penyesuaian diri yang lain yakni aspek kepuasan psikis 29,31, efisiensi kerja 30,32, dan gejala fisik 29,23. Hal ini menunjukkan bahwa aspek
penerimaan sosial adalah aspek yang paling menonjol dalam memberikan kontribusi dalam penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada
lansia pada subjek penelitian.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data deskriptif diketahui bahwa mean empirik lebih besar dari mean teoritik yaitu Mean
empirik
= 121,31 Mean
teoritik
= 100. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian secara umum mampu melakukan penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup secara baik
atau positif. Penyesuaian diri yang positif mengindikasikan subjek mampu menerima secara sadar keadaan lingkungan, baik secara fisik, psikis, maupun
sosial sesuai dengan kondisi yang dimiliki yakni kondisi lansia yang sudah tidak memiliki pasangan hidup lagi. Mean
empirik
pria = 126,13 Mean
teoritik
pria= 100 dan Mean
empirik
wanita = 117,03 Mean
teoritik
wanita = 100 menunjukkan baik subjek penelitian pria maupun subjek penelitian wanita
memiliki penyesuaian diri yang positif terhadap hilangnya pasangan hidup. Kemampuan penyesuaian diri yang positif baik pada lansia pria dan lansia
wanita dalam penelitian ini berarti menunjukkan bahwa individu tersebut mampu menyesuaikan diri terhadap permasalahan baru yang timbul yakni
hilangnya pasangan hidup. Penyesuaian diri yang efektif memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengaruh yang positif terhadap individu yang bersangkutan, seperti tercapainya kepuasan hidup dan tujuan hidup.
Parkes dalam Santrock, 1995 : 272 menyebutkan empat fase yang dilalui ketika seseorang kehilangan orang yang dicintai, yaitu : kelumpuhan,
rindu, depresi, dan pulih kembali.kerinduan terhadap orang yang meninggal, rasa cemas akan perpisahan, emosi yang tumpul atau ketidakpercayaan, dan
ledakan kepanikan, keputus-asaan dan kesedihan, depresi, kehilangan arti, dan kerinduan akan pulih kembali untuk kemudian bangkit kembali. Inilah yang
menunjukkan adanya penyesuaian diri yang positif. Salah satu tugas perkembangan lansia menurut Havighurst dalam
Hurlock, 1999 : 10 adalah menyesuaikan diri terhadap kematian pasangan hidup. Kemampuan menyesuaikan diri yang positif ditunjang oleh
kemampuan individu dan lingkungan. Lansia mengalami banyak perubahan kegiatan dan memiliki lebih banyak waktu luang daripada tahap
perkembangan sebelumnya. Bagi lansia yang mampu menerima perubahan hidupnya banyak yang mengisi kehidupan dengan kegiatan – kegiatan yang
positif seperti berkumpul dalam kelompok – kelompok doa untuk meningkatkan religiusitasnya, kegiatan sosial kemasyarakatan worokawuri,
pelatihan ketrampilan – ketrampilan sederhana merangkai bunga dan menyulam, bakti sosial, kerja bakti, bekerja sambilan mengurus kebun atau
tanah pekarangan sehingga menghasilkan tambahan pendapatan, dan lain-lain sehingga pada umumnya kelompok lansia ini mampu menunjukkan
kebahagiaan di masa tua. Teori sosial mengenai penuaan dari ahli perkembangan menyatakan adanya teori aktivitas activity theory Santrock,
1995: 239 yang mengatakan semakin lansia banyak melakukan aktivitas dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan maka semakin kecil kemungkinan lansia
tersebut menjadi renta serta mengalami kesepian dan semakin besar pula kemungkinannya untuk merasa puas dengan kehidupannya. Individu harus
terus meneruskan peran-peran dan tugas perkembangan selanjutnya dan memelihara hubungan sosial yang baik. Banyaknya kegiatan akan membantu
lansia untuk melupakan perasaan negatif seperti perasaan kehilangan dan kesepian akan kehilangan pasangan hidup.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri karena lingkungan memberikan batasan – batasan terhadap
individu yang ada didalamnya Vembriarto 1993: 22. Hasil penelitian menunjukkan aspek penerimaan sosial menjadi aspek yang paling menonjol
dengan ditunjukkan mean empirik aspek penerimaan sosial paling tinggi 31,75 dibanding mean empirik aspek penyesuaian diri yang lain. Hal ini
menunjukkan dukungan dan penerimaan orang – orang disekitar tempat tinggal lansia sangat berati dalam membantu lansia dalam melakukan
penyesuaian diri. Dukungan dan penerimaan sosial dapat berupa adanya fasilitas berkumpulnya lansia untuk melakukan aktivitas yang diminati.
Sekedar berkumpul untuk membagikan pengalaman-pengalaman yang telah dialami dan perasaan yang dirasakan saat kehilangan pasangan hidup akan