Pemahaman Guru HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

48 No Pernyataan Jawaban Siswa Presentase Ya Tidak Ya Tidak obat. 12. Saya memerlukan buku atau bahan ajar modul mengenai tanaman obat yang dapat membantu saya mengenal dan melestarikan tanaman obat. 27 100 Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa di atas peneliti memilih 3 item yaitu item nomor 1, 7, dan 12 sebagai acuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam menyusun produk berupa modul tanaman obat “Daun Ajaib”. Dari hasil analisis kebutuhan siswa, peneliti mengetahui bahwa: 100 siswa menyatakan mengetahui bahwa di lingkungan tempat tinggalnya terdapat jenis-jenis tanaman obat, 93 siswa menyatakan bahwa di lingkungannya tanaman obat tidak terpelihara dengan baik, selanjutnya 100 siswa memerlukan buku berupa modul tanaman obat yang dapat membantu mereka mengenal dan melestarikan tanaman obat.

b. Pemahaman Guru

Dari 12 kuesioner yang disebarkan kepada guru di SDN No. 075046 Lolofitu pada bulan Desember 2015, maka kuesioner yang kembali berjumlah 3 rangkap. Berhubung respon guru dalam pengisian kuesioner masih kurang baik, maka penyajian data dipaparkan secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, peneliti mengetahui bahwa para guru mengetahui jenis-jenis tanaman obat. Guru pun menyebutkan jenis-jenis obat yang diketahuinya antara lain daun sirih, cocor bebek, sambiloto, bunga kembang sepatu, kumis kucing, daun pepaya, kunyit, daun meniran dan masih banyak jenis tanaman obat lainnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Bahkan beberapa di antara para guru telah memiliki tanaman seperti kembang sepatu, tanaman pepaya, kunyit, daun kumis kucing, dan daun meniran. Mereka pernah mengonsumsi tanaman tersebut dengan disertai penjelasan bahwa tanaman bunga sepatu dapat mengobati penyakit demam. Tanaman pepaya, khususnya bagian daun dapat menurunkan demam tinggimalaria. Para guru juga mengetahui bahwa manfaat lain tanaman obat selain dijadikan bahan pengobatan, tanaman obat dapat dijadikan sebagai tanaman penghias pekarangan dan sayur. Tanaman obat yang diketahui dapat mengobati berbagai jenis penyakit. Misalnya, bunga kembang sepatu dapat mengobati demam, sambiloto dapat mengobati batuk, daun sirih dapat mengobati sariawan, cocor bebek dapat mengobati demam, kumis kucing dapat mengobati penyakit kuning, daun pepaya dapat menurunkan demam tinggi. Akan tetapi, menurut para guru di SDN No. 075046 Lolofitu tanaman obat di lingkungan Kabupaten Nias Barat tidak semua terpelihara dengan baik. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat akan manfaat tanaman obat sehingga mereka lebih mengandalkan obat di rumah sakit. Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum mengenal jenis-jenis tanaman obat. Selanjutnya, guru menyatakan bahwa cara memanfaatkan tanaman obat yaitu dengan mengolahnya menjadi obat tradisional atau pengobatan yang alami. Oleh karena itu, masyarakat perlu melestarikan tanaman obat karena tanaman obat lebih berkhasiat daripada obat di rumah sakit. Menurut para guru di SDN No. 075046 Lolofitu cara menyadarkan masyarakat di lingkungan pentingnya melesarikan tanaman obat yaitu memulai 50 dari diri sendiri, kemudian mengadakan sosialisasi di desa. Selain itu, dapat juga dengan membuat slogan atau poster yang berisi ajakan pelestarian tanaman obat. Usaha yang perlu dilakukan masyarakat adalah menanami kembali tanaman obat di rumah, di kebun atau membuat taman obatapotik hidup. Para guru di SDN No. 075046 Lolofitu menyatakan bahwa anak-anak perlu mengetahui tanaman obat karena dapat menjadi pembelajaran terhadap mereka dan hal tersebut akan mereka ketahui hingga dewasa. Para guru di SDN No. 075046 Lolofitu berpendapat bahwa pelajaran yang berkaitan dengan tanaman obat adalah pelajaran IPA. Melalui pelajaran tersebut, anak-anak dapat belajar mengetahui nama tanaman dan fungsinya. Para guru di SDN No. 075046 Lolofitu dapat mengajarkan tanaman obat pada anak dengan cara mengajak anak-anak untuk menemukan tanaman-tanaman obat di lingkungan mereka. Mereka memperkenalkan jenis-jenis tanaman obat tersebut dan khasiatnya kepada anak-anak. Selanjutnya, memberikan pemahaman bahwa tanaman obat perlu dilestarikan. Para guru di SDN No. 075046 Lolofitu menyatakan tidak pernah mengikuti penyuluhan mengenai cara memelihara atau melestarikan tanaman obat. Bahkan mereka juga menyatakan bahwa buku berupa modul tanaman obat sangat membantu anak-anak dalam mengenal dan melestarikan tanaman obat karena dengan adanya buku berupa modul tanaman obat, anak-anak dapat mengetahui jenis tanaman obat dan manfaatnya. Hasil analisis kebutuhan siswa dan guru, digunakan peneliti sebagai dasar untuk mengembangkan produk berupa modul tanaman obat yang 51 diharapkan dapat membantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, modul tanaman obat juga diharapkan dapat membantu siswa dan guru dalam mengenal dan melestarikan sumber daya alam berupa tanaman-tanaman obat.

