lengket sehingga akan terbentuk plak gigi. Akumulasi plak gigi memegang peranan yang sangat penting dalam proses terjadinya karies gigi. Oleh karena itu,
untuk mencegah karies gigi dilakukan dengan meminimalisasi pertumbuhan Streptococcus mutans dengan menggunakan agen antibakteri. Daun salam
memiliki kandungan tanin dan flavonoid yang bersifat sebagai antibakteri sehingga memiliki potensi untuk dilakukan penelitian mengenai daya antibakteri
terhadap Streptococcus mutans penyebab karies gigi. Daya antibakteri ekstrak etanolik daun salam ditunjukkan dengan metode
difusi sumuran berdasarkan diameter zona hambat yang dihasilkan dan metode dilusi untuk menentukan nilai KHM dan KBM. Prinsip metode difusi, yaitu
pengukuran daya antibakteri berdasarkan pengamatan luas zona hambat pertumbuhan bakteri karena berdifusinya obat dari tempat awal pemberian ke
daerah difusi.
G. Hipotesis
Ekstrak etanolik daun salam Syzygium polyanthum memiliki daya antibakteri terhadap bakteri penyebab karies gigi Streptococcus mutans.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian uji daya antibakteri ekstrak etanolik daun salam terhadap bakteri Streptococcus mutans penyebab karies gigi merupakan jenis penelitian
eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel utama
a. Variabel bebas. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu variasi konsentrasi ekstrak etanolik daun salam uji daya antibakteri: 5, 10, 20, 30, dan 50 mgmL; konsentrasi penentuan nilai KHM dan KBM: 15, 18,
20, 22, 24, 26, 28, dan 30 mgmL.
b. Variabel tergantung. Variabel tergantung yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu diameter zona hambat ekstrak etanolik daun salam terhadap
Streptococcus mutans, nilai KHM, dan nilai KBM. 2. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu asal tanaman dari daerah Kaliurang, umur
tanaman, waktu pengambilan tanaman, waktu inkubasi 24 jam, suhu inkubasi 37
C, volume suspensi bakteri uji yang diinokulasikan dalam media 1 mL, konsentrasi suspensi bakteri uji yang setara dengan kepadatan standar 0,5 Mc
Farland II diperkirakan 1,5x10
8
sel bakterimL. b.
Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suhu pengeringan di bawah sinar
matahari, kelembaban ruangan, suhu penyimpanan serbuk, dan lingkungan tempat tumbuh tanaman.
C. Definisi Operasional
1. Ekstrak etanolik daun salam adalah hasil maserasi dari serbuk daun salam menggunakan penyari etanol 96.
2. Ekstrak etanolik daun salam kental yaitu hasil maserasi yang dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator kemudian dipanaskan di atas
penangas air selama 15-20 menit pada suhu 50 -60
C sampai didapatkan ekstrak kental.
3. Zona hambat adalah zona jernih di sekitar sumuran yang ditambahkan ekstrak etanolik daun salam dimana tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans dilihat dari kejernihan media yang dibandingkan dengan kontrol negatif aquadest steril.
4. Daya antibakteri adalah kemampuan ekstrak etanolik daun salam untuk menghambat atau membunuh bakteri yang dibandingkan dengan kontrol
negatif melalui uji difusi sumuran dan penentuan KHM dan KBM.
5. Metode difusi sumuran adalah metode yang digunakan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanolik daun salam terhadap bakteri Streptococcus mutans
dengan cara mengukur diameter zona hambat di sekitar sumuran. 6. Metode dilusi padat adalah metode pengukuran aktivitas ekstrak etanolik daun
salam terhadap Streptococcus mutans dengan menentukan KHM dan KBM. 7. Kadar Hambat Minimal KHM adalah konsentrasi terendah ekstrak etanolik
daun salam yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dilihat dari uji penegasan penentuan KHM dan KBM dengan metode
streak plate yang masih menunjukkan pertumbuhan bakteri. 8. Kadar Bunuh Minimal KBM adalah konsentrasi terendah ekstrak etanolik
daun salam yang mampu membunuh bakteri Streptococcus mutans dilihat dari uji penegasan penentuan KHM dan KBM dengan metode streak plate yang
tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri.
D. Bahan Penelitian