JENIS PENELITIAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Creswell 1998 digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami suatu central phenomenon, seperti suatu proses atau kejadian, suatu fenomena, atau suatu konsep yang terlalu kompleks untuk diuraikan variabel-variabel yang menyertainya. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi. Menurut Schutz dalam Hasan,2005, fenomenologi sebagai metode dirumuskan sebagai media untuk memeriksa dan menganalisis kehidupan batiniah individu yang berupa pengalaman mengenai fenomena atau penampakan sebagaimana adanya. Menurut Schutz, dunia sosial merupakan sesuatu yang intersubyektif dan pengalaman yang penuh makna meaningfull. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode fenomenologi dengan pertimbangan bahwa fenomenologi memungkinkan untuk mengetahui pengunjung warnet berusia dewasa awal dalam menjalinan cinta melalui chatting. Disamping itu, penelitian ini dapat dilakukan dalam natural setting Creswell, 1998, artinya individu tidak terpisahkan dari konteks lingkungannya sehingga tidak memungkinkan untuk membatasi atau variabel yang menentukan variabel- variabel apa yang dapat mempengaruhi seseorang berusia dewasa awal didalam menjalin cinta melalui chatting. Dengan demikian percintaan melalui chatting merupakan hasil penggambaran makna secara keseluruhanholistik dari berbagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI variabel yang ada di dalam individu berusia dewasa awal yang menjalin cinta melalui chatting. Ada beberapa proses inti dalam penelitian fenomelogi yaitu epoche, reduction, imaginative variation, synthesis of meanings dan essences Moustakas, 1994. Epoche berasal dari bahasa Yunani yang berarti menjauh dari atau menahan diri. Pengertian epoche adalah menyingkirkan prasangka, penyimpangan bias, dan bentuk-bentuk opini tentang sesuatu. Dalam menerima kehidupan perceiving life memerlukan cara untuk melihat, memperhatikan, menjadi peka, tanpa melibatkan prasangka peneliti pada apa yang dilihat, dipikirkan, dibayangkan, atau dirasakan. Pada phenomenological reduction, tugas peneliti adalah menggambarkan dalam textural language bahasa yang terpola mengenai apa yang telah dilihat oleh seseorang, tidak hanya obyek eksternal tetapi juga tindakan internal dari kesadaran, pengalaman itu sendiri, seperti ritme dan hubungannya antara phenomenon fenomena yang diteliti dan diri sendiri self. Kualitas dari pengalaman menjadi fokus; keterlibatan filling in atau penyempurnaan sifat alamiah dan arti dari pengalaman menjadi suatu tantangan. Langkah-langkah dalam phenomenological reduction meliputi : bracketing. Dalam hal ini fokus dari penelitian ditempatkan di dalam bracket, hal-hal yang lain dikesampingkan sehingga seluruh proses penelitian berasal dari topik dan pernyataan; horizonalizing, setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga yang tersisa hanyalah horizon arti tekstural dan unsur pembentukan penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan. Tugas pada proses imaginative variation adalah untuk mencari makna- makna yang memungkinkan melalui penggunaan imajinasi, pembedahan berbagai macam bingkai referensi, pengelompokkan dan pembalikan, dan pendekatan phenomenon dari perspektif yang divergen, posisi, peran-peran, atau fungsi yang berbeda. Tujuannya adalah untuk mencapai deskripsi struktural dari pengalaman, faktor-faktor yang mendasar dan mempengaruhi apa yang telah dialami. Dengan kata lain bagaimana pengalaman dari phenomenon menjadi yang seperti sekarang ini. Langkah-langkah imaginative variation meliputi : 1. Membuat sistematika dari berbagai kemungkinan semua makna yang tersusun yang mungkin menjadi dasar dari makna secara tekstural. 2. Mengenali tema-tema atau konteks-konteks sebagai dasar penyebab munculnya phenomenon. 3. Mencari ilustrasi sebagai contoh yang dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai struktur dari tema-tema yang tidak berubah dan memfasilitasi pengembangan deskripsi phenomenon yang struktural. Langkah terakhir dari proses penelitian fenomenologi adalah integrasi fundamental dari deskripsi tekstural dan struktural menjadi satu pernyataan sebagai esensi pengalaman dari phenomenon secara keseluruhan. Esensi artinya sesuatu yang umum atau universal. Esensi dari berbagai pengalaman tidak akan pernah kering. Sintesis tekstural-struktural yang mendasar mewakili esensi waktu dan tempat tertentu dari sudut pandang peneliti, mengikuti studi imajinatif dan reflektif dari phenomenon.

B. PANDANGAN PENELITI MENGENAI CYBERLOVE