3. Desain Produk

Peneliti menyusun produk berupa modul tanaman obat dengan judul “Daun Ajaib”. Pada bagian sampul halaman terdapat lima daun tanaman obat. Sampul halaman dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.1 Sampul halaman Setelah menentukan judul modul, peneliti membuat beberapa sketsa awal tanaman-tanaman obat. Sketsa awal dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut: 52 Gambar 1 Gambar 2 Gambar 4.2 Sketsa Awal Setelah membuat sketsa awal tanaman-tanaman obat, peneliti mewarnai sketsa sesuai dengan gambar tanaman tersebut. Tanaman yang telah diwarnai dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini: Gambar 1 Gambar 2 Gambar 4.3 Sketsa setelah diwarnai Produk berupa modul tanaman obat terdiri dari 10 gambar tanaman obat yang terdapat di lingkungan Kabupaten Nias Barat di antaranya adalah cocor bebek, iler, daun kaki kuda, kembang pukul empat, kembang sepatu, ketepeng cina, pepaya, sambiloto, sirih dan tanduk rusa. Salah satu jenis tanaman obat yaitu tanaman cocor bebek dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut: halaman 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 dalam modul tanaman obat. Gambar 4.4 Tanaman cocor bebek Modul tanaman obat “Daun Ajaib” berisi kata pengantar, daftar isi, isi modul, daftar kata, bagian dan bentuk daun, dan biografi peneliti. Pada bagian kata pengantar peneliti membahas mengenai maksud dan tujuan dari modul tanaman obat. Kata pengantar dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut: halaman 2 dalam modul tanaman obat Gambar 4.5 Kata pengantar 54 Pada bagian daftar isi, peneliti memberi halaman dari tanaman obat sehingga dapat memudahkan siswa dalam mencari nama dan deskripsi tanaman tersebut. Daftar isi dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini: halaman 3 dalam modul tanaman obat. Gambar 4.6 Daftar isi Setiap gambar tanaman obat terdapat nama ilmiah dan nama lokal dari tanaman tersebut. Misalnya: nama lokalnya yaitu daun kaki kuda bahasa Indonesia dan bulu gowi-gowi ndaono bahasa Nias, sedangkan nama ilmiahnya yaitu hydrocotyle asiatica. Selain itu, pada setiap gambar tanaman juga terdapat deskripsi dari tanaman obat tersebut. Nama ilmiah, nama lokal dan deskripsi tanaman obat dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini: halaman 10 dalam modul tanaman obat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Gambar 4.7 Nama dan deskripsi tanaman kaki kuda Peneliti memberikan nama ilmiah, nama lokal dan deskripsi tanaman agar siswa lebih mudah mengenal dan memahami jenis tanaman tersebut. Modul tanaman obat juga berisi manfaat dari setiap tanaman obat. Modul tanaman obat tidak hanya menguraikan jenis penyakit yang bisa diobati tanaman tersebut, akan tetapi juga menguraikan bahan yang digunakan, cara membuat dan cara menggunakan tanaman tersebut. Misalnya: daun kaki kuda dapat mengobati luka. Bahan yang diperlukan yaitu 2 helai daun kaki kuda. Cara untuk membuatnya yaitu dua helai daun kaki kuda dicuci dengan air bersih. Lalu, daun kaki kuda dilumatkan dengan menggunakan tangan. Cara menggunakannya yaitu menempelkan daun kaki kuda yang telah dilumatkan pada bagian yang terluka. Manfaat daun kaki kuda lainnya dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut ini: halaman 11 dalam modul tanaman obat. 56 Gambar 4.8 Manfaat tanaman daun kaki kuda Tujuan dari manfaat tanaman obat ini adalah agar siswa menyadari bahwa tanaman obat tersebut sangatlah bermanfaat bagi keberlangsungan hidupnya. Selanjutnya, peneliti membuat beberapa pertanyaan terkait dengan tanaman obat tersebut. Setelah mengetahui jenis dan manfaat tanaman obat, siswa diberikan evaluasi berupa pertanyaan yang berkaitan dengan tanaman obat yang dipelajari sebelumnya. Pertanyaan tersebut meliputi: 1 apakah kamu pernah melihat tanaman obat cocor bebek atau tanaman lainnya? Dimanakah kamu melihatnya? 2 Bagaimana bentuk daun tanaman tersebut? 3 Apa saja manfaat tanaman tersebut yang kamu ketahui? 4 Menurut kamu, bagaimana cara merawat tanaman tersebut? 