Definisi Komitmen Organisasi Komponen Komitmen Organisasi

dan adanya keterbatasan waktu penelitian sehingga tidak dapat menggunakan metode-metode lainnya.

B. Komitmen Organisasi

Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai komitmen organisasi sebagai berikut:

1. Definisi Komitmen Organisasi

Meyer Allen 1997 mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kondisi psikologis yang menunjukkan adanya hubungan antara pegawai dengan organisasi dan mempengaruhi keputusan pegawai untuk tetap menjadi anggota organisasi. Bathaw Grant dalam Sopiah, 2008 juga menyebutkan komitmen organisasional sebagai keinginan karyawan untuk tetap mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi dan bersedia melakukan usaha yang tinggi demi pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, menurut Mathis Jackson 2010 komitmen organisasi adalah sebuah derajat yang mengukur rasa percaya yang dimiliki oleh pegawai dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan organisasi serta keinginan untuk tetap tinggal. Mowday, Porter Steers dalam Hellriegel Slocum 2011 komitmen organisasi adalah kekuatan keterlibatan pegawai dalam organisasi dan identifikasi. Moorhead Griffin 2013 juga menyatakan bahwa komitmen organisasi mencerminkan identifikasi dan ikatan seorang individu pada organisasi. Kreitner Kinicki 2007 menambahkan komitmen organisasi mencerminkan sejauh mana seorang individu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengidentifikasi dirinya dengan organisasi dan berkomitmen untuk tujuannya. Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan tersebut, maka disimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah keterlibatan pegawai dalam organisasi yang ditandai dengan adanya rasa percaya dan penerimaan terhadap tujuan organisasi serta keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi.

2. Komponen Komitmen Organisasi

Meyer Allen 1997 membedakan komitmen organisasi menjadi 3 komponen yaitu: a. Komitmen Afektif Komitmen afektif merupakan keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena keterikatan emosi dan keterlibatan dengan organisasi tersebut. Pegawai yang memiliki komitmen afektif yang tinggi akan mengidentifikasi dirinya dengan organisasi, menerima tujuan dan nilai- nilai yang organisasi, dan lebih bersedia untuk mengerahkan usaha ekstra atas nama organisasi Mowday et al dalam Colquite, Le Pine Wesson, 2015. Melalui identifikasi dirinya dengan organisasi, pegawai akan melihat keanggotaan organisasi sebagai penting untuk diri mereka. Komitmen afektif juga mencerminkan ikatan emosional untuk organisasi, maka secara natural mempengaruhi ikatan emosional antara rekan kerja Mathieu Zajac dalam Collquite, Le Pine Wesson, 2015. b. Komitmen Kontinum Keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena kesadaran yang berkaitan dengan biaya meninggalkan organisasi tersebut. Komitmen kontinum terjadi ketika ada keuntungan terkait dengan tetap tinggal dan biaya yang terkait dengan meninggalkan organisasi Kanter dalam Collquite, Le Pine Wesson, 2015, akan tetapi memiliki komitmen kontinum yang tinggi menimbulkan kesulitan untuk mengubah organisasi karena adanya hukuman yang condong terkait dengan hal mengganti Stebbins dalam Collquite, Le Pine Wesson, 2015. Salah satu faktor yang meningkatkan komitmen kontinum adalah jumlah total investasi dalam hal waktu, tenaga, energi, dll, dimana pegawai telah dibuat menguasai peran pekerjaan mereka atau menjalankan tugas organisasi mereka Becker dalam Collquite, Le Pine Wesson, 2015. c. Komitmen Normatif Keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena adanya suatu perasaan wajib. Komitmen normatif muncul ketika ada perasaan tetap tinggal adalah hal yang benar atau moral untuk dilakukan. Seorang pegawai merasa harus tetap tinggal dengan atasan mereka saat ini mungkin akibat dari filosofi kerja pribadi atau lebih umum dikategorikan sebagai rasa benar dan salah yang dikembangkan melalui pembelajaran seumur hidup mereka. Pegawai dengan komitmen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI normatif yang tinggi akan merasa bahwa mereka harus tetap berada di organisasi.

3. Dampak Komitmen Organisasi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL Hubungan Antara Komitmen Organisasi Dengan Persepsi Terhadap Disiplin Kerja Pada Pegawai Negeri Sipil.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL Hubungan Antara Komitmen Organisasi Dengan Persepsi Terhadap Disiplin Kerja Pada Pegawai Negeri Sipil.

0 2 19

PENDAHULUAN Hubungan Antara Komitmen Organisasi Dengan Persepsi Terhadap Disiplin Kerja Pada Pegawai Negeri Sipil.

0 2 7

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN SEMANGAT KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL Hubungan Antara Iklim Organisasi Dengan Semangat Kerja Pada Pegawai Negeri Sipil.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEDISIPLINAN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL Hubungan Antara Iklim Organisasi Dengan Kedisiplinan Kerja Pada Pegawai Negeri Sipil.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 0 15

PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 0 8

DAFTAR PUSTAKA HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 0 5

Hubungan antara komitmen organisasi, sikap terhadap perubahan organisasi dan performansi kerja pada Pegawai Negeri Sipil

0 0 112

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL - Unika Repository

0 0 17