Latar Belakang Masalah Pengaruh variasi konsentrasi pelet sayur kubis dan sawi sebagai sumber pakan terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada kolam semen di desa Beran, Bantul.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ikan nila merupakan salah satu komoditas budidaya perikanan yang banyak dikonsumsi karena memiliki beberapa kelebihan yaitu dagingnya enak, memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Ikan nila sebagai sumber protein hewani, berukuran relatif besar, warna daging putih, dapat hidup di perairan tawar dan payau serta harganya murah sehingga bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Budidaya merupakan salah satu upaya manusia untuk meningkatkan nilai dari suatu komoditas dengan melihat berbagai aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Salah satu ikan konsumsi yang banyak dibudidayakan dan digemari oleh masyarakat adalah ikan nila Oreochromis niloticus. Ikan nila cocok dikembangkan di Indonesia karena mudah berkembang biak, pertumbuhannya cepat, ukurannya relatif besar, dan tahan terhadap penyakit Gusrina, 2008. Ikan nila rakus terhadap limbah dan sisa makanan dan mudah beradaptasi dengan lingkungan sehingga budidaya dan pemeliharaan ikan nila tergolong mudah. Budidaya ikan nila dapat dilakukan salah satunya dengan budidaya ikan pada sistem kolam semen. Sistem kolam semen memiliki kelebihan antara lain: lebih awet digunakan dibanding kolam lainnya sebab memiliki struktur bangunan yang paling kokoh, tidak perlu memasang atau mengganti terpal dan biaya perawatan paling murah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor faktor luar dan faktor dalam. Salah satu faktor dalam adalah genetik dari ikan tersebut, sedangkan faktor luar adalah adalah pakan. Kebutuhan nutrisi haruslah seimbang seperti kadar protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mikro nutrient lainnya harus ada pada pakan tersebut. Ikan nila membutuhkan protein yang berfungsi sebagai sumber energi utama, dengan kadar protein lebih dari 25 dari berat pakan. Dalam memenuhi kebutuhan pakan ikan dapat dilakukan dengan mencari sumber bahan pakan alternatif yang murah, mudah didapat, kualitasnya baik sehingga dapat menekan biaya produksi dan memperbesar keuntungan yang didapatkan. Selain itu terdapat bahan-bahan limbah yang tersedia cukup melimpah dan punya nilai nutrisi untuk dijadikan sebagai pakan. Salah satu contoh bahan pakan alternatif yang akan dikembangkan adalah limbah sayur yang merupakan kumpulan berbagai macam sayur yang tidak layak jual seperti kubis dan sawi sebagai bahan pakan sumber protein nabati. Limbah sayur sawi dan kubis di Pasar Niten jumlahnya sangat melimpah dan kurang dimanfaatkan limbah tersebut. Menurut salah satu praktisi budidaya ikan, limbah sayur seperti kubis dan sawi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan yang diolah sebagai pelet hal ini dikarenakan pada limbah sayur kubis dan sawi mengandung protein yang dapat digunakan untuk pertumbuhan ikan nila. Kandungan gizi yang terdapat dalam limbah sayur sawi dan kubis antara lain berkisar: protein kasar sebesar 38 serat kasar sebesar 1,5-1,7 dan lemak 0.65 Almatsier, 2006. Dalam pembuatan pelet sayur kubis dan sawi yaitu sawi harus dilayukan dijemur atau dikering-anginkan untuk mengurangi kadar air. Kemudian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mencampur bahan-bahan seperti tepung tapioka, vitamin dan dedak yang ditimbang sesuai dengan analisis bahan yang dapat menjadi pilihan alternatif pakan ikan Bidura, 2010. Penggunaan limbah sayur dapat menekan biaya operasional dalam pemberian pakan ikan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai Pengaruh Variasi Konsentrasi Pelet Sayur Kubis Dan Sawi Sebagai Sumber Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Oreochromis niloticus Pada Sistem Kolam Semen Di Desa Beran, Bantul .

B. Rumusan Masalah