofobik, komponen organik dan multiple binding sites.
Bakteri yang melekat pada permukaan bahan restorasi karena adanya interaksi elektrostatik atau melalui calcium bridging, yaitu ion Ca
2+
dalam saliva akan menjembatani dan mengikat permukaan sel bakteri dan pelikel gigi yang
bermuatan negatif. Interaksi hidrofobik didasari oleh kontak yang rapat antara molekul pada pelikel dengan permukaan bakteri. Komponen organik
Streptococcus mutans dengan menggunakan enzim glucosyltransferase GTF dan non-enzym glucan binding protein untuk mensintesis polisakarida ekstraseluler
dan membentuk suatu glukan yang bersifat lengket. Glukan merupakan tempat perlekatan, sehingga keduanya dapat membantu perlekatan Streptococcus mutans
pada permukaan gigi, sedangkan perlekatan bakteri melalui multiple binding site karena adanya interaksi lectinlike, yaitu protein yang terdapat pada permukaan
Streptococcus mutans bereaksi dengan high molecular weight salivary glycoproteins dan mengadsorpsi hidroksiapatit enamel sehingga terjadi interaksi
antara bakteri dengan pelikel gigi Ferracane, Berge, and Condon, 1994, cit Anggraeni, Yuliati, dan Nirwana, 2005.
Mekanisme terbentuknya
karies gigi
dimulai dari
perlekatan Streptococcus mutans pada permukaan gigi. Adhesin pada Streptococcus mutans
yaitu antigen III berinteraksi dengan α-galaktosida pada senyawa glikoprotein turunan saliva pada pelikel gigi. Streptococcus mutans yang terakumulasi pada
permukaan gigi dapat terbentuk apabila mendapat bantuan dari glukosa. Glukosa diubah oleh enzim glukosiltransferase GTF pada bakteri menjadi glukan
ekstraselular. Glukan yang tidak larut ini melekat pada permukaan gigi dan disebut dengan plak gigi. Streptococcus mutans memiliki glucan binding protein
GBP yang dapat berikatan dengan glukan secara spesifik. Selain berikatan dengan GBP, glukan dapat berikatan dengan GTF yang memiliki glucan binding
domain yang berfungsi sebagai reseptor glukan. Dengan demikian Streptococcus
mutans dapat terakumulasi pada permukaan gigi. Proses perubahan glukosa menjadi glukan menghasilkan asam laktat. Adanya asam menurunkan pH saliva
menjadi 5,5 sehingga dapat melarutkan jaringan keras pada permukaan gigi Taubman and Nash, 2006.
D. Uji Daya Antibakteri