e selektif, f tidak mempengaruhi zat berkhasiat, dan
g diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku Anonim, 1986. Metode penyarian yang digunakan tergantung dari wujud dan kandungan
zat dari bahan yang akan disari. Cara penyarian dapat dibedakan menjadi: infundasi, maserasi, perkolasi, dan penyarian berkesinambungan Anonim, 1986.
F. Kesahihan Metode Analisis
Kesahihan metode analisis diartikan sebagai suatu prosedur yang digunakan untuk membuktikan bahwa metode analisis tersebut dapat memberikan
hasil seperti yang diharapkan dengan kecermatan dan ketelitian yang memadai. Metode analisis instrumen merupakan metode yang terpilih dan memadai untuk
mengantisipasi persoalan analisis, yaitu sangat kecilnya kadar senyawa yang dianalisis dan kompleksnya matriks sampel yang dianalisis Mulja dan Suharman,
1995. Untuk itu diperlukan suatu pedoman mengenai kesahihan metode analisis yang didukung oleh parameter-parameter presisi, linearitas, dan spesifisitas.
G. Kesalahan dalam Metode Analisis
Kesalahan dalam metode analisis sangat sukar untuk dihilangkan namun sumber kesalahan tetap harus ditekan seminimal mungkin. Kesalahan dalam
analisis kimia dapat dikategorikan menjadi dua kelas utama.
1. Kesalahan sistemik
Kesalahan sistemik adalah hasil analisis yang menyimpang secara tetap dari harga kadar yang sebenarnya karena proses pelaksanaan prosedur analisis,
sehingga kesalahan ini disebut juga kesalahan prosedur Mulja dan Suharman, 1995. Kesalahan sistematik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai
berikut. a. Kesalahan personil dan operasi. Kesalahan ini disebabkan oleh cara
pelaksanaan analisis, bukan karena metode. Kesalahan operasi umumnya bersifat fisis bukan khemis, misalnya kesalahan pengamatan visual pada titik
akhir titrasi, kekeliruan cara pencucian endapan, dan sebagainya. Jadi kesalahan ini bersifat individual dan sangat dipengaruhi oleh ketrampilan
analis dalam melakukan pekerjaan analisis. b. Kesalahan alat dan pereaksi. Kesalahan ini disebabkan oleh pereaksi yang
kurang murni, alat yang kurang valid atau pemakaian alat yang kurang tepat walaupun alatnya sendiri baik, contohnya pengambilan volume tepat dengan
pipet ukur atau gelas ukur, penggunaan buret 50 mL buret makro untuk analisis mikro, dan sebagainya.
c. Kesalahan metode analisis. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kesalahan pengambilan sampel, kesalahan akibat reaksi kimia yang tidak sempurna, atau
ikut mengendapnya zat-zat yang tidak diinginkan.
2. Kesalahan sistematik
Kesalahan sistematik adalah penyimpangan yang tidak tetap dari hasil penentuan kadar dengan instrumen yang disebabkan fluktuasi dari instrument
yang dipakai. Penyebab kesalahan ini tidak dapat ditentukan dan tidak dapat dikontrol maka kesalahan ini disebut juga kesalahan acak Mulja dan
Suharman,1995.
H. Landasan Teori
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan. Radikal bebas akan menstabilkan diri dengan cara menyerang dan
mengikat elektron molekul yang berada di sekitarnya sehingga dapat menyebabkan kerusakan oksidatif sel yang berdampak menimbulkan berbagai
macam penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, kanker, dan penuaan dini. Suatu senyawa radikal dapat ditemukan didalam tubuh maupun dari luar tubuh dari luar
tubuh sangat berpengaruh dalam proses penuaan dini oleh faktor gaya hidup dan faktor lingkungan.
Jeruk merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan di berbagai tempat, budidaya jeruk menempati urutan nomer 2 setelah anggur sebagai buah
konsumtif. Banyak masyarakat yang mengkonsumsi buah jeruk untuk mendapatkan manfaatnya sebagai asupan vitamin c. Dalam kandungan jeruk
terdapat vitamin C ,flavonoid ,karotinoid, limonoid dan minyak atsiri. Aktivitas antioksidan dapat diuji dengan metode menggunakan radikal
bebas DPPH. Karena adanya elektron yang tidak berpasangan, DPPH
memberikan serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh keberadaan penangkap radikal bebas, maka absorbansinya menurun secara
stokiometri sesuai jumlah elektron yang diambil. Keberadaan senyawa antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning.
I. Hipotesis
Fraksi etil asetat ekstrak etanolik kulit buah jeruk purut mempunyai aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dinyatakan dalam IC
50
dan memiliki kandungan fenolik total yang ditetapkan dengan metode pereaksi Folin
– Ciocalteu dinyatakan dengan masa ekivalen asam galat.
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan tahapan penelitian sebagai berikut :
a. Pemilihan dan pengumpulan sampel, b. pembuatan simplisia,
c. ekstraksi dan fraksinasi simplisia, d. eenetapan aktivitas antioksidan, dan
e. penetapan kadar fenolik dalam ekstrak.
B. Variabel penelitian
Variabel bebas :Konsentrasi ekstrak sampel.
Variabel tergantung : Nilai IC
50
. C.
Bahan-bahan penelitian
Serbuk sampel kulit jeruk, etanol, etil asetat, reagen DPPH, DPPH dalam etanol, metanol.
D. Alat-alat Penelitian
Spektrofotometer uv-visibel Simadzhu®. alat-alat gelas, corong pisah, corong Buchner, ayakan, vortex, ultrasonik, maserator, vacuum rotary evaporator.