5 Apabila di lingkungan sekitarmu terdapat tanaman tersebut, maukah kamu melestarikannya? Mengapa? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, peneliti mengajak siswa agar mau merawat dan melestarikan tanaman obat. Bentuk pertanyaan dapat dilihat pada 4.9 berikut ini: halaman 12 dalam modul tanaman obat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Gambar 4.9 Lembar kerja siswa Aktivitas siswa lainnya adalah menggambar dan mewarnai. Dengan kegiatan ini, siswa akan lebih mudah memahami jenis tanaman obat. Siswa akan berimajinasi tentang bagaimana bentuk tanaman obat tersebut, mulai dari akar, batang, daun, biji dan buah. Aktivitas siswa dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut ini: halaman 15 dalam modul tanaman obat. Gambar 4.10 Aktivitas siswa Pada bagian selanjutnya, peneliti juga mencantumkan daftar kata. Daftar kata akan menjelaskan mengenai beberapa kata dari deskripsi tanaman obat 58 yang mungkin sulit dipahami siswa. Daftar kata dapat dilihat pada gambar 4.11 berikut ini: halaman 34 dalam modul tanaman obat. Gambar 4.11 Daftar kata Dengan adanya daftar kata, maka siswa akan lebih mudah memahami arti dari kata yang dimaksud. Selanjutnya, peneliti menjelaskan bagian dan bentuk daun. Hal ini peneliti maksud agar mempermudahkan siswa dalam memahami bagian-bagian daun dan bentuk daun tanaman obat. Bagian dan bentuk daun dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut ini: halaman 35 dalam modul tanaman obat. Gambar 4.12 Bagian dan bentuk daun 59 Peneliti juga mencantumkan sumber referensi yang dapat membantu siswa mendalami pemahaman tentang tanaman obat. Sumber referensi dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut ini: Gambar 4.13 Sumber referensi Pada halaman terakhir modul terdapat biografi peneliti. Biografi peneliti dapat dilihat pada gambar 4.14 berikut ini: halaman 36 dalam modul tanaman obat. Gambar 4.14 Biografi Peneliti 4. Validasi Desain Setelah peneliti selesai merancang modul, langkah selanjutnya adalah melakukan validasi untuk mengetahui kualitas modul. Validasi dilakukan oleh 2 dosen ahli yaitu ahli bahasa dan ahli tanaman obat di FKIP Universitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 Sanata Dharma. Aspek yang dinilai meliputi aspek bahasa, aspek format penulisan, aspek isi buku dan aspek kepustakaan. Adapun hasil validasi pertama adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Perhitungan Kelayakan Produk Tabel 4.3 Pedoman Kelayakan Produk Presentase Skor Klasifikasi 90 - 100 4,5 - 5 Produk modul sangat layak 80 - 89 4 – 4,4 Produk modul layak 65 - 79 3,25 -3,95 Produk modul cukup layak 55 - 64 2,75 -3,2 Produk modul tidak layak 55 2,74 Produk sangat tidak layak Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk Awal No Aspek Ahli Bahasa Tanaman Obat 1 Bahasa 10 10 2 Format Penulisan 6 7 3 Isi Buku 21 25 4 Daftar Kepustakaan 4 5 Skor Keseluruhan 41 47 Skor Maksimal 60 60 Rata-rata 3,4 3,91 Hasil validasi produk awal dari ahli bahasa adalah 3,4 yang berarti cukup layak. Sedangkan hasil validasi produk awal dari ahli tanaman obat adalah 3,91 Perhitungan kelayakan produk: Skor keseluruhan skor maksimal x 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 yang berarti cukup layak. Kedua hasil validasi produk menyatakan cukup layak, maka peneliti merevisi ulang produk sesuai dengan saran dan komentar dari kedua ahli tersebut. Adapun hasil validasi produk revisi adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk Revisi No Aspek Ahli Bahasa Tanaman Obat 1 Bahasa 12 12 2 Format Penulisan 9 9 3 Isi Buku 24 27 4 Daftar Kepustakaan 5 5 Skor Keseluruhan 50 53 Skor Maksimal 60 60 Rata-rata 4, 15 4,41 Berdasarkan penskoran yang diberikan oleh ahli bahasa, produk berupa modul tanaman obat mendapatkan skor rerata 4,15 yang masuk dalam kategori “layak” untuk digunakan diuji cobakan. Sedangkan penskoran yang diberikan oleh ahli tanaman obat, produk berupa modul tanaman obat mendapatkan skor rerata 4, 41 yang masuk dalam kategori “layak” untuk digunakan diuji cobakan.

5. Revisi Desain

Berikut ini merupakan hasil revisi yang peneliti lakukan berdasarkan saran dan komentar para ahli. Adapun saran dan komentar para ahli adalah: pertama, memperbaiki cover. kedua, memperjelas warna. ketiga, memperbaiki bahasa. Dan keempat, menambah kegiatan siswa dengan menggambar. Berikut ini merupakan gambar sebelum dan seteleh direvisi oleh peneliti berdasarkan saran dan komentar dari validator. 62 a. Memperbaiki sampul halaman dan memperjelas warna sebelum revisi setelah revisi Gambar 4.15 Perbaikan sampul halaman dan warna b. Memperbaiki bahasa dan warna sebelum revisi setelah revisi Gambar 4.16 Perbaikan bahasa dan warna 63 c. Mengubah aktivitas siswa dengan menggambar dan mewarnai sebelum revisi setelah revisi Gambar 4.17 Perubahan aktivitas siswa

6. Uji Coba

Uji coba produk dilakukan setelah merevisi kembali modul tanaman obat sesuai dengan saran dan komentar para ahli. Uji coba produk ini peneliti lakukan secara tidak langsung. Alasan peneliti tidak terjun langsung di lapangan karena tempat dan jarak terlalu jauh dan biaya yang dibutuhkan sangat banyak. Oleh karena itu, peneliti meminta bantuan kepada salah seorang guru di SDN No. 075046 Lolofitu untuk menguji cobakan produk yang telah disusun peneliti. Peneliti juga membuat uraian kegiatan yang harus dilakukan dalam menguji coba produk berupa modul tanaman obat. Adapun kegiatan tersebut sebagai berikut: 64 Tabel 4.6 Proses Pelaksanaan Uji Coba Produk No Kegiatan Keterangan 1 Perkenalan Guru memperkenalkan modul kepada siswa. 2 Tanya jawab Guru melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai tanaman obat yang siswa ketahui. 3 Pembagian modul Guru membagikan modul secara berkelompok. 4 Kegiatan siswa Guru mengajak siswa membaca dan memahami isi modul. 5 Tanya jawab Setelah membaca, guru bertanya apa yang siswa ketahui dari modul tersebut. 6 Penjelasan Guru menjelaskan kembali modul tanaman obat dan mengajak siswa untuk melestarikan tanaman obat yang terdapat di sekitar lingkungannya. 7 Pengisian kuesioner Siswa diminta guru mengisi kuesioner persepsi siswa terhadap kualitas modul tanaman obat.

A. Uji Coba Produk Tanggal 14 Januari 2014

Uji coba produk dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2016 di desa Lolofitu, Kecamatan Lolofitu Moi, Kabupaten Nias Barat. Uji coba produk dilakukan di kelas V SDN No. 075046 Lolofitu. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ini ada sekitar 27 siswa. Kegiatan uji coba produk dipimpin oleh salah seorang guru di SDN No. 075046 Lolofitu bernama Ibu Eniria Halawa. Ibu Eniria memulai dengan memperkenalkan modul dengan menunjukkan produk berupa modul tanaman obat kepada siswa. Setelah itu, Ibu Eniria melakukan kegiatan tanya jawab mengenai tanaman obat yang ada di lingkungan siswa. 65 Siswa pun merespon pertanyaan guru dengan menyebutkan tanaman yang mereka ketahui. Ibu Eniria melanjutkan dengan menanyakan, apakah tanaman di sekitar rumah atau kebun anak-anak terpelihara dengan baik? Siswa kembali merespon dengan baik. Ada siswa yang menjawab “Ya” dan ada juga siswa yang menjawab “Tidak”. Setelah kegiatan tanya jawab selesai, Ibu Eniria membagikan modul secara perkelompok kepada siswa. Kemudian, mengajak siswa untuk membaca dan memahami isi modul. Setelah itu, ibu Eniria kembali menanyakan kepada siswa, apa yang diperoleh anak-anak setelah membaca modul tersebut? Anak-anak pun menjawab pertanyaan tersebut. Ada yang menjawab “saya menjadi tahu bahasa Indonesia dan bahasa Nias tanaman obat” dan ada juga yang menjawab “Saya mengetahui manfaat tanaman obat”. Ibu Eniria menjelaskan kembali bahwa tanaman-tanaman tersebut telah ada di sekitar lingkungan kita. Oleh karena itu, Ibu Eniria mengajak siswa untuk merawat dan melestarikan tanaman tersebut karena memiliki banyak manfaat. Kegiatan diakhiri dengan membagikan kuesioner persepsi siswa terhadap kualitas modul tanaman obat. Siswa mengisi kuesioner persepsi terhadap kualitas modul tanaman obat sesuai dengan pendapat mereka masing-masing. Peneliti mengetahui proses pembelajaran berdasarkan informasi dari seorang guru di SDN No 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat bernama Ibu Eniria Halawa. Setelah pulang sekolah, Ibu Eniria Halawa memberikan informasi kepada peneliti terkait dengan hasil pembelajaran yang telah dilakukan di kelas. Berhubung jarak dan tempat jauh, maka informasi disampaikan melalui via telepon. Via telepon akan lebih memudahkan peneliti dalam mencari informasi. 66 Gambar 4.18 Kegiatan pelaksanaan uji coba produk

B. Deskripsi Kualitas Produk berupa Modul tanaman obat

Deskripsi kualitas produk berupa modul tanaman obat “Daun Ajaib” didapatkan setelah mengolah hasil kuesioner persepsi siswa terhadap kualitas modul tanaman. Adapun hasil olah data yang diperoleh peneliti dari 27 siswa di SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 68 Dari tabel hasil persepsi siswa tehadap kualitas produk berupa modul tanaman obat “Daun Ajaib” di atas, maka skor rata-rata yang diperoleh adalah 4.55. Jika mengikuti pedoman kelayakan produk, maka hasil persepsi siswa terhadap kualitas modul tanaman obat “Daun Ajaib” dikategorikan sangat baik. Jika dilihat dari segi aspek penilaian, maka hasil persepsi siswa terhadap kualitas modul tanaman obat “Daun Ajaib” setelah di uji cobakan adalah dari aspek bahasa 89,62 siswa memahami bahasa yang digunakan dalam modul tanaman obat “Daun Ajaib”, dari aspek format penulisan 91,11 siswa tertarik dengan ukuran dan huruf pada modul tanaman obat “Daun Ajaib”, dan dari aspek isi modul 94,07 modul tanaman obat “Daun Ajaib” membuat siswa ikut terlibat untuk merawat dan melestarikan tanaman obat.

4.2 Pembahasan