65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk memastikan diagnosa didapatkan 33 subjek penelitian kelompok endometriosis.
Sedangkan 33 subjek untuk kelompok non endometriosis diambil dari pasien yang menjalani tubektomi laparoskopi di Klinik Kontrasepsi Mantap
Medan setelah dinilai secara laparoskopi tidak ditemukan lesi endometriosis.
Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut :
4.1 Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik
Endometriosis Non endometriosis
Umur, n
- 18 - 30
- 31 - 40
- 40
16 48,5 10 30,3
7 21,2 6 18,2
20 60,6 7 21,2
Rerata Umur, Mean±SD 32.97±7.892
35.76±5.368 Paritas, n
- 0 - 1 – 2
- ≥ 3
33 100 0 0
0 0 0 0
3 9,1 30 90,9
Derajat Nyeri, n - Ringan
- Sedang - Berat
5 15,2 26 78,7
2 6,1 -
- -
Stadium Endometriosis, n
- Stadium II
- Stadium III
- Stadium IV
5 15,2 10 30,3
18 54,4 -
- -
Universitas Sumatera Utara
Kelompok endometriosis pada penelitian ini sebagian besar dijumpai pada kelompok usia dibawah 40 tahun, 48,5 pada usia 18-30
tahun dan 30,3 pada usia 31-40 tahun. Sedangkan pada kelompok di atas 40 tahun ditemukan 21,2. Pada kelompok non endometriosis
sebagian besar dijumpai pada kelompok umur 31 – 40 tahun 60,6. Hal ini sama yang dijelaskan pada literatur dimana sekitar 10 wanita usia
reproduksi didapati menderita endometriosis.
1
Penelitian lain yang dilakukan menunjukkan bahwa endometriosis sering terjadi pada umur
antara umur 25 dan 35 tahun, dengan rata-rata umur terjadinya endometriosis adalah 32,7 tahun.
12, 13
Hal yang sama ditemukan pada penelitian ini, dimana rerata umur penderita endometriosis adalah 32.97
tahun. Pada wanita usia dibawah 20 tahun endometriosis sering didiagnosa berhubungan dengan keluhan nyeri pelvik kronik, dengan rata-
rata terjadi pada usia 18,6 tahun.
45, 46
Sedangkan pada kelompok non endometriosis dipastikan secara laparoskopi tidak ditemukan
endometriosis. Namun demikian, endometriosis terkadang dapat ditemukan secara tidak sengaja pada kontap laparoskopi 1-7.
14
Oleh Mahmood TA dan Templeton A, menemukan endometriosis asimptomatis
pada 6 wanita yang menjalani laparoskopi sterilisasi.
47
Berdasarkan paritas, pada penelitian ini mendapatkan bahwa keseluruhan kelompok endometriosis adalah infertil 100. Data tersebut
mendukung keberadaan endometriosis yang sering dikaitkan dengan permasalahan infertilitas. Dari literatur disebutkan bahwa 20-40 wanita
infertil disebabkan oleh endometriosis.
14
Di Indonesia ditemukan 15 – 25
Universitas Sumatera Utara
wanita infertil yang disebabkan oleh endometriosis.
2
Infertilitas yang disebabkan oleh endometriosis dikaitkan dengan proses inflamasi yang
terjadi pada endometriosis sehingga dapat menyebabkan gangguan pada tuba fallopian, menurunnya reseptivitas endometrium, mengganggu
perkembangan oosit dan embrio.
6, 48
Pada endometriosis juga dapat menyebabkan halangan pada tuba fallopian untuk menangkap sel telur
pada saat ovulasi oleh karena perlengketan.
6, 14, 22
Pada penelitian ini didapatkan derajat nyeri sedang yang paling banyak 78,7, sedangkan nyeri ringan 15,2 dan nyeri berat 6,1. Nyeri
perut bagian bawah sering sekali merupakan keluhan endometriosis. 60- 80 wanita dengan endometriosis mengalami nyeri haid, 30-50
mengalami nyeri pelvik, dengan derajat nyeri yang bervariasi.
20
Pada Penelitian ini semua subjek mempunyai keluhan nyeri perut bagian
bawah, baik siklik ataupun tidak. Hal yang sama ditemukan oleh Mohamed ML. dkk, dimana 100 3030 wanita dengan endometriosis
mengalami nyeri pelvik kronik dan 86,8 2630 mengalami nyeri haid.
41
Sedangkan Wang H. dkk, hanya menemukan 41 yang mengalami nyeri pelvik.
19
Pada penelitian ini didapatkan tidak ditemukan pasien dengan endometriosis stadium 1, stadium 2 ringan 15,2, stadium 3 sedang
30,3 dan stadium 4 berat 54,4. Pada penelitian ini ditemukan sebagian besar pasien endometriosis ditemukan pada stadium lanjut. Hal
ini dapat dikarenakan kebanyakan pasien datang berobat oleh karena keluhan-keluhan yang menyertai seperti infertilitas, nyeri pelvik, atau
Universitas Sumatera Utara
benjolan di perut. Pada penelitian ini semua pasien yang dilakukan operasi adalah pasien dengan kista endometriosis dan infertil. Pasien
dengan keluhan nyeri yang ringan terkadang mengabaikan keluhan terutama dapat dihilangkan dengan analgetik. Dan jika massa diperut
masih berukuran kecil, biasanya pasien tidak menyadari atau tidak mengabaikannya. Sehingga jarang ditemukan pasien dengan stadium 1.
Hal yang sama ditemukan oleh penelitian lain dimana pasien endometriosis dengan keluhan dismenorea ringan dan sedang ditemukan
20 pada stadium 2, 63 pada stadium 3 dan 17 pada stadium 4 dan tidak ditemukan pada stadium 1. Sedangkan pada pasien dengan keluhan
dismenore berat yang tidak respon dengan pemberian analgetik dengan atau tanpa dispareunia dan nyeri pelvik kronik masing-masing stadium 2,
3 dan 4 adalah 13, 53 dan 33 dan tidak ditemukan pasien dengan stadium 1.
49
4.2 Perbandingan Kadar VEGF Serum Berdasarkan Umur Pada Endometriosis