23
2.3 Desain Diagram
Gambar 2.1 Desain Diagram Penelitian Modul
Konservasi
Krisdiantoro, Agustinus 2014 Pengembangan Modul Bimbingan
Belajar IPS Berbasis Inteligensi Matematis-Logis
pada Siswa
Berprestasi Rendah Kelas III di SD
Kristen Kalam
Kudus Yogyakarta.
Produk yang
dikembangkan memiliki kualitas baik dan layak digunakan.
Mistiyah, Agusta
2014 Pengembangan
Modul Internalisasi Nilai-
nilai ”Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi di
SD Fransiskus
2 Bandar
Lampung. Produk
yang dihasilkan
dalam penelitian
mendapat kriteria baik dengan skor 4.
Septy Restiningsih, Vinsensia 2014 Pengembangan Modul
Bimbingan Belajar
Berbasis Kecerdasan Musikal pada Siswa
Berprestasi Rendah Kelas V di SD Kanisius Gayam. Kualitas
modul
yang dihasilkan
mendapatkan nilai rata-rata 2,96 termasuk dalam kategori tinggi.
Ervrizal_A.M. Zuhud 2006 Tri Stimulus
AMAR Alamiah
Manfaat Religius
Sebagai Pendorong Sikap Konservasi Kasus
Konservasi Kedawung
Parkia timoriana DC Merr. di Taman
Nasional Meru Betiri. Pernyataan pada penelitian ini direspon baik
oleh
masyarakat pendarung
maupun pengelola yang memiliki rata-rata skor di atas 4.
Johan Iskandar 2006 Konservasi Daerah
Mandala dan
Keanekaragaman Hayati Oleh Orang Baduy.
Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa orang Baduy
telah mampu melakukan pelestarian keanekaragaman hayati di daerahnya
berdasarkan sistem zonasi yang selaras dengan pengelolaan modern
yaitu sistem zonasi cagar biosfer.
Tri Sayektiningsih, dkk 2007 dengan
judul strategi
pengembangan pendidikan
konservasi pada masyarakat suku Tengger di desa Enclave Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru. Strategi
utama dapat
tercapai dengan
melaksanakan berbagai
strategi kunci
dan strategi
pendukung secara beriringan.
Pengembangan modul tanaman obat untuk pendidikan konservasi lingkungan di Kelas V SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat
24
2.4 Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan melalui kegiatan belajar di sekolah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa yaitu
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sebagai pendidik harus menyadari bahwa ia memiliki peranan yang sangat penting dalam tahap perkembangan
siswa. Pendidik tidak hanya memiliki tugas untuk mengajar, namun juga membimbing dan membentuk siswa supaya mampu mengatasi masalah-
masalah yang dialaminya, seperti permasalahan lingkungan dan sumber daya alam.
Dalam lingkungan alam terdapat banyak jenis tanaman atau tumbuhan. Tanaman atau tumbuhan tersebut sering kali dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu fungsi tanaman atau tumbuhan adalah mengobati berbagai macam penyakit. Tanaman obat yang dapat dimanfaatkan terdiri dari
daun, akar, biji, buah, batang, dan herba. Namun, pada kenyataannya tanaman obat sangat jarang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pengobatan.
Bahkan, tanaman atau tumbuhan obat sering diabaikan. Masyarakat lebih mengandalkan obat yang mengandung zat kimia.
Masyarakat kurang menyadari bahwa tanaman-tanaman yang ada di lingkungan sekitarnya sangat penting bagi keberlangsungan hidupnya.
Bahkan tanaman-tanaman tersebut dapat mengobati penyakit yang diderita masyarakat. Kurangnya pemahaman akan pentingnya menjaga dan
melestarikan tanaman menjadi masalah. Berangkat dari masalah tersebut, maka pendidikan memegang peranan
penting sebagai sarana yang dapat membantu memberikan pemahaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kepada masyarakat untuk merawat dan melestarikan alam dan lingkungan sekitarnya. Anak-anak sebagai generasi muda khususnya yang duduk
dibangku sekolah dasar perlu diterapkan nilai-nilai cinta terhadap alam dan lingkungan sekitarnya.
Pendidik harus mampu membangun kesadaran siswa dengan menanamkan nilai cinta terhadap alam dan lingkungan sekitarnya sehingga
mereka mampu bertanggung jawab untuk melindungi dan melestarikan alam dan sekitarnya. Banyak usaha dan upaya yang dapat dilakukan supaya alam
dan lingkungan sekitarnya tetap terlindungi dan terlestarikan dengan baik. Sebuah gerakan konservasi lingkungan dapatlah membantu siswa dalam
berhubungan dengan alam. Berawal dari alasan di atas, maka peneliti akan mengembangkan media
pembelajaran berupa modul tanaman obat untuk pendidikan konservasi lingkungan di kelas V SDN Lolofitu Kabupaten Nias Barat. Modul tersebut
dapat digunakan guru sebagai sumber belajar di kelas. Modul tanaman obat ini disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak. Menurut Piaget
tahap perkembangan kognisi anak terbagi empat tahap, yaitu tahap sensori motorik, tahap pra-operasional, tahap operasional konkret, dan tahap
operasional formal Suparman, 2001: 21. Penelitian ini disesuaikan dengan tahap ketiga yaitu tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak-anak akan
belajar dengan kehidupan nyata, belajar dan bermain dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, anak juga dapat berpikir secara logis artinya anak
mampu memahami dan menanggapi informasi yang berkaitan dengan kehidupan nyata sehingga dapat memecahkan masalah yang dialaminya.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini metodologi penelitian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi: 3.1 jenis penelitian, 3.2 setting penelitian, 3.3 prosedur
pengembangan, 3.4 uji coba produk, 3.5 instrumen penelitian, 3.6 teknik pengumpulan data, dan 3.7 teknik analisis.
3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Research and Development R D. Research and Development
R D dalam Bahasa Indonesia merupakan penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono 2012: 297 Research and Development R D
merupakan metode penelitian yang digunakam untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang dihasilkan
berupa modul tanaman obat untuk pendidikan konservasi lingkungan di
kabupaten Nias Barat. 3.2
Setting Penelitian 3.2.1
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V lima sekolah dasar di SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat berjumlah 27 siswa pada
tahun ajaran 20152016.
26