Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

d. Mampu menikmati banyak hal. e. Mampu memecahkan masalah internal dan eksternal. f. Mengenal dengan baik, memahami, dan menerima orang lain. g. Melakukan aktivitas yang sesuai minatnya. h. Emosi yang dimiliki stabil. i. Rasa ingin tahu terhadap banyak hal cukup besar. Haber dan Ruyon 1984: 10-18 mengungkapkan cirri-ciri penyesuaian diri yang sehat sebagai berikut : a. Terdapatnya akurasi persepsi terhadap realitas. b. Mampu mengatasi stress dan kecemasan. c. Mempunyai self image yang positif. d. Mampu mengekspresikan emosi secara tepat. e. Mampu menjalin hubungan interpersonal dengan baik. Hurlock 1999: 258 menjabarkan ciri – ciri individu yang mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan baik sebagai berikut: a. Mampu dan bersedia bertanggung jawab. b. Mampu perpartisipasi dalam kegiatan yang sesuai dengan tingkatan usianya. c. Mampu mengatasi masalah dengan segera. d. Mampu mengambil keputusan tanpa konflik dan banyak pertimbangan orang lain. e. Mampu mengambil hikmah dari kegagalan. f. Mempunyai sikap sesuai dengan situasi dan kondisinya. g. Mampu menunjukkan kemampuan afeksinya berupa kasih sayang dan empatinya secara langsung. h. Mampu menunjukkan reaksi emosi secara positif. i. Mampu menerima kenyataan hidupnya sendiri. j. Mempunyai konsentrasi pada tujuan yang hendak dicapai. Uraian mengenai ciri – ciri individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik di atas dapat disimpulkan bahwa individu yang mempunyai kemampuan yang baik dalam menyesuaikan diri adalah individu yang dapat mengatasi diri dan masalah yang sedang dihadapi dengan cara yang tepat tanpa mengganggu aktivitas ataupun hubungannya dengan orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan penyesuaian diri merupakan proses tercapainya keseimbangan antara apa yang diinginkan individu dan harapannya dengan apa yang dilihat dan dialami individu. Penyesuaian diri merupakan proses yang berkelanjutan antara diri sendiri, orang lain, dan dunia sekitar. Penyesuaian diri dilakukan untuk menghadapi perubahan dalam perkembangan lingkungan. Penyesuaian diri yang baik ditandai dengan adanya indikasi sebagai berikut: 1. kepuasan psikis 2. efisiensi kerja 3. gejala fisik 4. penerimaan sosial

C. Penyesuaian Diri Terhadap Hilangnya Pasangan Hidup Pada Lansia

Penyesuaian diri merupakan proses tercapainya keseimbangan antara apa yang diinginkan individu dan harapannya dengan apa yang dilihat dan dialami individu dan merupakan proses yang berkelanjutan antara diri sendiri, orang lain, dan dunia sekitar. Penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor internal berupa faktor fisik, psikis, dan kognitif serta faktor eksternal berupa kondisi lingkungan sekitar individu, rumah, keluarga, lingkungan pergaulan, beserta kebudayaan yang berlaku didalamnya. Ciri – ciri individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah individu yang dapat mengatasi diri dan masalah yang sedang dihadapi dengan cara yang tepat tanpa mengganggu aktivitas ataupun hubungannya dengan orang lain. Penyesuaian diri yang baik ditandai dengan adanya indikasi kepuasan psikis, efisiensi kerja, gejala fisik, dan penerimaan sosial. Penyesuaian diri yang baik akan menimbulkan kepuasan psikis sehingga menimbulkan kebahagiaan, yang tampak dengan tidak terdapatnya perasaan kecewa, gelisah, lesu, depresi, dan tidak bersemangat. Penyesuaian diri yang baik juga akan tampak dalam kerja atau kegiatan yang efisien. Aktivitas yang dilakukan, merupakan aktivitas yang berdasarkan minat yang kuat dan mampu menikmatinya, sehingga mampu menciptakan produktivitas yang stabil bahkan cenderung meningkat. Gejala fisik yang positif dan sehat, tidak mudah sakit kepala ataupun perut, tidak mengalami gangguan pencernaan, dan gejala fisik yang positif lainnya. Selain itu penyesuaian diri yang baik menimbulkan reaksi setuju dari masyarakat sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akan tampak adanya dukungan sosial. Individu mampu berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, dan membangun relasi yang baik dengan orang lain. Individu dalam kehidupannya akan mencapai tahap di mana individu menikah atau berpasangan dengan orang lain. Pada waktu tertentu, individu juga akan mencapai tahap kehilangan pasangannya. Peristiwa hilangnya pasangan hidup dapat terjadi kapan saja, dapat terjadi ketika seseorang masih dalam tahap usia dewasa maupun lansia. Hilangnya pasangan dapat dikarenakan oleh peristiwa perceraian maupun peristiwa kematian, akan tetapi pada lansia, kehilangan pasangan hidup lebih banyak dikarenakan oleh peristiwa kematian Hurlock, 1999: 425; Zimbardo, 1979: 218. Lansia melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan yang ia alami salah satunya penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup. Upaya penyesuaian diri pada lansia meliputi penerimaan secara sadar dari individu terhadap lingkungan, baik secara fisik, psikis, maupun sosial sesuai dengan kondisi yang dimiliki dan membutuhkan perhatian dan pengertian dari lingkungannya Abbas, 1999: 2 karena hal-hal negatif dapat terjadi pada lansia, antara lain : menjadi sangat perasa dan banyak menuntut pada orang-orang di sekitarnya. Lain halnya dengan lansia yang memiliki kematangan sebagai individu. Lansia yang matang dapat mengalami vitalitas yang baru, harapan baru, dan perhatian baru, yang memungkinkan lansia tersebut menerima dan memahami realitas dengan lebih jernih dan bijaksana Koeswara, 1985: 37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI