Ikan Nila Pengaruh variasi konsentrasi pelet sayur kubis dan sawi sebagai sumber pakan terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada kolam semen di desa Beran, Bantul.

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Budidaya

Budidaya adalah suatu kegiatan yang dapat dilakukan ditempat tertutup atau terbuka seperti kolam, tambak, jaring terapung atau dapat dikatakan sebagai usaha yang bermanfaat dan memberi hasil suatu sistem yang digunakan untuk memproduksi sesuatu di bawah kondisi buatan Gusrina, 2008.

B. Ikan Nila

1. Sejarah Ikan Nila Ikan nila sebenarnya berasal dari Afrika kemudian ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Bogor Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setahun kemudian, ikan ini mulai ditebarkan ke beberapa daerah di Indonesia Khairul, 2008. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, ikan ini kemudian disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Pemberian nama “Nila” berdasarkan ketetapan Direktur Jenderal Perikanan tahun 1972, jadi “Nila” adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan. Nama tersebut diambil dari nama spesies ikan ini, yakni nilotica yang kemudian diubah menjadi nila. Para pakar perikanan memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp. dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile tilapia Suyanto, 2003. 2. Klasifikasi Ikan Nila Menurut Djarijah 2002 ikan nila Oreochromis niloticus mempunyai klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub-filum : Vertebrata Kelas : Osteichtyes Sub-kelas : Acanthopterigii Ordo : Percimorphi Sub-ordo : Percoidea Famili : Chiclidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus. 3. Morfologi Ikan Nila Ikan nila secara umum memiliki ciri morfologis yaitu sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak keputihan. Bagian tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman bahkan kuning. Sisik ikan nila berukuran besar, kasar dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepala relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar Kottelat et al., 2003. Bentuk badan ikan nila Oreochromis niloticus ialah pipih ke samping memanjang, memiliki garis vertikal pada badan sebanyak 9 –11 buah dan garis pada sirip berwarna merah berjumlah 6 –12 buah. Pada sirip punggung terdapat juga garis-garis miring. Mata kelihatan menonjol dan relatif besar dengan bagian tepi mata berwarna putih. Badan relatif lebih tebal dan kekar dibandingkan ikan mujair. Garis lateralis gurat sisi di tengah tubuh terputus dan dilanjutkan dengan garis yang terletak lebih bawah Susanto, 2007. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Ikan nila Sumber: Gusrina, 2008 4. Habitat Ikan Nila Ikan nila mempunyai habitat di perairan tawar, seperti sungai, danau, waduk dan rawa tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas, sehingga ikan dapat pula hidup dan berkembang biak di perairan payau dan laut Suyanto, 2003. Ikan nila air tawar yang berukuran 2-5 cm dapat dipindahkan ke air payau dengan proses adaptasi yang bertahap, karena ikan lebih tahan terhadap perubahan lingkungan dari pada ikan yang sudah besar. Pemindahan secara mendadak dapat menyebabkan ikan tersebut stress bahkan mati Kordi, 2000. Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya, sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah Arie, 2007. Ikan nila mampu hidup pada suhu 25 – 30 C dengan suhu terbaik adalah 25-30 C dan dengan nilai pH air antara 6-8,5. Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah salinitas atau kadar garam jumlah 0 – 29 sebagai kadar maksimal untuk tumbuh dengan baik. Meski nila bisa hidup dikadar garam sampai 35 namun ikan sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik Gusrina, 2008. 5. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Kelangsungan hidup merupakan nilai persentase jumlah yang hidup selama masa pemeliharaan tertentu. Padat penebaran ikan yang tinggi dapat mempengaruhi lingkungan budidaya dan interaksi ikan Setiawan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2009 . Kelangsungan hidup ikan dapat dipengaruhi oleh faktor biotik yaitu parasit, kualitas air, pakan, umur, persaingan, predator, penanganan manusia dan kepadatan penebaran. Sedangkan faktor abiotik adalah sifat fisika dan kimia dalam perairan Arie, 2007. 6. Kualitas Air Kualitas air adalah kelayakan perairan untuk mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan yang ditentukan oleh fisika dan kimia. Kualitas air pada kolam budidaya harus sesuai dengan persyaratan ikan yang dibudidayakan. Air harus bersih, kaya akan pakan alami, mengandung unsur hara dan mineral, dan tidak mengandung bahan-bahan beracun. Beberapa pengaruh masing-masing parameter kualitas air terhadap kehidupan ikan nila adalah sebagai berikut: a. Suhu Suhu berpengaruh terhadap kehidupan karena lingkungan akan mempengaruhi aktivitas di dalam sel tubuh. Peningkatan suhu menyebabkan ikan lebih banyak mengkonsumsi pakan sehingga dapat menurunkan rasio konversi pakan dan dapat mempengaruhi kecepatan metabolisme. Ikan nila tumbuh baik di daerah dengan suhu 25-30 C dan kurang cocok dibudidayakan di daerah yang dingin. Perubahan temperatur yang sangat drastis dapat menganggu laju respirasi dan menyebabkan stress pada ikan Djarijah, 2002. Berdasarkan hasil penelitian suhu air sangat berpengaruh terhadap respon ikan dalam mengkonsumsi pakan yang diberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI selama berlangsung kegiatan budidaya. Respon tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 Gusrina, 2008. Tabel 2.2. Pengaruh suhu air terhadap respon konsumsi pakan pada ikan Suhu air C Respon konsumsi pakan Mendekati 0 Kondisi kritis minimal 8-10 Tidak respon terhadap pemberian pakan 15 Pemberian pakan berkurang 22 50 optimum 28-30 Pemberian pakan optimum 33 50 optimum 35 Pemberian pakan berkurang 36-38 Tidak respon terhadap pemberian pakan 38-42 Kondisi kritis minimal b. pH derajat keasaman pH merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan asam atau basa dalam suatu perairan. Sifat senyawa di dalam air berupa asam dan basa, asam menghasilkan ion hidrogen H + bila dilarutkan di dalam air, sedangkan basa bila dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksil OH. Faktor yang mempengaruhi pH yaitu konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Kisaran pH yang optimal untuk pertumbuhan ikan nila yaitu 6-8,5 Arie, 2007. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Pertumbuhan Ikan Nila