Apa makna percintaan melalui chatting bagi pengguna warnet berusia dewasa awal?

“Kontak fisik, dia tidur di pahaku, trus pegang tanganku, ciuman, hari pertama ngga, hari ke dua iya, ngga hot-hot banget gitu, jadi biasa aja”. RS Yahh…ngobrol itu kalau udah di kamar yah seng saru saru.Yah..pertama dia yah malu-malu. Kemudian yah…namanya di kamar hotel ya disediakan video ada film khan ya nonton. Terus ya lama lama yah main sendiri”.GO. Aktifitas seksual diawali ketika informan merasa tertarik secara seksual dengan lawan chattingnya. Rasa ketertarikan seseorang dapat membangun ilusi atau fantasi seksual tentang lawan chattingnya. Dan yang terakhir apabila mereka melakukan kopi darat, kontak secara seksual dan juga berhubungan seks dapat terjadi. 3. Apa makna percintaan melalui chatting bagi pengguna warnet berusia dewasa awal? Pada bagian awal bab ini, ada rangkuman cerita dari 10 orang informan berusia dewasa awal yang menjalin percintaan melalui chatting. Masing masing cukup memiliki banyak variasi pengalaman. Kendati demikian mereka semua mengalami hal yang sama yaitu bagaimana muncul keinginan untuk melakukan chating, berhubungan lebih dekat namun menemukan tantangan, berkomitmen yang tidak serius, hingga pada aktifitas seksual yang mereka lakukan. Dari kelima hal yang telah disebutkan sebelumnya, ternyata bahwa tema-tema informan semua mengarah pada hubungan percintaan yang tidak serius. Artinya mereka tidak bersungguh-sungguh menjalin percintaan itu. Dari komitmennya sendiri, mereka tidak serius menjalani komitmen. Mereka tidak ingin hubungannya berlangsung terlalu berlebihan ataupun terlalu jauh. Karena itulah, wajar saja bila PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ternyata banyak pelaku chatting melakukan perselingkuhan, mereka banyak memiliki pacar di dunia maya atau mudah berganti pasangan. Munculnya jalinan percintaan yang tidak serius dikarenakan ada 2 kemungkinan; yang pertama karena faktor tantangan yang muncul saat menjalin cinta melalui chatting dan yang kedua faktor tujuan semula informan chatting yang mengarah pada mencari teman kencan. Faktor tantangan itu meliputi pasangan tidak sesuai dengan harapan, pasangan terlalu sibuk sehingga komunikasi berkurang, mispersepsi saat chatting serta ada kemungkinan seseorang dibohongi. Adanya kemungkinan seseorang dibohongi berdampak pada bagaimana seseorang membangun kepercayaan pada pasangannya, padahal kepercayaan sangatlah penting dibangun pada pasangan. Semakin banyak seseorang memiliki pengalaman dibohongi, semakin sukar seseorang untuk percaya. Munculnya ketidak percayaan inilah yang menjadikan seseorang menganggap setiap pembicaraan di chatting tidaklah serius termasuk ajakan untuk berkomitmen. Pada akhirnya komitmen yang tidak di jalani sungguh sungguh ini sebagai bentuk pemaknaan mereka akan hubungan percintaan yang main-main. Disisi lain, faktor tujuan semula seseorang melakukan chatting adalah mencari teman kencan. Jelas bahwa orang yang mencari teman kencan tidaklah ingin memiliki ikatan. Komitmen serta chatting bagi mereka adalah cara mereka untuk mendapatkan pasangan kencan. Pada akhirnya aktifitas seksual sebagai bentuk pemaknaan mereka akan hubungan percintaan yang main-main. Orang lebih mudah untuk berganti ganti pasangan. Mulai dari asyiknya berbicara mengenai seks hingga mengarahkan mereka pada perilaku seksual seperti melakukan kontak seksual dan berhubungan seksual saat melakukan kopi darat. Hubungan cinta yang main-main ini biasanya memiliki lebih dari satu hubungan cinta pada satu waktu. Biasanya tidak ada hubungan yang mampu bertahan lama, dan akan berakhir bila pasangannya mulai bosan atau menjadi terlalu serius. Mereka cenderung untuk tidak melekatkan diri pada pasangannya tetapi membuat pasangannya lekat padanya. Cinta dilihat sebagai serangkaian tantangan sehingga mereka selalu menghindari keterlibatan hubungan yang mendalam dan tidak mau terbuka dengan pasangannya dan tidak puas terhadap pasangannya.

B. PEMBAHASAN PENELITIAN