e. Need for supervision, terkait dengan pegawai dapat melaksanakan
pekerjaan tanpa perlu meminta bantuan atau petunjuk dari atasan f.
Interpersonal impact, terkait dengan kemampuan individu dalam meningkatkan perasaan harga diri, keinginan baik, kerjasama diantara
sesama pegawai dan anak buah Berdasarkan dimensi yang telah disebutkan di atas, penelitian ini
menggunakan dimensi quality, quantity, timeliness, need for supervision dan interpersonal impact. Dimensi-dimensi tersebut digunakan dikarenakan
sesuai dengan pengukuran yang dipakai oleh instansi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performansi Kerja
Performansi kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya, menurut Mahmudi 2010 faktor yang mempengaruhi
performansi pegawai yaitu: a.
Faktor personalindividual,
meliputi motivasi,
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, kepercayaan diri dan komitmen yang dimiliki
oleh individu b.
Faktor kepemimpinan, meliputi kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, serta dukungan yang diberikan oleh para manajer dan
atau pemimpin kelompok c.
Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap rekan anggota tim,
kekompakan dan keakraban anggota tim PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur,
proses organisasi, kultur organsasi e.
Faktor konstekstual atau situasional, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan internal ataupun eksternal.
Selain itu, Campbell dalam Landy Conte, 2013 juga menyimpulkan 3 faktor penentu yang mempengaruhi performansi kerja
pegawai yaitu: a.
Declarative knowledge Memahami apa yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan,
mengetahui informasi mengenai pekerjaan atau tugas b.
Procedural knowledge and skill Mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan atau tugas; sering
dikembangkan melalui latihan dan pengalaman c.
Motivation Mengenai kondisi yang bertanggungjawab pada variasi intensitas,
ketekunan, kualitas dan arah perilaku yang sedang berlangsung
4. Pengukuran Performansi Kerja
Menurut Bernadin Beatty dalam Moorhead Griffin, 2013, pengukuran performansi adalah proses dimana seseorang mengevaluasi
perilaku kerja karyawan dengan pengukuran dan perbandingan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, mendokumentasikan hasilnya,
dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pegawai. Selain itu menurut Riggio 2008 pengukuran performansi adalah sarana formal dalam menilai
performansi pegawai dengan membandingan standar organisasi tertentu yang telah ditetapkan. Selaras dengan pengertian tersebut, Mathis
Jacskon 2010 mengungkapkan pengukuran performansi adalah proses mengevaluasi seberapa baik pegawai melakukan pekerjaan mereka jika
dibandingkan dengan
seperangkat standar
dan kemudian
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada pegawai. Cascio dalam Jex Britt, 2008 sebagian besar organisasi masih cenderung mengandalkan
instrument pengukuran performansi yang menggunakan dimensi umum dari performansi kerja pegawai serta menyangkut upaya yang minim untuk
melatih penilai. Dari beberapa pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa pengukuran
performansi kerja adalah proses mengevaluasi pegawai dengan membandingkan
seperangkat standar
yang telah
ditetapkan, mendokumentasikan hasilnya kemudian mengkomunikasikan hasil tersebut
kepada pegawai.
5. Metode Penilaian Performansi Kerja