di dalam kolam dan jarang muncul ke permukaan merupakan salah satu indikasi bahwa kandungan oksigen di dalam kolam cukup terpenuhi.
Namun pada kondisi pH seperti itu masih dianggap sesuai dengan kebutuhan pH bagi ikan nila.
Jika terjadi perubahan pH dapat menyebabkan ikan menjadi stress sehingga terserang penyakit dan kemungkinan secara tidak
langsung rendahnya pH dapat menyebabkan kerusakan pada kulit ikan sehingga memudahkan infeksi oleh patogen Arie, 2007. Namun
keadaan kolam ikan nila dengan pH 7,2-7,3 akan meminimalkan terjadinya stress pada ikan dan terserang penyakit.
4. Sistem Kolam Semen
Kolam semen merupakan kolam yang bagian dasar dibuat dari semen sehingga tidak mudah rusak permanen. Kolam semen relatif aman
dari berbagai hama dan resiko rusak kebocoran yang selama penelitian digunakan untuk memelihara ikan nila. Penggunaan kolam semen sebagai
tempat budidaya ikan nila selama penelitian memberikan hasil pertumbuhan yang baik, dimana pertumbuhan ikan mengalami
pertambahan berat ikan yang cukup baik. Penggunaan kolam semen memberikan hasil yang baik pada pertumbuhan ikan nila setiap minggu
pada grafik 4.2 pertumbuhan serta tingkat kelangsungan hidup ikan yang mencapai 100.
Menurut Kordi 2000 bahwa tingkat keberhasilan pemeliharaan ikan di kolam semen lebih tinggi dibandingkan dengan kolam terpal atau
kolam tanah, hal ini dikarenakan kolam semen memiliki keunggulan yaitu biaya perawatan paling murah, sistem pengairan dapat dibuat dengan baik,
untuk memaksimalkan sirkulasi air, pengeringan kolam dan juga perawatan, kolam tidak mudah rusak, terkikis maupun berlubang karena
adanya hewan yang bersarang di dinding dasar kolam, proses pengeringan kolam lebih cepat 1-2 hari, mencegah predator dan
kompetitor alami bersarang di dalam kolam secara permanen. Dengan demikian pemeliharaan ikan nila di kolam semen dapat menjamin
kelangsungan hidup hingga 100.
5. Keterbatasan Penelitian
Kolam ikan seharusnya tidak berada pada lokasi yang sekitarnya pepohonan atau tanaman lainnya hal ini dapat memungkinkan tumbuh
banyaknya lumut yang mengakibatkan ikan tidak akan memakan pakan buatan dan lebih memilih pakan alami sebagai makanannya.
51
BAB V IMPLEMENTASI PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Hasil penelitian mengenai “Pengaruh Variasi Konsentrasi Pelet Sayur Kubis Dan Sawi Sebagai Sumber Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila
Oreochromis niloticus Pada Sistem Kolam Semen ” dapat menjadi pengetahuan
baru dalam dunia pendidikan. Berbagai hal dalam penelitian dapat dijadikan sebagai bahan ajar di Sekolah Menengah Atas SMA kelas X pada Bab
Perubahan LingkunganIklim dan Daur Ulang Limbah. Konten materi dari perubahan lingkunganiklim dan daur ulang limbah diantaranya yaitu tentang
limbah dan daur ulang. Aplikasi dalam materi mengenai limbah dan daur ulang adalah dapat
dijadikan sebagai bahan praktikum tentang pengelolaan limbah. Hal-hal yang dapat diterapkan dengan pengelolaan limbah yang berkaitan dengan penelitian
yang telah dilakukan dapat berupa hal yang menyangkut sekitar bidang perikanan. Pembelajaran akan dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan yang
berkaitan dengan pemanfaatan limbah sayur seperti kubis dan sawi yang terdapat di lingkungan sekitar yang dapat diolah sebagai pelet alternatif yang dapat
dimanfaatkan untuk pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan nila. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tugas kelompok dapat berupa produk terkait suatu design penelitian eksperimen yang telah dirancang. Dalam penelitian ini siswa diharapkan akan
mendapat suatu gambaran atau pengetahuan terkait dengan pemanfaatan limbah sayur seperti kubis dan sawi sebagai pakan alternatif untuk pertumbuhan ikan nila.
Output hasil yang diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang memungkinkan untuk dijadikan karya ilmiah yang bermanfaat sebagai bahan
literatur siswa maupun masyarakat terkait pemanfaatan limbah sayur seperti kubis dan sawi sebagai pakan alternatif ikan.
Acuan kurikulum yang digunakan dalam design pembelajaran terkait penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013. Kompetensi dasar KD
yang digunakan adalah : KD 1.2 : Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup,
menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
KD 2.1 : Berperilaku Berperilaku ilmiah jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.
KD 3.10: Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan
KD 4.10: Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
54
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan