menangis, atau bahkan mudah marah dan tersinggung. Fase ini biasanya terjadi 1 – 3 hari setelah kematian orang yang disayangi. Fase kedua, putus asa, ditandai
dengan perasaan sakit yang berkepanjangan atas kematian, memori yang indah, kesedihan, kegelisahan, susah tidur, dan mudah tersinggung. Fase putus asa ini
dapat terjadi beberapa minggu saja, tetapi ada yang mengalami 1 – 2 tahun setelah kematian. Fase ketiga, pulih kembali, biasanya terjadi 1 tahun setelah kematian.
Fase pulih kembali diiringi dengan penerimaan dan meningkatnya aktivitas kembali sehingga semakin waktu berjalan, diharapkan seseorang yang kehilangan
pasangan dapat menyesuaiakan diri kembali. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian
diri karena lingkungan memberikan batasan-batasan terhadap individu yang ada di dalamnya Vembriarto, 1993: 22. Individu menyesuaikan diri dengan cara-
cara yang dapat diterima oleh lingkungannya, sehingga dukungan dan penerimaan sosial turut membantu lansia dalam menyesuaikan diri terhadap hilangnya
pasangan hidup. Atwater 1979: 415 mengungkapkan bahwa teman memegang peranan
penting dalam menghadapi kesendirian dan perasaan kesepian pada lansia yang kehilangan pasangan hidup karena teman dapat menjadi tempat berbagi kisah bagi
lansia. Lingkungan tempat tinggal lansia sangat beragam. Lansia dapat tinggal di
rumahnya sendiri, atau tinggal bersama keluarga sehingga ada yang mengawasi dan memenuhi kebutuhannya karena lansia sangat membutuhkan perhatian dan
dukungan dari keluarga sebagai tempat bergantung yang terdekat. Hubungan yang baik di antara semua anggota keluarga merupakan suatu kebahagiaan yang besar
bagi lansia. Lansia juga dapat memilih tinggal di panti sosial tresna wreda karena alasan-alasan tertentu Monks, dkk., 2001: 351.
Penelitian ini mengambil lansia yang tinggal di rumah sendiri bersama keluarga sebagai subjek penelitian.
D. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian yang muncul dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada
lansia? 2. Apakah ada perbedaan penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup
pada lansia antara lansia pria dan lansia wanita? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema 1: Proses Penyesuaian Diri Terhadap Hilangnya Pasangan Hidup Pada Lansia LANSIA
Kehilangan Pasangan Hidup
PENYESUAIAN DIRI Aspek-aspek :
- kepuasan psikis - efisiensi kerja
- gejala fisik - penerimaan sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyesuaian diri terhadap hilangnya
pasangan hidup : - Kondisi ekonomi
- Lama ditinggalkan
pasangan hidup - Tempat tinggal
atau lingkungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif tentang penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap satu objek penelitian melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, dengan melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum Sugiyono, 2000: 29.
Suryabrata 1998: 18 mengatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjabaran secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Berdasarkan teori tersebut maka penelitian ini menggunakan data
kuantitatif yaitu data yang diperoleh melalui analisis skor jawaban subjek pada skala sebagaimana adanya. Hal ini ditujukan untuk menggambarkan
penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia dan membuat kesimpulan secara umum berdasarkan skor item pada skala penyesuaian diri
terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang tercakup dalam penelitian ini adalah 1. Variabel utama atau pokok
Penyesuaian diri lansia terhadap kematian pasangan hidup pada lansia 2. Variabel kontrol
a. jenis kelamin lansia pria dan wanita b. tempat tinggal lansia non panti
c. lama ditinggalkan pasangan 1-3 tahun d. status ekonomi punya penghasilan sendiri
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel utama atau pokok
Variabel utama atau pokok dalam penelitian ini adalah penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia. Penyesuaian diri
terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia merupakan proses penerimaan secara sadar dari individu terhadap lingkungan, baik secara fisik, psikis,
maupun sosial sesuai dengan kondisi yang dimiliki dan membutuhkan perhatian dan pengertian dari lingkungannya karena hal-hal negatif dapat
terjadi pada lansia, antara lain : menjadi sangat perasa dan banyak menuntut pada orang-orang di sekitarnya. Aspek-aspek penyesuaian diri yang akan
diukur meliputi : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Kepuasan psikis, di mana penyesuaian diri yang baik akan menimbulkan kepuasan psikis sehingga menimbulkan kebahagiaan,
yang tampak dengan tidak terdapatnya perasaan kecewa, gelisah, lesu, depresi, dan tidak bersemangat.
b. Efisiensi kerja, di mana penyesuaian diri yang baik akan tampak dalam kerja atau kegiatan yang efisian. Aktivitas yang dilakukan,
merupakan aktivitas yang berdasarkan minat yang kuat dan mampu menikmatinya, sehingga mampu menciptakan produktivitas yang
stabil bahkan cenderung meningkat. c. Gejala fisik, di mana penyesuaian diri yang baik akan memunculkan
gejala fisik yang positif dan sehat, tidak mudah sakit kepala ataupun perut, tidak mengalami gangguan pencernaan, dan gejala fisik yang
positif lainnya. d. Penerimaan sosial, di mana penyesuaian diri yang baik akan
menimbulkan reaksi setuju dari masyarakat sehingga akan tampak adanya dukungan sosial. Individu mampu berpartisipasi dalam
kegiatan kemasyarakatan, dan membangun relasi yang baik dengan orang lain.
Untuk mengukur penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia yang diungkap dengan 4 aspek ini dengan menggunakan skala
penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup yang disusun oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI