18
fasilitator untuk terus menerus memantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkannya.
Berdasarkan kekurangan dalam penggunaan modul tersebut di atas peneliti simpulkan bahwa dalam penggunaan modul guru sebagai fasilitator harus
mampu membagi waktu dan selalu memantau hasil belajar peserta didik.
2.1.6 Perkembangan anak
Dalam penyusunan
modul ini,
peneliti terlebih
dahulu mempertimbangkan tahap perkembangan anak. Perkembangan dapat
diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinyu berkesinambungan dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati Yusuf, 2010: 15. Menurut
Piaget Nuryanti, 2008: 19 proses perkembangan kognisi merupakan rangkaian dari beberapa tahap atau periode waktu di mana pikiran dan
perilaku anak dalam beberapa situasi merupakan refleksi atau pantulan dari tipe struktur mental tertentu yang mendasarinya. Tahap-tahap perkembangan
kognisi menurut Piaget Crain, 2007: 171 yaitu tahap sensori-motorik, tahap pra-operasional konkret, tahap operasional konkret, dan tahap operasional
formal. Penelitian ini akan membahas perkembangan anak dengan usia 10-11 tahun atau berada pada tahap operasional konkret.
Tahap operasi konkret concrete operations dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu
yang logis Suparman, 2001: 69. Pada tahap ini cara berpikir anak yang operasional konkret kurang egosentris. Ditandai oleh desentrasi yang besar,
artinya anak sudah mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga menghubungkan dimensi-dimensi tersebut satu sama lain Monks,
2006: 222. Dari penjelasan tersebut peneliti melihat adanya sisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perkembangan anak yang dapat menghubungkan satu dimensi dengan dimensi lain menjadi satu kemampuan yang tinggi.
Peneliti melihat bahwa anak usia 10-11 tahun memiliki kemampuan cepat dalam beradaptasi dengan lingkungan belajar dan bermain. Anak-anak
merasa senang apabila pembelajaran berkaitan dengan kehidupan yang nyata. Bahkan anak-anak akan lebih mudah memahami apabila suatu pembelajaran
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, peneliti menyusun media pembelajaran berupa modul sesuai dengan pemahaman anak usia 10-
11 tahun. Penyusunan modul sendiri akan peneliti tempuh melalui langkah- langkah penelitian dan pengembangan Research and Development.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibagi menjadi 2 yaitu penelitian yang berhubungan dengan modul dan pendidikan konservasi.
2.2.1 Penelitian yang berhubungan dengan modul
Berikut ini adalah penelitian yang relevan yang telah dilakukan peneliti
sebelumnya.
Agustinus Krisdiantoro 2014 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-
logis pada siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta
”. Sampel dalam penelitian ini adalah 9 siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan
pengembangan RD. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dan tes. Validasi dilakukan oleh 4 pakar yaitu guru kelas III
SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, pakar pembelajaran berbasis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI