Pengembangan buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat.

(1)

viii ABSTRAK

Gusrohani Lahagu. 2016. Pengembangan Buku Mewarnai Untuk Pendidikan Konservasi Tanaman Obat Di Kabupaten Nias Barat. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang didasari dengan potensi dan masalah. Potensi dalam penelitian ini adalah manfaat tanaman obat sebagai bahan pengobatan bagi kesehatan dan sebagai penghias di pekarangan. Sedangkan masalah dalam penelitian ini adalah minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam memelihara, merawat, dan melestarikan tanaman-tanaman obat yang terdapat di lingkungannya. Dari hasil analisis kebutuhan guru dan siswa SDN No. 078457 Fulolo, peneliti mendapatkan data dan informasi bahwa mereka sangat membutuhkan sarana berupa buku mewarnai untuk membantu pemahaman akan pentingnya memelihara, merawat, dan melestarikan tanaman obat. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangkan buku mewarnai “25 TON” untuk siswa kelas III sekolah dasar agar mereka dapat mengetahui pentingnya memelihara, merawat, dan melestarikan tanaman obat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan enam dari sepuluh langkah menurut Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui cara mengembangkan buku mewarnai yang berjudul “25 TON” dan mengetahui kualitas buku mewarnai tersebut. Buku mewarnai “25 TON” divalidasi oleh dua validator yaitu ahli bahasa dengan skor 4,5 (layak) dan ahli Farmasi dengan skor 4,25 (layak), sehingga layak diujicobakan.

Peneliti telah selesai melakukan uji coba ini dengan mengambil 25 siswa di SDN No.078457 Fulolo Kabupaten Nias Barat sebagai sample. Peneliti membuat buku ini dengan menemukan bahwa hasil persepsi siswa di SDN No.078457 Fulolo setelah di uji coba adalah: (1) 70,6%” siswa ikut terlibat untuk memelihara, merawat, dan melestarikan tanaman obat, (2) hingga 80,2% memberikan informasi yang jelas kepada siswa mengenai manfaat tanaman obat, (3) 80,13% siswa mengenal jenis-jenis tanaman obat, dan (4) 80,13% siswa bangga sebagai masyarakat di Kabupaten Nias Barat yang memiliki kekayaan alam berupa tanaman obat seperti yang terdapat pada buku mewarnai “25 TON”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buku mewarnai tersebut dapat digunakan untuk pendidikan tentang konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat. Kata kunci: pengembangan, buku mewarnai, pendidikan konservasi, tanaman obat.


(2)

ix Abstract

Gusrohani Lahagu. 2016. Developing Coloring Books Conservative for Education Herbal Plants in West Nias Regency. Thesis.

This research is a research and a development based on potentials and problems. The potentials of this research are the benefits of herbal plants as materials for medical treatment and as decoration in yard. The problems of this research are the lack of societies’ knowledge and understanding about raising, taking care of, and conserving medicinal plants in their environment. According to the analysis result of SDN No. 078457 Fulolo teachers and students’ need, the researcher gets the data and information that they really need a facility in form of coloring book to help them understand how important to raise, take care of, and conserve medicinal plants. Therefore, researcher is interested to develop “25 TON” coloring book for third grade elementary school students so that they can understand how important to raise, take care of, and conserve medicinal plants.

The kind of this research is Research and Development (R&D). This research uses six of ten steps based on Sugiyono, they are: (1) potential and problem, (2) collecting data, (3) product design, (4) design validity, and (6) testing of product. The goals of this research are: (1) to know how to develop coloring book named “25 TON” and (2) to know the quality of the coloring book. “25 TON” coloring book is validated by two validations, they are language expert with the score is 4.5 (proper) and pharmacist with the score is 4.25 (proper). So, the book is proper to be tested.

The researcher has done the testing from choosing 25 students in SDN No. 078457 Fulolo Kabupaten Nias Barat as the sample. The researcher conducts this research and find out that SDN No. 078457 Fulolo students’ perception after doing the testing are: (1) 70.6% students participate in raising, taking care of, and conserving medicinal plants, (2) 80.2% students give clear information about the benefits of medicinal plants to other students, (3) 80.13% students recognize the kinds of medicinal plants, and (4) 80.13% students are proud to be the societies in Kabupaten Nias Barat that has medicinal plants as the natural capital like what have been described in “25 TON” coloring book. Therefore, it can be concluded that the “25 TON” coloring book can be used to teach students about medicinal plants conservation education in West Nias Regency

Keywords: development, coloring book, conservation education, medicinal plants.


(3)

PENGEMBANGAN BUKU MEWARNAI UNTUK

PENDIDIKAN KONSERVASI TANAMAN OBAT DI

KABUPATEN NIAS BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Gusrohani Lahagu

121134007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

PENGEMBANGAN BUKU MEWARNAI UNTUK

PENDIDIKAN KONSERVASI TANAMAN OBAT DI

KABUPATEN NIAS BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Gusrohani Lahagu

121134007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus yang selalu setia menyertai dan memberiku kekuatan jasmani dan rohani

2. Kedua orang saya tua tercinta: Bapak Aroziduhu Lahagu dan Ibu Adina Gulo Alm, yang selalu memberikan doa, perhatian, dan kasih sayang yang tulus.

3. Seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, nasehat dan yang selalu membantu dan menyemangati.


(8)

v

MOTTO

“Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya”

(Mazmur 126:6)

“Hal yang penting bukanlah hasil akhir, melainkan proses yang telah dilewati”

(Wahyu Wido Sari)

“Sesuatu akan menjadi kebanggan jika dikerjakan bukan hanya dipikirkan, dan cita-cita akan menjadi kesuksesan jika diawali dengan bekerja bukan hanya sekedar impian serta didasari dengan kesabaran,

ketekunan, dan ketulusan” (Gusrohani Lahagu)

“Jadilah seperti karang di lautan yang selalu kuat meskipun terus dihantam ombak”


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

Gusrohani Lahagu. 2016. Pengembangan Buku Mewarnai Untuk Pendidikan Konservasi Tanaman Obat Di Kabupaten Nias Barat. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang didasari dengan potensi dan masalah. Potensi dalam penelitian ini adalah manfaat tanaman obat sebagai bahan pengobatan bagi kesehatan dan sebagai penghias di pekarangan. Sedangkan masalah dalam penelitian ini adalah minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam memelihara, merawat, dan melestarikan tanaman-tanaman obat yang terdapat di lingkungannya. Dari hasil analisis kebutuhan guru dan siswa SDN No. 078457 Fulolo, peneliti mendapatkan data dan informasi bahwa mereka sangat membutuhkan sarana berupa buku mewarnai untuk membantu pemahaman akan pentingnya memelihara, merawat, dan melestarikan tanaman obat. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangkan buku mewarnai “25 TON” untuk siswa kelas III sekolah dasar agar mereka dapat mengetahui pentingnya memelihara, merawat, dan melestarikan tanaman obat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan enam dari sepuluh langkah menurut Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui cara mengembangkan buku mewarnai yang berjudul “25 TON” dan mengetahui kualitas buku mewarnai tersebut. Buku mewarnai “25 TON” divalidasi oleh dua validator yaitu ahli bahasa dengan skor 4,5 (layak) dan ahli Farmasi dengan skor 4,25 (layak), sehingga layak diujicobakan.

Peneliti telah selesai melakukan uji coba ini dengan mengambil 25 siswa di SDN No.078457 Fulolo Kabupaten Nias Barat sebagai sample. Peneliti membuat buku ini dengan menemukan bahwa hasil persepsi siswa di SDN No.078457 Fulolo setelah di uji coba adalah: (1) 70,6%” siswa ikut terlibat untuk memelihara, merawat, dan melestarikan tanaman obat, (2) hingga 80,2% memberikan informasi yang jelas kepada siswa mengenai manfaat tanaman obat, (3) 80,13% siswa mengenal jenis-jenis tanaman obat, dan (4) 80,13% siswa bangga sebagai masyarakat di Kabupaten Nias Barat yang memiliki kekayaan alam berupa tanaman obat seperti yang terdapat pada buku mewarnai “25 TON”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buku mewarnai tersebut dapat digunakan untuk pendidikan tentang konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat. Kata kunci: pengembangan, buku mewarnai, pendidikan konservasi, tanaman obat.


(12)

ix Abstract

Gusrohani Lahagu. 2016. Developing Coloring Books Conservative for Education Herbal Plants in West Nias Regency. Thesis.

This research is a research and a development based on potentials and problems. The potentials of this research are the benefits of herbal plants as materials for medical treatment and as decoration in yard. The problems of this research are the lack of societies’ knowledge and understanding about raising, taking care of, and conserving medicinal plants in their environment. According to the analysis result of SDN No. 078457 Fulolo teachers and students’ need, the researcher gets the data and information that they really need a facility in form of coloring book to help them understand how important to raise, take care of, and conserve medicinal plants. Therefore, researcher is interested to develop “25 TON” coloring book for third grade elementary school students so that they can understand how important to raise, take care of, and conserve medicinal plants.

The kind of this research is Research and Development (R&D). This research uses six of ten steps based on Sugiyono, they are: (1) potential and problem, (2) collecting data, (3) product design, (4) design validity, and (6) testing of product. The goals of this research are: (1) to know how to develop coloring book named “25 TON” and (2) to know the quality of the coloring book. “25 TON” coloring book is validated by two validations, they are language expert with the score is 4.5 (proper) and pharmacist with the score is 4.25 (proper). So, the book is proper to be tested.

The researcher has done the testing from choosing 25 students in SDN No. 078457 Fulolo Kabupaten Nias Barat as the sample. The researcher conducts this research and find out that SDN No. 078457 Fulolo students’ perception after doing the testing are: (1) 70.6% students participate in raising, taking care of, and conserving medicinal plants, (2) 80.2% students give clear information about the benefits of medicinal plants to other students, (3) 80.13% students recognize the kinds of medicinal plants, and (4) 80.13% students are proud to be the societies in Kabupaten Nias Barat that has medicinal plants as the natural capital like what have been described in “25 TON” coloring book. Therefore, it can be concluded that the “25 TON” coloring book can be used to teach students about medicinal plants conservation education in West Nias Regency


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Mewarnai Untuk Pendidikan Konservasi Tanaman Obat Di Kabupaten Nias Barat”. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari sepenuhnya, bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan setulus hati kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech., dosen pembimbing II yang telah membimbing, memberikan dukungan, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Validator yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan kualitas instrumen pra-penelitian dan kualitas produk.

5. Pemerintah Kabupaten Nias Barat dan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dalam memberikan kesempatan, beasiswa, cinta dan kasih sayang kepada peneliti selama studi di PGSD Universitas Sanata Dharma. 6. Setiabudi Waruwu, S.Pd.SD., Kepala Sekolah SDN No.078457 Fulolo yang

sudah mengijinkan peneliti dalam melakukan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini.


(14)

xi

7. Agusman Lahagu, S.Pd., guru SDN No.078457 Fulolo yang telah membantu peneliti melaksanakan uji coba kualitas produk serta para guru dan seluruh siswa-siswi SDN No.078457 Fulolo yang sudah membantu peneliti demi terselesaikannya skripsi ini.

8. Faujuaro Gulo, yang selalu memberikan dukungan baik material maupun doa demi terselesaikan studi peneliti.

9. Natola Lahagu, S.Ag., yang selalu memberikan dukungan baik material maupun doa demi terselesaikan studi peneliti.

10.Sahabat terdekat saya Helmigindus Ampolo yang selalu membantu memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti saat menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman seperjuanganku mahasiswa beasiswa jalur kerja sama angkatan 2012: Dewi, Timo, Metin, Risma, Firminus, Sefin, Maria, Sri, Rathy, Poppy, Fiber, Wasri, Otami, Silvester, Petra, Frans, Postinus, Legi, Jefri yang telah memberikan semangat dan dukungan.

12.Teman saya Timotius Gulo, yang turut membantu, mendukung, memberikan masukan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

13.Teman seperjuanganku dari Nias Barat angkatan 2013: Yeris, Tuti, Helmi, Nifa, Masni, Fenty, Iman yang selalu mendukung dan menyemangati.

14.Teman saya Sintia, Rebana yang selalu mendukung, menolong dan menyemangati.

15.Teman seperjuangan saya dari Mentawai: Merpin, Mespin, Aris yang selalu membantu dan menyemangati.

16.Teman saya Sr Susan, Lutfi, Riza, Tessa, Wulan, Ibnu, Dani yang selalu membantu dan memberikan dukungan kepada peneliti.

17.Teman-teman saya di Instiper: Aconk, Uno, Yado, Arsan, Dion, lexi yang selalu membantu dan menyemangati sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

18.Teman-temanku PGSD angkatan 2012 yang turut membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.


(15)

(16)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 8

1.7 Definisi Operasional ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Pendidikan Sebagai Sarana Konservasi ... 10

2.1.2 Kabupaten Nias Barat ... 11

2.1.3 Media Pembelajaran ... 12

2.1.4 Hakikat Buku Mewarnai ... 13

2.1.4.1 Buku Teks ... 13

2.1.4.2 Mewarnai ... 14


(17)

xiv

2.1.5.1 Obat Tradisional ... 16

2.1.5.2 Tanaman Obat di Kabupaten Nias Barat... 17

2.1.6 Perkembangan Anak Usia 6-8 Tahun ... 18

2.2 Penelitian yang Relevan ... 19

2.2.1 Desain Diagram Penelitian... 22

2.3 Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.1.1 Pengertian Metode Penelitian dan Pengembangan R&D) ... 26

3.1.2 Karakteristik Penelitian dan Pengembangan (R&D) ... 26

3.1.3 Tahapan dan langkah-langkah penelitian dan pengembangan ... 27

3.2 Setting Penelitian ... 29

3.2.1 Subjek Penelitian ... 29

3.2.2 Objek Penelitian ... 29

3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.3 Prosedur Pengembangan ... 29

3.3.1 Potensi dan Masalah ... 30

3.3.2 Pengumpulan Data ... 30

3.3.3 Desain Produk ... 31

3.3.4 Validasi Desain ... 32

3.3.5 Revisi Desain ... 32

3.3.6 Uji Coba Produk ... 32

3.3.7 Subjek Uji Coba ... 33

3.4 Waktu Penelitian ... 33

3.5 Instrumen Penelitian ... 33

3.5.1 Instrumen Pra Penelitian untuk Siswa ... 33

3.5.2 Instrumen Pra Penelitian untuk Guru ... 35

3.5.3 Lembar Validasi Ahli ... 37

3.5.4 Validasi Kuesioner Terhadap Analisis Kebutuhan Siswa dan Guru ... 40 3.5.5 Presentase Respon Siswa dan Guru dalam


(18)

xv

Mengisi Kuesioner ... 42

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.7 Teknik Menganalisis Data ... 43

3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ... 43

3.7.2 Teknik Analisi Data Kuantitatif ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Potensi dan Masalah ... 45

4.1.2 Pengumpulan Data ... 46

4.1.2.1 Data Kuesioner Pra Penelitian untuk Siswa ... 46

4.1.2.1 Data Kuesioner Pra Penelitian untuk Guru ... 48

4.1.3 Desain Produk ... 51

4.1.4 Validasi Desain ... 57

4.1.5 Revisi Desain ... 57

4.1.6 Uji Coba Produk ... 60

4.1.6.1 Uji Coba Produk Tanggal 17 Februari 2016 ... 61

4.1.6.2 Deskripsi Kualitas Buku Mewarnai ... 63

4.2 Pembahasan ... 66

4.2.1 Pengertian Konservasi... 66

4.2.2 Buku Mewarnai Sebagai Media Pembelajaran Bagi Anak ... 67

4.2.3 Hubungan Antara Buku Mewarnai dengan Usia Anak ... 69

4.2.4 Keadaan Tanaman Obat di Kabupaten Nias barat ... 70

4.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Buku Mewarnai ... 72

BAB V PENUTUP ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Keterbatasan ... 74

5.3 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Siswa ... 34

Tabel 3.2 Kondisi Awal Siswa terhadap tanaman Obat ... 34

Tabel 3.3 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Guru ... 35

Tabel 3.4 Kondisi Awal Guru terhadap Tanaman Obat ... 35

Tabel 3.5 Persepsi Siswa terhadap Kualitas Produk Buku Mewarnai ... 36

Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan siswa ... 38

Tabel 3.7 Pedoman Penilaian Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan Guru ... 39

Tabel 3.8 Skala Kelayakan instrumen analisis Kebutuhan ... 40

Tabel 3.9 Pedoman Kelayakan Instrumen Kebutuhan Siswa dan Guru ... 40

Tabel 3.10 Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa ... 41

Tabel 3.11 Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa ... 41

Tabel 3.12 Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh ahli IPA ... 41

Tabel 3.13 Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli IPA... 42

Tabel 3.14 Presentase Respon Siswa dan Guru dalam Mengisi Kuesioner ... 42

Tabel 3.15 Skala Kelayakan Instrumen Analisis Kebutuhan ... 44

Tabel 4.1 Data Presentase Kuesioner Pra Penelitian untuk Siswa ... 47

Tabel 4.2 Hasil Rekapan Pra Penelitian untuk Siswa ... 48

Tabel 4.3 Presentase Kelayakan Validasi Produk oleh Ahli Bahasa ... 57

Tabel 4.4 Presentase Kelayakan Validasi Produk oleh Ahli Farmasi ... 57

Tabel 4.5 Langkah-langkah Kegiatan Pelaksanaan Uji Coba Produk ... 60

Tabel 4.6 Analisis Instrumen Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Buku Mewarnai ... 64


(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Desain Diagram Penelitian ... 22

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan ... 25

Gambar 3.2 Proses Enam Langkah R&D yang Digunakan Peneliti ... 30

Gambar 4.1 Sketsa Awal ... 53

Gambar 4.2 Sketsa setelah diwarnai ... 54

Gambar 4.3 Sampul Belakang dan Sampul Depan Produk... 55

Gambar 4.4 Urutan Isi Buku Mewarnai ... 56

Gambar 4.5 Perubahan Sebelum dan Setelah Revisi Buku Mewarnai ... 59


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ... 79

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ... 80

Lampiran 3. Lembar Analisis Kebutuhan Siswa ... 81

Lampiran 4. Lembar Analisis Kebutuhan Guru ... 83

Lampiran 5. Lembar Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa ... 87

lampiran 6. Lembar Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli IPA ... 90

Lampiran 7. Lembar Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa ... 93

Lampiran 8. Lembar Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli IPA ... 96

Lampiran 9. Lembar Validasi Produk oleh Ahli Bahasa ... 99

Lampiran 10. Lembar Validasi Produk oleh Ahli Farmasi ... 102

Lampiran 11. Lembar Instrumen Persepsi Siswa Terhadap Produk ... 105

Lampiran 12. Hasil Kerja Siswa Terhadap Uji Coba Produk ... 111

Lampiran 13. Presensi Kehadiran Uji Coba Produk ... 117


(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Obat tradisional sering kali berupa bahan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat di sekitar pekarangan rumah. Ramuan itu umumnya tidak mengandung risiko yang membahayakan pasien dan mudah dibuat oleh siapa saja, bahkan dalam keadaan mendesak (Latief 2012: 1-5).

Pulau Nias khususnya di Kabupaten Nias Barat terdapat banyak sekali jenis pemanfaatan kekayaan alam, salah satunya adalah pemanfaatan secara tradisional, berbagai macam tanaman sebagai tanaman obat yang sudah berlangsung turun temurun. Tanaman-tanaman tersebut dapat dijumpai di kebun, di taman, bahkan di pekarangan rumah sehingga memungkinkan masyarakat untuk tidak mengalami kesulitan dalam mencari dan menemukan obat tradisional yang murah dan ramah dengan tubuh.

Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 (Pasal 59) yang menyatakan bahwa pengobatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya perlu terus dibina,


(23)

ditingkatkan, dikembangkan, dan diawasi untuk digunakan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Berdasarkan pengamatan peneliti sebagai warga masyarakat dari Kabupaten Nias Barat, minimnya pengetahuan dan pemahaman mengenai khasiat dan kegunaan tanaman obat merupakan akibat dari kurangnya sosialisasi pengenalan akan kegunaan tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional.

Pentingnya anak mengetahui tentang konservasi dan manfaat tanaman obat, supaya anak mengetahui peranan tanaman obat bagi kehidupan sehari-hari. Selain itu, karena anak juga sebagai generasi penerus memiliki tanggung jawab mencintai lingkungannya dan mau melestarikan tanaman-tanaman yang ada di sekitar mereka. Pendidikan konservasi diartikan sebagai pengelolaan biosphere secara bijaksana bagi keperluan manusia, sehingga menghasilkan manfaat secara berkelanjutan bagi generasi kini dan menetapkan potensi untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi mendatang (Alikodra, 2012: 36).

Pendidikan konservasi adalah program yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada banyak orang agar lebih sadar dan lebih perhatian dalam melestarikan lingkungan dan peduli melindungi dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan. Melestarikan sumber daya alam merupakan kebutuhan dan kewajiban bagi warga negara. Melalui pendidikan konservasi sejak dini dan dijalankan pada semua tingkat usia dan berbagai profesi, diharapkan sumber daya alam dapat akan dilestarikan dan dapat dimanfaatkan dalam jangka


(24)

panjang serta dapat dinikmati oleh generasi kini dan yang akan datang. Dari beberapa pendapat mengenai konservasi, peneliti menyimpulkan bahwa konservasi adalah usaha yang dilakukan manusia untuk melindungi dan melestarikan berbagai keanekaragaman sumber daya alam baik tumbuhan, hewan dan sebagainya.

Kepedulian masyarakat untuk melestarikan tanaman-tanaman yang dapat dijadikan obat tradisional dapat diciptakan melalui pendidikan konservasi, khususnya konservasi tanaman obat. Oleh karena itu, sangatlah penting bahwa pendidikan konservasi ini dimulai dari pendidikan dasar dengan pola pembelajaran yang menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berusaha menghadirkan suatu bentuk pembelajaran inovatif yang dapat menyelipkan pendidikan konservasi guna menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pemberdayaan tanaman khususnya tanaman obat tradisional sejak dini. Peneliti merancang suatu bentuk buku memewarnai yang dapat mendukung pembelajaran siswa-siswi kelas 1-3 SD atau sederajat sebagai masyarakat sasarannya.

Buku ini berjudul “25 TON” (25 Tanaman Obat Nias) yang

menampilkan 25 jenis tanaman yang sering digunakan sebagai tanaman obat khususnya di Kabupaten Nias Barat. Dengan kegiatan mewarnai, anak dapat mengetahui bahwa tanaman obat sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Harapannya bahwa dengan kegiatan pemberdayaan terhadap konservasi tanaman obat, dapat membantu anak khususnya anak sekolah dasar yang ada di Kabupaten Nias Barat untuk mengetahui


(25)

pentingnya merawat dan melestarikan tanaman obat, serta memiliki kepercayaan diri, bangga menjadi warga Nias barat yang memiliki kekayaan tumbuhan khususnya tanaman obat.

Peneliti memilih buku mewarnai karena peneliti kembali ke daerah asal yaitu di wilayah Kabupaten Nias Barat dan di sana masih memiliki banyak kekurangan sumber belajar seperti modul, buku gambar, internet, dan sebagainya, maka peneliti terinspirasi menciptakan sebuah produk berupa buku mewarnai yang dapat digunakan oleh anak sebagai media, wahana, dan sumber belajarnya untuk memperoleh informasi dan pengetahuan baru khususnya pengetahuan tentang tanaman obat.

Selain itu, peneliti memilih buku mewarnai karena aktifitas menggambar dan mewarnai memiliki banyak manfaat diantaranya: (1) sebagai media berekspresi yaitu siswa bisa mengungkapkan perasaannya lewat gambar yang diwarnainya, (2) melatih kemampuan koordinasi siswa karena dalam mewarnai diperlukan koordinasi yang bagus antara mata dan tangan, (3) mengembangkan kemampuan motorik anak, yaitu dengan aktifitas mewarnai dapat membantu siswa untuk meningkatkan kinerja otot tangan karena kemampuan tersebut dapat membantu anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang lain, (4) mewarnai dapat melatih konsentrasi anak untuk tetap fokus pada pekerjaan yan dilakukannya, (5) kegiatan mewarnai membutuhkan target yaitu berhasil mewarnai seluruh bidang gambar yang tersedia. Di sinilah akan terpupuk rasa tanggung jawab anak dengan menyelesaikan pekerjaannya sekaligus memupuk kepercayaan diri anak bahwa ia dapat menyelesaikan tugas yang sedang


(26)

diembannya. Sikap ini akan membantu anak menyelesaikan tugas-tugasnya kelak, sekaligus melatih anak untuk tidak menyerah dengan tantangan yang akan dihadapinya.

Buku yang akan peneliti kembangkan merupakan perwujudan dari tanggung jawab peneliti sebagai warga masyarakat yang ingin mensosialisasikan pentingnya mengkonservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat. Oleh karena itu, peneliti sebagai seorang guru perlu mengenalkan kepada anak konservasi lingkungan khususnya konservasi tanaman obat bagi kesehatan supaya memahami (1) jenis-jenis tanaman obat, (2) manfaat tanaman obat bagi kesehatan, (3) pentingnya melestarikan tanaman obat, (4) keadaan tanaman obat di lingkungan masyarakat, (5) upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengkonservasi tanaman obat, dan (6) sarana yang diperlukan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya mengkonservasi tanaman obat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat untuk siswa kelas III (tiga) sekolah dasar di SDN No.078457 Fulolo pada tahun ajaran 2015/2016?

2. Bagaimana kualitas buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat untuk siswa kelas III (tiga)


(27)

sekolah dasar di SDN No.078457 Fulolo pada tahun ajaran 2015/2016?

3. Bagaimana hasil buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat untuk siswa kelas III (tiga) sekolah dasar di SDN No.078457 Fulolo pada tahun ajaran 2015/2016?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan supaya penelitian tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Produk yang dikembangkan berupa buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat.

2. Produk yang dikembangkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa kelas III merawat dan melestarikan tanaman obat.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui cara mengembangkan buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat untuk siswa kelas III (tiga) sekolah dasar di SDN No.078457 Fulolo pada tahun ajaran 2015/2016?

2. Mengetahui kualitas buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat untuk siswa kelas III (tiga) sekolah dasar di SDN No.078457 Fulolo pada tahun ajaran 2015/2016?


(28)

3. Mengetahui hasil buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat untuk siswa kelas III (tiga) sekolah dasar di SDN No.078457 Fulolo pada tahun ajaran 2015/2016?

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada masayarakat di kabupaten nias barat agar dapat mengkonservasi tanaman obat. 1.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Peneliti sebagai calon guru dapat mengembangkan sebuah buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat sebagai sumber belajar untuk siswa kelas III sekolah dasar dan menambah pengalaman baru membuat sebuah buku untuk membantu kesadaran siswa dan masyarakat merawat dan melestarikan tanaman obat yang terdapat di lingkungan sekitar.

b. Bagi Siswa

Membantu siswa dalam mengenal, mengetahui, merawat, dan melestarikan tanaman obat yang terdapat di lingkungan sekitar, serta menambah pengetahuan dan wawasan siswa untuk peduli terhadap lingkungan alam.


(29)

c. Bagi Guru

Menambah wawasan baru dan memperkaya ilmu pengetahuan, serta menambah referensi untuk mengajarkan siswa tentang kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan.

d. Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas sekolah dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk membuat inovasi pembelajaran ke arah yang lebih baik. 1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

1. Produk yang dikembangkan berupa buku mewarnai tentang tanaman obat.

2. Menggunakan tata tulis dan gaya bahasa sederhana yang mudah dipahami siswa.

3. Buku mewarnai dilengkapi gambar yang menarik serta warna yang cerah untuk menarik perhatian siswa.

4. Buku mewarnai yang dikembangkan mempunyai komponen sampul depan dan belakang berwarna merah muda. Sampul depan buku mewarnai terdapat tulisan 25 TON (25 Tanaman Obat Nias), gambar tanaman, logo universitas, dan nama penulis. Bagian belakang hanya berisi judul buku, tulisan Universitas Sanata Dharma dan gambar tanaman obat.

5. Buku mewarnai yang dikembangkan dilengkapi dengan kepustakaan dan biodata penulis.


(30)

1.7 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, dapat dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut: 1. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu cara untuk mengembangkan produk baru atau melengkapi produk yang sudah ada agar dapat digunakan dalam pembelajaran.

2. Buku Mewarnai

Buku mewarnai merupakan sumber ilmu dalam bentuk gambar sebagai media untuk anak mengungkapkan imajinasinya dan keterampilannya dalam mewarnai.

3. Konservasi

Konservasi diartikan sebagai pengelolaan biosphere secara bijaksana bagi keperluan manusia, sehingga menghasilkan manfaat secara berkelanjutan bagi generasi kini dan menetapkan potensi untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi mendatang.

4. Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.


(31)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, landasan teori dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Pendidikan Sebagai Sarana Konservasi

Konservasi dalam bahasa Inggris yaitu “Conservation” yang berarti pelestarian atau perlindungan. Alikodra, (2012: 36) menyatakan bahwa konservasi diartikan sebagai pengelolaan biosphere secara bijaksana bagi keperluan manusia, sehingga menghasilkan manfaat secara berkelanjutan bagi generasi kini dan menetapkan potensi untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi mendatang.

Konservasi adalah satu-satunya jalan menuju tercapainya pembangunan berkelanjutan, meskipun ada di lain pihak yang berpendapat bahwa konservasi justru menghambat pembangunan. Clayton (2014: 3) berpendapat bahwa konservasi sebagai suatu yang terkait dengan pelestarian sumber daya alam. Konservasi sangat berarti apabila dapat ditangkap dan dipahami oleh masyarakat arti dari konservasi itu sendiri (Soedjito. 2009: 5).

Peneliti menggunakan sumber lain yaitu (www.kehutanan.org) yang menyatakan bahwa tujuan konservasi adalah: (1) perlindungan sistem ekologis yang penting sebagai pendukung kehidupan, (2) pelestarian keanekaragaman flora dan fauna dan ekosistemnya, dan (3) pemanfaatan sumber daya biologis dan ekosistemnya secara


(32)

berkelanjutan. Dari beberapa penjelasan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa konservasi adalah usaha yang dilakukan manusia untuk melindungi dan melestarikan berbagai keanekaragaman sumber daya alam baik tumbuhan, hewan, dan sebagainya.

2.1.2 Kabupaten Nias Barat

Kabupaten Nias Barat merupakan kabupaten yang terdapat di dalam wilayah pulau Nias Provinsi Sumatera Utara Kabupaten ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia Mardiyanto, pada 26 Mei 2009, sebagai salah satu hasil pemekaran dari Kabupaten Nias. Kabupaten Nias Barat terletak di sebelah barat Pulau Nias dengan jarak ± 60 km dari kota Gunungsitoli. Luas wilayah kabupaten Nias Barat adalah 544,09 km2 (niasbaratkab.go.id diakses 12 Februari 2016). Kabupaten Nias Barat terdiri dari 8 kecamatan yaitu Lahomi, Sirombu, Mandrehe, Mandrehe Utara, Mandrehe Barat, Moro’o dan Ulu Moro’o, dan Lolofitu Moi. Penelitian ini dilaksanakan di Mandrehe Utara yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Nias Barat.

Fulolo merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Mandrehe Utara Kabupaten Nias Barat. Di desa ini terletak sekolah yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian. Desa ini termasuk salah satu desa di wilayah kecamatan Mandrehe Utara yang memiliki kekayaan alam berupa tanaman obat. Tanaman obat ini dapat ditemukan seperti di pekarangan, dan kebun. Namun, tanaman-tanaman obat tersebut kurang terpelihara dengan baik. Hal ini disebakan minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan kegunaan dan manfaat


(33)

tanaman tersebut. Seringkali masyarakat hanya mengandalkan obat-obatan yang sudah tersedia di apotek tanpa menyadari bahwa di lingkungan sekitarnya telah tersedia jenis tanaman obat yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Obat tersebut cenderung alamiah tidak mengandung zat kimia dan mudah untuk didapatkan serta tidak mengeluarkan biaya.

Anak-anak sebagai generasi penerus perlu mengetahui bahwa sangat penting memelihara, merawat, dan melestarikan tanaman obat. Anak-anak perlu dibekali untuk peduli dengan tanaman obat mulai sejak dini melalui pendidikan, sehingga pada saat anak menjadi dewasa mereka telah kaya dengan pengetahuan dan pemahaman.

2.1.3 Media Pembelajaran

Buku mewarnai yang dibuat oleh peneliti dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk siswa. Kata “media” adalah bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dari bahasa Latin “medius”, yang berarti “tengah”. Dalam bahasa Indonsia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang”. Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi pesan antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan.

Menurut Hamidjojo dalam (Latuheru 1988:11), media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan/menyebar ide, sehingga ide, atau pendapat, atau gagasan yang dikemukakan/disampaikan itu bisa sampai pada penerima. Aderson dalam Sukiman (2012:28) menyatakan bahwa media pembelajaran media


(34)

yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa.

Gerlach & Ely (1971) dalam Arsyad (2002: 3), mengatakan bahwa media pabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, dan dapat membantu siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Pada penelitian ini misalnya buku mewarnai tentang jenis-jenis tanaman obat dapat digunakan guru pada saat mengajar untuk membantu siswa mengenal, merawat, dan melestarikan tanaman obat yang ada di lingkungan.

2.1.4 Hakikat Buku Mewarnai 2.1.4.1Buku Teks

Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan intruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program pengajaran (Tarigan dan Tarigan 1986:13).


(35)

Buku teks atau buku pelajaran berisi informasi tentang ilmu pengetahuan atau pelajaran tertentu, mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Bagi siswa buku teks akan berpengaruh terhadap kepribadiannya walaupun pengaruh itu tidak sama antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Dengan membaca buku teks, siswa terdorong untuk berpikir dan berbuat yang positif, misalnya memecahkan masalah yang terdapat dalam buku teks tersebut, atau melakukan pelatihan yang diinstruksikan dalam buku teks tersebut.

2.1.4.2Mewarnai

Mewarnai adalah sebuah keterampilan yang banyak disukai oleh anak-anak. Oleh karena itu masa kanak-kanak biasanya mereka sangat senang sekali mencoret-coret dinding atau apa saja jika mereka menemukan pensil, crayon dan pulpen. Kebiasaan anak tersebut sangat lebih baik jika anak memfasilitasi anak dengan buku gambar dan alat-alat yang digunakan untuk menggambar serta mewarnai.

Dari uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa buku mewarnai merupakan sumber ilmu dalam bentuk gambar sebagai media untuk anak mengungkapkan imajinasinya dan keterampilannya dalam mewarnai. Buku mewarnai yang dikembangkan oleh peneliti adalah salah satu sumber untuk anak mengenal mengetahui, dan ikut terlibat untuk merawat dan melestarikan tanaman obat melalui keterampilan mewarnai. 2.1.5 Tanaman Obat

Menurut Purwodarminto (1988) dalam untung (2007: 2) tanaman adalah jenis-jenis tumbuhan yang dibudidayakan dan diusahakan manusia


(36)

untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Lebih lanjut dijelaskan Tilaar (2010: 25) berpendapat bahwa tanaman bukan merupakan objek yang tidak organik tetapi merupakan objek yang organik, suatu makhluk yang juga bisa bernafas seperti manusia.

Tanaman obat sangat mudah didapat di sekitar pekarangan rumah kita sendiri, juga tidak mengandung risiko yang membahayakan bagi pasien dan mudah untuk dibuat oleh siapa saja dalam keadaan mendesak sekalipun. Tanaman-tanaman tersebut diantaranya bayam, bidara upas, cocor bebek, ceplukan, daun ungu, daun dewa, iler, kembang sepatu, kumis kucing, kunyit, lidah buaya, meniran, oyong, pandan, pacar air, pala, patikan kerbau, pepaya, pegagan, sambiloto, saga, sarang semut, sirih, tapak dara, turi , dan masih banyak jenis tanaman lainnya.

Peneliti mengambil beberapa sampel dari tanaman-tanaman di atas bahwa tanaman ini sudah terbukti memiliki manfaat dan khasiat bagi kesehatan manusia. Misalnya tanaman ceplukan menurut Thomas (1992) tanaman ini dapat digunakan oleh siapa saja untuk mengobati berbagai jenis penyakit seperti dapat digunakan untuk meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor. Selain itu, menurut Wasito (2011) tanaman meniran telah terbukti secara klinis dapat meningkatkan sistem imun tubuh sehingga dikembangkan sebagai fitofarmaka (obat tradisional yang terbuat dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena dalam proses pembuatannya sudah terstandar dengan ditunjang bukti ilmiah bahkan sudah sampai uji klinis pada manusia), selain itu tanaman sambiloto juga berkhasiat untuk


(37)

mengatasi berbagai penyakit seperti hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri, radang paru-paru, demam, malaria, kencing manis, darah tinggi, dan sebagainya.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti mengartikan bahwa tanaman merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang bisa diolah oleh manusia dan dimanfaatkan oleh manusia itu sendiri dalam keberlangsungan hidupnya sehari-hari. Tanaman tersebut salah satunya dapat dijadikan bahan pengobatan. Tanaman yang dapat digunakan sebagai obat, dapat berupa akar, batang, kulit, daun, bunga, maupun buah (Suhadi, 1990: 17).

Lebih lanjut dijelaskan oleh Tilaar (2010: 25) bahwa tanaman merupakan penyeimbang yang bekerja pada tubuh sehingga tubuh dapat sembuh dan mengatur keseimbangannya. Keanekaragaman hayati akan tanaman obat, merupakan sumber daya yang cukup potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai bahan baku obat (Wasito, 2011: 57).

2.1.5.1Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Obat tradisional sering kali berupa bahan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat di sekitar pekarangan rumah. Ramuan itu umumnya tidak mengandung risiko yang


(38)

membahayakan pasien dan mudah dibuat oleh siapa saja, bahkan dalam keadaan mendesak (Latief 2012: 1-5).

2.1.5.2Tanaman Obat di Kabupaten Nias Barat

Kabupaten Nias Barat adalah memiliki salah satu kekayaan alam berupa tanaman-tanaman atau tumbuhan. Masyarakat di Kabupaten Nias Barat sebagian besar sebagai petani. Peneliti sebagai salah salah satu warga masyarakat melihat bahwa masih banyak masyarakat yang belum paham akan kegunan dan khasiat tanaman-tanaman yang terdapat di Kabupaten Nias Barat. Masyarakat sering menganggap tanaman tersebut hanya sebagai rumput yang hidup begitu saja tanpa ada guna.

Tanaman yang terdapat di lingkungan Kabupaen Nias Barat dapat dimanfaatkan sebagai obat, bahkan masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk pencariannya pada saat membutuhkannya. Dari berbagai jenis tanaman yang terdapat di lingkungan Kabupaten Nias Barat, tentu saja memiliki manfaat yang berbeda-beda diantaranya ada tanaman yang dimanfaatkan dari akar, batang, daun, bunga, buah, bahkan bijinya.

Tanaman obat tidak lepas dari keberlangsungan hidup manusia bahkan sangat penting khusunya bagi kesehatan. Oleh karena itu, peneliti memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa sangat baik jika tanaman obat dipelihara, dirawat, dan dilestarikannya dengan baik demi keberlangsungan hidup sehari-hari. Tanaman obat tersebut, peneliti telah menuangkannya dalam produk berupa buku mewarnai yang berdampak pada konservasi lingkungan.


(39)

Peneliti salah satu warga mayarakat di Kabupaten Nias Barat sekaligus sebagai calon guru, tindak lanjut yang ingin dilakukan untuk menamam dan memelihara atau melestarikan tanaman-tanaman obat ini kelak adalah dengan cara melakukan sosialisasi pengenalan khasiat dan kegunaan tanaman-tanaman yang terdapat di lingkungan kepada siswa dan guru di sekolah dan juga kepada masyaraka bahwa tanaman-tanaman tersebut misalnya sambiloto, kumis kucing, cocor bebek, dan masih banyak jenis tanaman lainnya penting untuk dirawat karena peranan tanaman-tanaman ini sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia

Setelah melakukan sosialisasi baik kepada siswa, guru, dan juga kepada masyarakat, peneliti membuat lahan atau kebun tanaman obat supaya masyarakat terinspirasi dan termotivasi serta ikut terlibat peduli, menanam, dan merawat atau melestarikan tanaman-tanaman obat yang kurang terpelihara selama ini dengan harapan wujud dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat membawa dampak positif terhadap masyarakat untuk peduli dan menunjukkan kecintaan terhadap lingkungan alam khususnya pada tanaman-tanaman obat.

2.1.6 Perkembangan Anak Usia 6-8 Tahun

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinu (berkesinambungan) dalam diri individu mulai dari sejak lahir sampai mati (Yusuf, 2010: 15). Menurut Piaget (Nuryanti, 2008: 19) proses perkembangan kognisi merupakan rangkaian dari beberapa tahap. Tahap-tahap perkembangan kognisi menurut Piaget, yaitu: periode


(40)

sensori motor, periode pra-operasional, periode operasional konkret, dan periode operasional formal.

Perkembangan anak usia 6-8 tahun umunya berada pada tahap operasional konkret dan intuitif. Anak-anak usia 6-8 tahun dapat memahami dan mengelompokkan objek-objek tertentu seperti mengelompokkan sesuatu yang mereka lihat berdasarkan warna, dan juga dalam bentuk yang lain seperti kelompok binatang, angka, dan kendaraan. Peneliti melihat bahwa anak pada usia 8 tahun anak sudah memiliki kemampuan mengingat dan berkonsentrasi yang meningkat. Begitu pula dengan kemampuan berbicara dan mengekspresikan ide atau pendapatnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti memilih anak kelas III yang berusia antara 8-9 tahun karena pada usia tersebut sudah dapat mengekspresikan idenya untuk mencintai lingkungannya melalui gambar yang diwarnainya, karena pada usia 8-9 tahun pada umumnya anak masih senang menggambar dan mewarnai atau mencoret-coret suatu benda yang mereka temukan disekitar mereka.

2.2 Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini, akan membahas tentang penelitian terdahulu yang mendukung penelitian pengembangan ini. Berikut penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya:

Penelitian pertama adalah Ristanto (2015) melakukan penelitian yang berjudul penyusunan buku pintar mewarnai teknik dasar bola voli untuk anak usia sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Langkah-langkah penelitian yang


(41)

digunakan adalah langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D) oleh Sugiyono (2013: 298), yaitu: (1) identifikasi potensi dan masalah, (2) pengumpulan bahan/informasi, (3) desain produk, (4) penentuan desain buku pintar mewarnai, (5) pembuatan produk, (7) validasi produk. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa klub bola voli GANEVO SC. Uji coba kelompok kecil berjumlah 7 siswa, kemudian yang kedua adalah uji coba lapangan dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 15 siswa. Data yang diperoleh melalui kegiatan uji coba diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif berupa penilaian, dihimpun melalui angket atau kuesioner. Sedangkan data kualitatif berupa saran yang dikemukakan oleh ahli media, dan siswa kemudian dihimpun untuk perbaikan buku pintar mewarnai ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku mewarnai layak digunakan, hal ini ditunjukkan oleh: (1) penilaian dari ahli materi mendapatkan presentase 94,4% dari skor maksimal, dan (2) penilaian dari ahli media mendapatkan presentase 90,28%. Dengan demikian dinyatakan menurut ahli materi dan ahli media buku pintar mewarnai yang dikembangkan mendapatkan kategori layak.

Kedua adalah Tri Oktaviani Khasanah (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan bahan ajar teks percakapan pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan media gambar untuk siswa kelas V. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Sugiyono (2014:297). Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembagan (R&D) yang digunakan dalam


(42)

penelitian ini adalah: potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk terbatas, uji coba produk kelompok besar, revisi produk, produk akhir. Penilaian oleh beberapa dosen ahli, menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan berupa bahan ajar layak untuk digunakan dan masuk dalam kategori baik.

Penelitian ketiga F. Yuliawati, M.A. Rokhimawan, dan J. Suprihatiningrum (2013) melakukan penelitian pengembangan modul pembelajaran sains berbasis Integrasi Islam-Sains untuk peserta didik difabel netra MI/SD kelas V semester 2 materi pokok bumi dan alam semesta. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D) dengan tujuan untuk menghaslkan modul pembelajaran sains. Prosedur pengembangan produk dalam penelitian dan pengembangan ini mengadaptasi model prosedur penelitian oleh Thiagajaran dan Semmel (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu pendefinisian perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Modul pembelajaran yang telah dikembangkan mendapatkan penilain baik menurut ahli media, pendidik SD dan SLB dengan presentase keidealan 74%. Modul yang dikembangkan menurut ahli adalah baik.

Berdasarkan tinjauan penelitian yang relevan tersebut, pengembangan media pembelajaran berupa buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat belum banyak dikembangkan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti masih relevan untuk mengembangkan dan memanfaatkan buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di kelas III SDN 078457 Fulolo. Peneliti berharap media pembelajaran berupa


(43)

buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat dapat digunakan sebagai pendukung pembelajaran untuk mengenalkan jenis-jenis, manfaat tanaman obat tradisional bagi siswa, dan menyadarkan siswa akan pentingnya merawat dan melestarikannya.

2.2.1 Desain Diagram Penelitian

Desain diagram penelitian berdasarkan hasil penelitian yang relevan adalah sebagai berikut:


(44)

2.3 Kerangka Berpikir

Obat tradisional sering kali berupa bahan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat di sekitar pekarangan rumah. Ramuan itu umumnya tidak mengandung risiko yang membahayakan pasien dan mudah dibuat oleh siapa saja, bahkan dalam keadaan mendesak (Latief 2012: 1-5). Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 (Pasal 59) yang menyatakan bahwa pengobatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya perlu terus dibina, ditingkatkan, dikembangkan, dan diawasi untuk digunakan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Pulau Nias khususnya di kabupaten Nias Barat terdapat banyak sekali jenis pemanfaatan Tanaman-tanaman tersebut dapat dijumpai di kebun, di pinggir jalan, di taman, bahkan di pekarangan rumah sehingga memungkinkan masyarakat untuk tidak mengalami kesulitan dalam mencari dan menemukan obat tradisional yang murah dan ramah dengan tubuh. kekayaan alam, salah satunya adalah pemanfaatan secara tradisional, berbagai macam tanaman sebagai tanaman obat yang sudah berlangsung turun temurun.

Pentingnya anak mengetahui tentang konservasi dan manfaat tanaman obat, supaya anak mengetahui perananan tanaman obat bagi kehidupan sehari-hari. Selain itu, karena anak juga sebagai generasi penerus memiliki tanggung jawab mencintai lingkungannya dan mau melestarikan tanaman-tanaman yang ada di sekitar mereka.


(45)

Konservasi diartikan sebagai pengelolaan biosphere secara bijaksana bagi keperluan manusia, sehingga menghasilkan manfaat secara berkelanjutan bagi generasi kini dan menetapkan potensi untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi mendatang (Alikodra, 2012: 36). Konservasi adalah satu-satunya jalan menuju tercapainya pembangunan berkelanjutan. Kepedulian masyarakat untuk melestarikan tanaman obat sangat sedikit diakibatkan karena minimnya pengetahuan masyarakat akan kegunaan dan khasiat tanaman-tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat.

Kepedulian masyarakat untuk melestarikan tanaman-tanaman yang dapat dijadikan obat tradisional dapat diciptakan melalui pendidikan konservasi, khususnya konservasi tanaman obat. Oleh karena itu, sangatlah penting bahwa pendidikan konservasi ini dimulai dari pendidikan dasar dengan pola pembelajaran yang menyenangkan.

Bermula dari masalah tersebut, maka peneliti mengembangkan buku mewarnai yang dapat mendukung pembelajaran siswa-siswi kelas 1-3 SD atau sederajat sebagai masyarakat sasarannya untuk membantu anak mengetahui pentingnya merawat dan melestarikan tanaman obat.


(46)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini metodologi penelitian akan diuraikan dalam beberapa bagian, yaitu: jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, uji coba produk, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Research and Development (R & D). Research and Development (R & D) dalam Bahasa Indonesia merupakan penelitian dan pengemnbangan. Menurut Sugiyono (2012:297) Research and Development (R & D) merupakan metode penelitian yang digunakam untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji efektifan produk tersebut. Produk yang dihasilkan berupa buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat. Prosedur pengembangan dan penelitian ini sesuai dengan kebutuhan peneliti sebagai landasan dalam penelitian. Langkah-langkah penelitian dan pengembanga (Research and Development) menurut Sugiyono (2012: 298) sebagai berikut:


(47)

3.1.1 Pengertian Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono 2010:407). Lebih lanjut dijelaskan oleh Trianto (2010: 206) penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.

3.1.2 Karakteristik Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Sanjaya (2013 :132-133), memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. R&D bertujuan untuk menghasilkan produk dalam berbagai aspek

pembelajaran dan pendidikan, yang baiasanya produk tersebut diarahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. R&D tidak menguji suatu teori atau menghasilkan prinsip-prinsip tertentu seperti pada jenis penelitian yang lain.

2. Proses pengembangan R&D diawali dengan studi kasus atau survei pendahuluan yang dilakukan untuk memahami segala sesuatu yang terlaksana di lapangan sesuai dengan objek pengembangan yang dapat digunakan. Survei pendahuluan diperlukan sebagai dasar dalam pengembangan desain.

3. Proses pengembangan dilakukan secara terus menerus dalam beberapa siklus dengan melibatkan subjek penelitian dalam lapangan yang


(48)

nyata tanpa mengganggu sistem dan program yang sudah direncanakan dan ditata sebelumnya.

4. Pengujian validasi dilakukan untuk menguji keandalan model hasil pengembangan baik keandalan dilihat dari validasi eksternal dan internal.

5. R&D tidak menguji teori tertentu atau menghasilkan prinsip, dalil atau

hukum kecuali yang berkaitan dengan apa yang sedang dikembangkan.

3.1.3 Tahapan dan langkah-langkah penelitian dan pengembangan

Tahapan dan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: a. Potensi dan masalah, yaitu melakukan analisis kebutuhan. Analisis

kebutuhan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada guru dan siswa di SDN 078457 Fulolo Kecamatan Mandrehe Utara Kabupaten Nias Barat. Kuesioner diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui kebutuhan guru maupun siswa terhadap buku mewarnai untuk tanaman obat.

b. Pengumpulan data atau informasi, yaitu setelah potensi dan masalah peneliti menyebarkan kuesioner untuk memperoleh informasi yang dapat dijadikan bahan untuk perencanaan produk dengan tujuan diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

c. Desain produk, pada tahap pengembangan produk peneliti memulai langkah dengan menentukan judul terlebih dahulu dan mempersiapkan bahan-bahan berupa buku pegangan. Peneliti mulai


(49)

mendesain buku mewarnai untuk tanaman obat pada siswa kelas III (tiga) sekolah dasar dengan judul “25 TON”. Alasan peneliti memilih judul tersebut adalah supaya siswa menyadari bahwa di lingkungan Kabupaten Nias Barat terdapat jenis tanaman yang dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Setelah memilih judul, peneliti mulai menggambar beberapa jenis tanaman obat yang ada di lingkungan Kabupaten Nias Barat. Ada 25 jenis tanaman obat yang digunakan peneliti untuk mengenalkan dan menyadarkan masyarakat tentang jenis-jenis tanaman obat yang pada buku mewaranai yang dikembangkan.

d. Validasi desain, validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.

e. Revisi desain, revisi desain setelah dilakukan validasi oleh ahli, revisi desain buku mewarnai dilakukan berdasarkan pada isi kuesioner dan komentar yang diberikan oleh ahli untuk buku mewarnai.

f. Uji coba produk, uji coba produk dilakukan setelah produk divalidasi oleh pakar bahasa dan pakar IPA dan pakar Farmasi. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui produk yang dihasilkan layak atau tidak untuk digunakan. Uji coba lapangan dilakukan kepada 25 siswa untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan buku mewarnai


(50)

yang dibuat. Data yang diperoleh dari hasil uji coba digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan buku mewarnai yang dibuat oleh peneliti.

3.2Setting Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III (tiga) sekolah dasar di SDN No.078457 Fulolo Kabupaten Nias Barat dengan jumlah siswa 25, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan pada tahun ajaran 2015/2016.

3.2.2Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat pada tahun ajaran 2015/2016.

3.2.3Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 078457 Fulolo di Jalan Dusun Fulolo Kecamatan Mandrehe Utara Kabupaten Nias Barat Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan Februari 2016.

3.3Prosedur Pengembangan

Penelitian pengembangan buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat untuk siswa kelas III sekolah dasar. Peneliti menggunakan prosedur pengembangan dengan langkah-langkah R&D menurut Sugiyono (2012:298-311). Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan enam langkah dari sepuluh


(51)

langkah menurut Sugiyono. Prosedur pengembangan dan penelitian ini, akan dijelaskan pada bagan 3.2 berikut.

Bagan 3.2: Proses enam langkah R&D menurut Sugiyono yang digunakan peneliti Prosedur pengembangan penelitian yang dilakukan peneliti menghasilkan sebuah produk berupa buku mewarnai untuk siswa kelas III (tiga) sekolah dasar. Prosedur pengembangan yang dilakukan peneliti meliputi 6 tahap yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk.

3.3.1Potensi dan Masalah

Pada tahap potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada guru dan siswa di SDN 078457 Fulolo Kecamatan Mandrehe Utara Kabupaten Nias Barat. Kuesioner diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui kebutuhan guru maupun siswa terhadap buku mewarnai untuk tanaman obat.

3.3.2Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data dengan menyebarkan kuesioner sebelum menggunakan buku untuk mewarnai. Hasil yang didapat melalui penyebaran kuesioner ini akan menjadi bahan


(52)

acuan peneliti dalam membuat buku mewarnai yang akan dikembangkan.

