performansi  pegawai  dengan  membandingan  standar  organisasi  tertentu yang  telah  ditetapkan.  Selaras  dengan  pengertian  tersebut,  Mathis
Jacskon  2010  mengungkapkan  pengukuran  performansi  adalah  proses mengevaluasi  seberapa  baik  pegawai  melakukan  pekerjaan  mereka  jika
dibandingkan dengan
seperangkat standar
dan kemudian
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada pegawai. Cascio dalam Jex Britt,  2008  sebagian  besar  organisasi  masih  cenderung  mengandalkan
instrument pengukuran performansi yang menggunakan dimensi umum dari performansi  kerja  pegawai  serta  menyangkut  upaya  yang  minim  untuk
melatih penilai. Dari beberapa pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa pengukuran
performansi  kerja  adalah  proses  mengevaluasi  pegawai  dengan membandingkan
seperangkat standar
yang telah
ditetapkan, mendokumentasikan hasilnya kemudian mengkomunikasikan hasil tersebut
kepada pegawai.
5. Metode Penilaian Performansi Kerja
Metode  yang  digunakan  dalam  menilai  performansi  kerja  adalah Riggio, 2008  Dessler, 2015
a. Narative
Metode ini berupa formulir yang berisi deskripsi kelebihan dan kekurangan  performansi  pegawai.  Penilai  bebas  untuk
mendeskripsikan performansi pegawai dengan kata-kata mereka sendiri dan mengukur elemen yang dirasa penting. Akan tetapi,
tidak  dapat  diukur  secara  kuantitatif,  sehingga  sulit  untuk membandingkan performansi pegawai lainnya.
b. Checklist
Terdiri dari
beberapa rangkaian
pernyataan mengenai
performansi  dalam  pekerjaan  tertentu.  Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari analisis pekerjaan dan dapat mencerminkan
aspek  positif  atau  negatif  dari  performansi.  Setiap  pernyataan memiliki  nilai  numerik  yang  menggambarkan  derajat  dari
performansi efektif yang terkait. c.
Paired Comparison Penilai memeringkat pegawai dengan membuat bagan dari semua
kemungkinan  pasangan  pegawai  untuk  setiap  ciri  dan membandingkan  mana  pegawai  yang  lebih  baik  dari  pasangan
pegawai tersebut. d.
Forced Distribution Metode ini serupa dengan menilai pada sebuah kurva. Pegawai
yang  akan  dinilai  dimasukkan  ke  dalam  berbagai  kategori performansi
melalui presentase
yang telah
ditentukan sebelumnya.
e. Graphic Rating Scale
Skala  penilaian  grafis  berisi  beberapa  dimensi  pekerjaan  dan kisaran nilai performansi untuk setiap ciri. Penilai menilai setiap
bawahan dengan melingkari atau memberi tanda pada nilai yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
paling  mendeskripsikan  performansi  bawahan  untuk  setiap  ciri, dan menjumlahkan nilainya. Kelebihan dari skala tersebut adalah
penilai  dapat  mendesain  skala  penilaian  grafis  untuk  menilai dimensi, kompetensi, atau sasaran pekerjaan.
f. Behaviorally Anchored Rating Scale BARS
Sebuah  metode  penilaian  yang  bertujuan  mengkombinasikan manfaat  dari insiden kritis  naratif dan penilaian terukur dengan
menghubungkan skala terukur dengan contoh naratif spesifik dari performansi baik dan buruk.
g. Behavior Observation Scales BOS
Metode  ini  mengindikasikan  seberapa  sering  pegawai  yang
diobservasi melakukan perilaku kerja terkait. Metode ini serupa dengan  BARS  yang  berfokus  pada  ekspetasi  bahwa  seorang
pegawai akan dapat melakukan perilaku spesifik yang khas dari level  performansi  tertentu,  sedangan  metode  ini  berfokus  pada
perilaku  penting  yang  benar-benar  dilakukan.  Kelemahan  dari metode  ini  adalah  tergantung  pada  ingatan  observer  yang
memungkinkan adanya bias atau selektif dalam mengingat. h.
Management by Objective MBO Biasanya merujuk pada penetapan sasaran dan program penilaian
multi-langkah  yang  mencangkup  seluruh  perusahaan.  MBO mengharuskan  manajer  untuk  menetapkan  sasaran  organisasi
spesifik yang relevan dan dapat diukur dengan setiap karyawan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan kemudian secara berkala mendiskusikan kemajuan karyawan tersebut terhadap sasaran.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka metode penilaian performansi kerja  yang  akan  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  metode  graphic
rating scale. Peneliti menggunakan metode ini dikarenakan metode tersebut sesuai dengan metode yang digunakan oleh instansi penelitian.
6. Penilai Kerja