Pertumbuhan Ikan Nila Pakan Alternatif

C. Pertumbuhan Ikan Nila

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon dan lingkungan. Meskipun secara umum, faktor lingkungan yang memegang peranan sangat penting adalah zat hara dan suhu lingkungan. Akan tetapi, di daerah tropis zat hara lebih penting dibandingkan lingkungan. Tidak semua makanan yang dimakan oleh ikan digunakan untuk pertumbuhan. Sebagian besar energi dari makanan digunakan untuk aktivitas, pertumbuhan dan reproduksi Mudjiman, 2004. Aspek fisiologi pencernaan dan pakan merupakan faktor penting untuk memacu pertumbuhan, lambatnya pertumbuhan diduga disebabkan dua faktor utama, yaitu : 1. Kondisi internal ikan sehubungan dengan kemampuan ikan dalam mencerna dan memanfaatkan pakan untuk pertambahan bobot tubuh. 2. Kondisi eksternal pakan, yang formulasinya belum mengandung sumber nutrien yang tepat dan lengkap Wiadnya, 2000.

D. Pakan Alternatif

Pakan alternatif adalah pakan buatan sendiri dari bahan-bahan lokal yang dicampur sendiri untuk mendapatkan pakan dengan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan, hal ini karena pakan telah di rekayasa sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi untuk ternak baik kandungan protein, energi metabolisme, kandungan lemak, batasan kandungn serat kasar serta vitamin dan mineral Bidura,2010. Penyusunan formulasi pakan merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pembudidaya ikan yang akan membuat pakan ikan sendiri karena pakan ikan yang dibuat mempunyai keuntungan yang lebih baik dibandingkan dengan membeli di pasar. Pakan ikan yang dibuat sendiri mempunyai formulasi sesuai dengan kebutuhan ikan yang akan mengkonsumsi pakan tersebut Gusrina, 2008. 1. Limbah Sayur Menurut Peraturan Pemerintah No. 181999 Jo PP 851999, limbah didefinisikan sebagai buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Salah satu limbah yang banyak terdapat di sekitar kota adalah limbah pasar. Limbah pasar merupakan bahan-bahan hasil sampingan dari kegiatan manusia yang berada di pasar dan banyak mengandung bahan organik limbah pasar yang banyak mengandung bahan organik adalah limbah hasil pertanian seperti sayur, buah-buahan dan daun-daunan serta dari hasil perikanan dan peternakan Ningrum, 2014. Salah satu bahan pakan alternatif sumber protein asal nabati yaitu limbah sayur yang ketersediaannya cukup melimpah dan belum dimanfaatkan untuk penunjang budidaya ikan. Hal ini dikarenakan limbah sayuran sangat mudah busuk tetapi di dalamnya masih mengandung zat- zat makanan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan. Penelitian tentang batas maksimal penggunaan limbah sayuran belum pernah dilakukan, akan tetapi dengan adanya pengolahan terlebih dahulu, maka limbah sayur aman untuk dikonsumsi karena limbah sayuran tersebut sudah tidak mengandung bakteri pembusuk Sudjana, 2006. Ada beberapa jenis limbah sayur yang dapat digunakan sebagai pakan ternak di antaranya bayam, kangkung, kubis, sawi dan kulit jagung Bidura, 2010. Beberapa jenis limbah sayur yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Sawi Sawi Brasscia juncea L merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas. Kelebihan lainnya sawi mampu tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Sawi mempunyai nilai ekonomi tinggi setelah kubis krop, kubis bunga, dan brokoli. Tanaman sawi diduga berasal dari Tiongkok Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan Rukmana, 2002. Sistematika tumbuhan taksonomi, dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnilioposida Ordo : Brassicales Famili : Brassicaceae Genus : Brassica Spesies : Brassica juncea L Suyanto, 2003. Gambar 2.3. Kailan Gambar 2.4. Sawi Hijau Gambar 2.5. Sawi Putih Sumber: Muktiani, 2006 Jenis limbah sawi yang banyak di pasaran yaitu limbah sawi hijaucaisim dan sawi putih. Sawi memiliki kadar air yang cukup tinggi, mencapai lebih dari 95. Jika akan diolah menjadi pelet, terlebih dahulu sawi harus dilayukan dijemur atau dikering-anginkan untuk mengurangi kadar airnya. Nilai energi dan protein kedua jenis sawi ini setelah ditepungkan hampir sama, berada pada kisaran 3200 - 3400 kcalkg dan 25 - 32 Almatsier, 2006 . b. Kubis Kubis Brassica oleraceae adalah salah satu sayuran dari famili Brassicaceae yang dapat menjadi pilihan makanan yang baik karena memberikan serat dan vitamin dasar namun rendah kalori. Sayuran ini lazim ditanam di Indonesia seperti famili Brassicaceae yang lain seperti kubis bunga, kubis tunas, brokoli, sawi, dan lain-lain. Sayuran ini dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan curah hujan rata-rata 850-900 mm. Daunnya bulat, oval, sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar dan tebal, warna daun bermacam- macam, antara lain putih forma alba, hijau, dan merah keunguan forma rubra. Buahnya buah polong berbentuk silindris, panjang 5-10 cm, berbiji banyak. Biji berdiameter 2-4 mm, berwarna cokelat kelabu Muktiani, 2006. Kandungan nutrien limbah kubis yaitu 15,74 bahan kering BK, 12,49 abu, 23,87 protein kasar PK, 22,62 serat kasar SK, 1,75 lemak kasar LK dan 39,27 BETN Almatsier, 2006. Sistematika tumbuhan taksonomi, kubis diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae tumbuh-tumbuhan Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnilioposida Ordo : Brassicales Famili : Brassicaceae Genus : Brassica Spesies : Brassica oleraceae Suyanto, 2003. Gambar 2.6. Kubis. Sumber: Muktiani, 2006

E. Kolam Semen