3.3.3Desain Produk

Pada tahap pengembangan produk ini, peneliti memulai langkah dengan menentukan judul terlebih dahulu. Peneliti mulai mendesain buku mewarnai untuk tanaman obat pada siswa kelas III (tiga) sekolah

dasar dengan judul “25 TON” (25 Tanaman Obat Nias).

Alasan peneliti memilih judul tersebut adalah supaya siswa menyadari bahwa di lingkungan Kabupaten Nias Barat terdapat jenis tanaman yang dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Setelah memilih judul, peneliti mulai menggambar beberapa jenis tanaman obat yang ada di lingkungan Kabupaten Nias Barat. Ada 25 jenis tanaman obat yang digunakan peneliti untuk mengenalkan dan menyadarkan masyarakat tentang jenis-jenis tanaman obat yang ada pada buku mewaranai yang dikembangkan. Buku mewarnai untuk tanaman obat yang dikembangkan, peneliti mendesainnya dengan menggugunakan Microsoft publisher 2010 untuk isi, sedangkan untuk sampul peneliti mendesainnya menggunakan Adobe Photoshop CS3. Selain itu, peneliti menambahkan animasi berupa gambar kartun pada isi buku sehingga terlihat menarik dan bervasiasi.

Buku mewarnai untuk tanaman obat yang dikembangkan mempunyai komponen sampul depan dan belakang berwarna merah muda. Sampul depan buku mewarnai terdapat tulisan 25 TON (25


(53)

Tanaman Obat Nias), gambar tanaman, logo universitas, dan nama penulis buku. Bagian belakang hanya berisi judul buku, dan tulisan universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan gambar tanaman obat.

3.3.4Validasi Desain

Sebelum diujicobakan desain produk divalidasi terlebih dahulu. Validasi desain produk akan dilakukan oleh dua ahli yaitu diantaranya ahli bahasa ahli IPA dan Farmasi. Validasi dilakukan dengan cara memberikan desain produk dan instrumen penilaian kepada ahli yang ditunjuk. Berdasarkan hasil validasi, maka peneliti melakukan revsisi desain produk. Kritikan, masukan dari ahli bahasa, ahli IPA dan Faramasi mengenai kelemahan, kekurangan produk dijadikan dasar merevisi desain produk.

3.3.5Revisi Desain

Setelah dilakukan validasi oleh ahli, revisi desain buku mewarnai dilakukan berdasarkan masukan dan komentar yang diberikan oleh ahli untuk buku mewarnai.

3.3.6Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data untuk melihat kualitas buku mewarnai yang dikembangkan. Uji coba produk dilakukan setelah produk divalidasi oleh pakar bahasa dan pakar Farmasi.


(54)

3.3.7Subjek Uji Coba

Subjek uji coba penelitian pengembangan buku mewarnai untuk pendidikan konservasi tanaman obat di Kabupaten Nias Barat adalah siswa kelas III SDN SDN 078457 Fulolo yang berjumlah 25 siswa.

3.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai bulan Februari 2016.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner. Lembar kuesioner diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui kebutuhan guru maupun siswa terhadap buku mewarnai tentang tanaman obat untuk pendidikan konservasi pada siswa kelas III (tiga) sekolah dasar. Kuesioner terlebih dahulu diberikan kepada dua dua dosen ahli yaitu Bapak Apri Damai, S.Pd. M.Pd. sebagai dosen ahli bahasa, dan Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd sebagai dosen ahli IPA.

3.5.1 Instrumen Pra Penelitian untuk Siswa

Peneliti menyusun instrumen pra peneltian untuk siswa agar dapat menyusun produk yang dikembangakan sesuai dengan kebutuhan siswa tentang tanaman obat. Adapun kisi-kisi dan kuesioner yang disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(55)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Siswa

No Aspek Nomor

Item 1 Jenis-jenis tanaman obat menurut siswa 1 2 Manfaat tanaman obat bagi masyarakat 2-4 3 Pentingnya melestarikan tanaman obat 5 4 Keadaan tanaman obat di lingkungan masyarakat 6-7 5 Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk

mengkonservasi tanaman obat

8-12 6 Sarana yang diperlukan untuk menyadarkan

masyarakat pentingnya mengkonservasi tanaman obat

13

Tabel 3.2 Kondisi Awal Siswa terhadap Tanaman Obat

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak 1. Saya tahu bahwa terdapat tanaman di lingkungan

tempat tinggal saya yang dapat dijadikan obat. 2. Saya mengetahui bahwa kumis kucing di

lingkungan tempat tinggal saya memiliki manfaat utama sebagai obat-obatan.

3. Saya mengetahui bahwa kumis kucing bermanfaat bagi kesehatan.

4. Saya mengetahui manfaat lain dari kumis kucing selain dijadikan obat dapat dijadikan sebagai hiasan.

5. Saya jarang melihat orang menanam kumis kucing.

6. Saya mengetahui bahwa masyarakat jarang menggunakan obat-obatan tradisional.

7. Di lingkungan sekitar tempat tinggal saya, tanaman obat tidak dipelihara dengan baik.

8. Saya mengetahui bahwa salah satu cara memelihara tanaman obat adalah dengan cara merawatnya dengan baik.

9. Saya telah diajarkan mengenai cara memelihara tanaman obat.

10. Saya perlu mengingatkan teman-teman saya akan pentingnya pemeliharaan tanaman obat.

11. Saya mengetahui bahwa salah satu cara menjaga kelestarian tanaman obat adalah dengan cara menanam tanaman obat itu sendiri.

12. Saya memerlukan buku mewarnai untuk membantu saya mengenal, sadar, dan mau melestarikan tanaman obat.


(56)

3.5.2 Intrumen Pra Penelitian untuk Guru

Peneliti menyusun instrumen pra peneltian untuk guru agar dapat menyusun produk yang dikembangakan sesuai dengan kebutuhan guru tentang tanaman obat. Adapun kisi-kisi dan kuesioner yang disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Guru

No Aspek Nomor

Item 1 Jenis-jenis tanaman obat menurut guru 1 2 Manfaat tanaman obat bagi masyarakat 2-4 3 Pentingnya melestarikan tanaman obat 5 4 Keadaan tanaman obat di lingkungan masyarakat 6-7 5 Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk

mengkonservasi tanaman obat

8-12 6 Sarana yang diperlukan untuk menyadarkan

masyarakat pentingnya mengkonservasi tanaman obat

13

Tabel 3.4 Kondisi Awal Guru terhadap Tanaman Obat

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah Bapak/Ibu tahu tentang jenis-jenis tanaman obat?

2 Apakah Bapak/Ibu memiliki tanaman yang dapat dijadikan obat tradisional? Sebutkan contohnya! 3 Apakah Bapak/Ibu tahu manfaat lain dari kumis

kucing, kembang sepatu, sambiloto, pacar air, cocor bebek, selain untuk dijadikan obat? Sebutkan manfaat lainnya!

4 Menurut Bapak/Ibu penyakit apa sajakah yang dapat disembuhkan dengan menggunakan kumis kucing, kembang sepatu, sambiloto, pacar air, cocor bebek, atau jenis tanaman obat lain?

5 Jika tanaman kumis kucing, kembang sepatu, sambiloto, pacar air, cocor bebek, penting untuk kesehatan, apakah perlu untuk dilestarikan? Mengapa? 6 Bagaimana keadaan tanaman obat disini? Apakah


(57)

No Pertanyaan Jawaban 7 Bagaimana cara masyarakat memanfaatkan tanaman

obat?

8 Usaha apa yang telah dilakukan oleh masyarakat untuk melestarikan tanaman obat?

9 Apakah siswa perlu mengetahui tentang tanaman obat? Mengapa?

10 Apakah ada pelajaran di sekolah yang pernah Bapak/Ibu ajarkan memuat pengetahuan tentang tanaman obat?

11 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengajarkan siswa mengenai tanaman obat?

12 Apakah Bapak/Ibu pernah mendapat penyuluhan tentang tanaman obat dan cara melestarikannya?

13 Menurut Bapak/Ibu apakah buku mewarnai yang bertemakan tanaman obat dapat membantu siswa mengenal tanaman obat dan termotivasi untuk melestarikannya? Mengapa?

Tabel 3.5 Persepsi Siswa terhadap Kualitas Produk Buku Mewarnai

No Pernyataan

Skor (1-5)

Komentar 1 2 3 4 5

1

Saya memahami bahasa yang digunakan pada buku mewarnai tentang jenis tanaman obat yang berjudul

“25 TON”.

2

Ukuran dan jenis huruf pada buku mewarnai dapat saya baca dengan jelas.

3

Warna yang terdapat pada buku mewarnai membuat saya termotivasi merawat dan melestarikan tanaman obat . 4 Saya memahami

langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pada buku mewarnai.

5

Gambar pada buku mewarnai membuat saya tertarik untuk mempelajari tanaman obat. 6 Isi dalam buku ini, mudah


(58)

No Pernyataan

Skor (1-5)

Komentar 1 2 3 4 5

7

Buku mewarnai tentang jenis tanaman obat membuat saya semangat dan terlibat untuk merawat dan melestarikan tanaman obat.

8

Buku mewarnai ini membuat saya aktif untuk bertanya tentang materi tanaman obat yang belum saya pahami.

9

Buku mewarnai ini membuat saya memahami dengan jelas

tentang manfaat

tanaman/tumbuhan yang terdapat di lingkungan tempat tinggal saya.

10 Buku mewarnai ini membuat saya bangga menjadi warga masyarakat Kabupaten Nias Barat yang memiliki kekayaan tanaman/tumbuhan.

11

Buku mewarnai ini membantu saya untuk peduli terhadap tanaman obat

12

Buku mewarnai tentang jenis tanaman obat membantu saya bertanggung jawab untuk merawat dan melestarikan tanaman/tumbuhan.

Jumlah Skor Keterangan:

(1) Sangat tidak baik, (2) tidak baik, (3) kurang baik, (4) baik, (5) sangat baik

3.5.3 Lembar Validasi Ahli

Komponen penilaian validasi instrumen kuesioner untuk guru dapat dilihat yang telah dilakukan oleh validator dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(59)

Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa

No Komponen yang dinilai

Skor

Saran 1 2 3 4 5

1 Bahasa

a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.

b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh siswa.

c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan judul penelitian. 2 Pertanyaan

a. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui manfaat tanaman obat bagi masyarakat.

b. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui keadaan tanaman obat di lingkungan masyarakat.

c. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui upaya-upaya yang sudah dilakukan masyarakat untuk mengkonservasi tanaman obat.

d. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui saran-sarana apa yang diperlukan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya mengkonservasi tanaman obat.

e. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan konteks nyata kehidupan siswa di Kabupaten Nias Barat.

Total skor yang diperoleh Skor maksimal


(60)

Tabel 3.7 Pedoman penilaian validasi instrumen analisis kebutuhan guru

No Komponen yang dinilai

Skor

Saran 1 2 3 4 5

1 Bahasa

a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.

b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh siswa.

c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan judul penelitian.

2 Pertanyaan

a. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui manfaat tanaman obat bagi masyarakat.

b. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui keadaan tanaman obat di lingkungan masyarakat.

c. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui upaya-upaya yang sudah dilakukan masyarakat untuk mengkonservasi tanaman obat.

d. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui saran-sarana apa yang diperlukan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya mengkonservasi tanaman obat.

e. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan konteks nyata kehidupan guru di Kabupaten Nias Barat.

Total skor yang diperoleh Skor maksimal

Lembar komponen penilaian validasi analisis kebutuhan tersebut diberikan kepada dosen ahli. Cara penilaian yang dilakukan adalah dengan memberi tanda centang pada skor 1,2,3,4 dan 5 sesuai dengan pendapat para ahli berdasarkan kuesioner yang akan digunakan peneliti untuk memperoleh data awal.


(61)

Hasil validasi instrumen dihitung dengan menggunakan rumus:

Skor = x100

Adapun skala yang digunakan peneliti sebagai patokan dalam menentukan kelayakan instrumen analisis kebutuhan, dapat dilihat pada tabel 3.8. Perhitungan skala diperoleh dari total skor yang diperoleh dengan menjumlahkan nilai perkomponen skor. Skor terbobot diperoleh dari total skor yang dibagi dengan skor maksimal dikalikan 100. Selanjutnya, hasil skor terbobot dikonversikan ke dalam tabel.

Tabel 3.8 Skala Kelayakan Instrumen Analisis Kebutuhan Presentase pencapaian ( Skala Interprestasi

90-100 5 Sangat layak

80-79 4 Layak

65-79 3 Cukup layak

55-64 2 Kurang layak

<55 1 Sangat tidak layak

3.5.4 Validasi Kuesioner Terhadap Analisis Kebutuhan Siswa dan Guru Peneliti menyusun lembar validitas kuesioner instrumen pra penelitian untuk siswa dan guru yang divalidasi oleh dua dosen ahli yaitu ahli bahasa dan ahli IPA dengan menggunakan patokan acuan penilaian (PAP) tipe 1 Masidjo (1995:153) dengan skala 1-100. Peneliti sedikit memodifikasi patokan acuan penilaian ini sebagai patokan validasi instrumen. Adapun hasil validasi tersebut sebagai berikut:

Tabel 3.9 Pedoman Kelayakan Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa dan Guru

Presentase (%) Skor Klasifikasi Kelayakan 90 – 100 4,5 – 5 Keseluruhan instrumen sangat layak


(62)

Presentase (%) Skor Klasifikasi Kelayakan 65 - 79 3,25

-3,95

Keseluruhan instrumen cukup layak 55 - 64 2,75 -3,2 Keseluruhan instrumen tidak layak

<55 <2,7 Keseluruhan instrumen sangat tidak layak

Tabel 3.10 Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa Presentase Skor Klasifikasi Kelayakan

97,5% 4,8 Keseluruhan instrumen sangat layak Kelayakan instrumen para penelitian ini, divalidasi oleh ahli bahasa dilakukan pada tanggal 4 Desember 2015. Berdasarkan hasil validasi instrumen pra penelitian untuk siswa yang dilakukan ahli bahasa diperoleh skor rata-rata yaitu 4,8 yang berarti keseluruhan instrumen sangat layak digunakan.

Tabel 3.11 Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa Presentase Skor Klasifikasi Kelayakan

97,5% 4,8 Keseluruhan instrumen sangat layak Berdasarkan hasil validasi instrumen pra penelitian untuk guru yang dilakukan ahli bahasa diperoleh skor rata-rata yaitu 4,8 yang berarti keseluruhan instrumen sangat layak digunakan. Instrumen penelitian juga divalidasi oleh ahli IPA yang dilakukan pada tanggal 9 Desember 2015.

Tabel 3.12 Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh ahli IPA Presentase

(%) Skor

Klasifikasi Kelayakan 100 5 Keseluruhan instrumen sangat layak


(63)

Berdasarkan hasil validasi instrumen pra penelitian untuk siswa yang dilakukan ahli IPA diperoleh skor rata-rata yaitu 5 yang berarti keseluruhan instrumen sangat layak digunakan atau diujicobakan.

Tabel 3.13 Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli IPA Presentase Skor Klasifikasi Kelayakan

100% 5 Keseluruhan instrumen sangat layak

Berdasarkan hasil validasi instrumen pra penelitian untuk guru yang dilakukan ahli IPA diperoleh skor rata-rata yaitu 5 yang berarti keseluruhan instrumen sangat layak digunakan atau duijicobakan.

3.5.5 Presentase Respon Siswa dan Guru dalam Mengisi Kuesioner

Peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 25 rangkap kepada 25 siswa, kuesioner tersebut kembali 25, sedangkan 13 rangkap kuesioner yang disebarkan kepada guru, jumlah yang kembali hanya 3 rangkap.

Tabel 3.14 Presentase Respon Siswa dan Guru dalam Mengisi Kuesioner

No

Nama Instrumen

Jumlah yang

disebarkan kembali Jumlah % 1 Kuesioner pra penelitian

untuk siswa

25 25 100%

2 Kuesioner pra penelitian untuk guru

13 3 23,07

%

Berdasarkan presentase di atas, peneliti melihat bahwa respon siswa dalam mengisi kuesioner sudah baik. Akan tetapi, respon guru masih kurang dalam pengisian kuesioner terbukti pada presentase respon mereka


(64)

pada kuesioner yang telah dibagikan oleh peneliti yaitu hanya mendapatkan 23,07%.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada analisis kebutuhan yang digunakan peneliti adalah berupa uji coba produk buku mewarnai dan pembagian kuesioner. Kuesioner digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa serta untuk pengembangan buku mewarnai tentang tanaman obat tersebut. Kuesioner diberikan kepada 13 guru dan 25 anak. Kuesioner yang digunakan untuk melihat kualitas buku mewarnai diberikan kepada pakar pembelajaran bahasa dan pakar pembelajaran IPA setelah produk awal selesai dikembangkan. Cara penilaian tersebut adalah para ahli akan melingkari salah satu angka yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 sesuai dengan penilaiannya. Para ahli juga dapat memberikan saran dan komentar pada tempat yang telah disiapkan.

3.7Teknik Menganalisis Data

3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa saran dan komentar yang telah dituliskan oleh pakar pada lembar kuesioner. Data kuantitatif diperoleh dari nilai validasi instrumen analisis kebutuhan dan analisis buku mewarnai.

3.7.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh akan dianalisis dengan perhitungan menggunakan skala menurut Masidjo (1995:153) dengan rumus presentase:


(65)

Presentase kelayakan (%) = x100

Data kuantitatif tersebut menilai kualitas buku yang dikembangkan. Pada lembar kuesioner terdapat 5 kategori antara lain (1) sangat tidak layak, (2) kurang layak, (3) cukup layak, (4) layak, dan (5) sangat layak. Berikut ini adalah kelima skala menurut Masidjo:

Tabel 3.15 Skala Kelayakan Instrumen Analisis Kebutuhan Presentase

pencapaian (%) Skala Interprestasi

90-100 5 Sangat layak

80-79 4 Layak

65-79 3 Cukup layak

55-64 2 Kurang layak


(1)

(2)

115 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

117

Lampiran 13. Presensi Kehadiran Uji Coba Produk


(5)

(6)

119

Lampiran 14. Dokumentasi Uji Coba Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI