ANALISIS DATA KEABSAHAN DATA

pertanyaan yang mempunyai suatu topik tertentu yang akan dibahas, dalam hal ini “percintaan melalui chatting” pada usia dewasa awal Mulyana, 2001. Wawancara yang akan dilakukan sifatnya mendalam, agar dapat diperoleh keterangan yang lebih lengkap dan mendalam mengenai seputar pengalaman dan pemaknaan akan cinta di dunia maya. Wawancara mendalam kepada informan, dimaksudkan agar peneliti dapat mengetahui alasan yang sebenarnya dari respon informan tentang pemaknaan tersebut. Maka diharapkan wawancara ini akan menghasilkan gambaran-gambaran dalam bentuk cerita-cerita yang sifatnya pribadi dan individual atas pengalaman psikologi pengguna internet ataupun warnet pada usia dewasa awal yang melakukan cyberlove. Proses pengumpulan data mengikuti pola “zig-zag” artinya peneliti ke lapangan mencari informasi, kemudian menganalisis data yang diperoleh, kembali ke lapangan lagi informasi lagi dan menganalisis data yang diperoleh dan seterusnya sehingga diperoleh informasi yang mampu menggambarkan pengalaman informan secara utuhCreswell,1998. Data wawancara ini berbentuk transkrip wawancara yang berasal dari perekaman dengan tape recorder. Adapun pelaksanaan wawancara ini dimulai dari tanggal 25 Juli 2006 hingga 6 Mei 2007.

F. ANALISIS DATA

Menurut Creswell 1998 metode analisis dan interpretasi data yang paling sering digunakan adalah modifikasi metode Stevick-Colaizzi-Keen dari Moustakas 1994. Prosedur ini meliputi : 1. Memulai dengan deskripsi tentang pengalaman peneliti terhadap phenomenon. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Peneliti kemudian mencari pernyataan dalam interview mengenai bagaimana individu mengalami topik tersebutcyberlove. Selanjutnya peneliti membuat daftar dari pernyataan-pernyataan tersebut horizonalization dan memberi perlakukan tiap pernyataan dengan seimbang atau yang memiliki nilai yang sama dan mengembangkan daftar dari pernyataan yang tidak berulang atau tidak tumpang tindih. 3. Pernyataan kemudian dikelompokkan kedalam unit-unit makna meaning units, buat daftar dari unit-unit ini, dan menuliskan deskripsi dari tekstur deskripsi tekstural dari pengalaman, yaitu apa yang terjadi. 4. Peneliti kemudian merefleksikan berdasarkan deskripsinya sendiri dan menggunakan imaginative variation atau deskripsi struktural, mencari semua makna yang memungkinkan dan prespektif yang divergen, memperkaya kerangka pemahaman dari phenomenon, dan membuat deskripsi dari bagaimana phenomenon dialami. 5. Peneliti kemudian membuat deskripsi keseluruhan dari makna dan esensi dari pengalaman. 6. Dari deskripsi tekstural-struktural individu, berdasarkan pengalaman tiap informan, peneliti menghubungkan deskripsi textural-structural dari makna-makna dan esensi pengalaman, mengintegrasikan semua deskripsi tekstural-struktural individu menjadi deskripsi yang universal dari pengalaman, yang mewakili kelompok informan secara keseluruhan Moustakas, 1994.

G. KEABSAHAN DATA

Moustakas mengatakan bahwa tehnik verifikasi data pada penelitian fenomenologi dengan intersubjektive validity yakni dengan membagikan salinan deskripsi secara tekstural-struktural dari hasil interview Humphrey dalam Moustakas, 1994. Kemudian tiap responden diminta untuk secara hati-hati memeriksa deskripsi tersebut, mereka dapat memberikan tambahan masukkan dan pembetulan. Terakhir, peneliti merevisi kembali pernyataan sintesisnya. Proses ini disebut intersubjective validity, yaitu menguji kembali testing out pemahaman peneliti dengan pemahaman responden melalui interaksi sosial yang timbal balik back-and-forth Creswell, 1998. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN