PANDANGAN PENELITI MENGENAI CYBERLOVE

pernah kering. Sintesis tekstural-struktural yang mendasar mewakili esensi waktu dan tempat tertentu dari sudut pandang peneliti, mengikuti studi imajinatif dan reflektif dari phenomenon.

B. PANDANGAN PENELITI MENGENAI CYBERLOVE

Bagi peneliti, cinta pada lawan jenis adalah sebuah perasaan ketertarikan pada seseorang, rasa ingin memiliki seseorang yang dapat diungkapkan secara verbal dan juga melalui tindakan. Apabila perasaan ini diungkapkan pada seseorang, tinggal menunggu responnya, apabila pasangan juga menyukai dan memiliki rasa tertarik yang sama serta menyetujui cara pengungkapan itu maka mereka dapat membentuk ikatan “hubungan percintaan” melalui komitmen. Bisa macam-macam bentuk komitmen misalnya saling setia kepada pasangan. Dengan adanya ikatan tesebut maka dapat dikatakan “secara resmi” seseorang dapat mengungkapkan rasa cintanya tanpa harus merasa canggung. Ketika berbicara mengenai percintaan didunia maya, tak jauh berbeda dengan cinta yang terjadi di dunia “real”. Hanya saja, hubungan ini ataupun awal pertemuan mereka diperantarai oleh perangkat elektronik dalam penelitian ini adalah komputer yang dilengkapi dengan modem. Dengan adanya perangkat tersebut, internet dapat diakses sehingga kita dapat dengan mudah memilih situs portal yang akan menjadi tujuan kita. Peneliti berangapan bahwa percintaan didunia maya dapat dimungkinkan terjadi ketika seseorang merasakan adanya kecocokan satu sama lain ditandai dengan komunikasi yang berkesinambungan. Seseorang dapat merasakan adanya rasa tertarik satu sama lain serta mengenal sifat ataupun karakter lawan bicara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melalui bahasa yang digunakan atau atau melalui cara penulisan, maupun pengungkapan kata-kata saat chatting. Rasa tertarik secara fisikpun dapat dimunculkan ketika lawan dalam chatting tersebut mendeskripsikan fisiknya secara rinci misal tinggi, berat, usia, dan bertukaran foto terlebih dengan adanya web cam seseorang dapat menampilkan dirinya seseorang secara online. Dalam berelasi di dunia maya, peneliti melihat banyak kendala yang ditempuh oleh para pelaku cyberlove. Hal yang paling mendasar yakni mempercayai pasangan. Besar kemungkinan seseorang untuk berbohong melalui chatting sehingga terkadang seseorang cenderung ragu-ragu dalam menjalani komitmen mereka. Anggapan ini akan semakin dibenarkan ketika berkali-kali ia dibohongi. Pada akhirnya semua tergantung pada pelaku cyberlove tersebut apakah ia akan memaknai hubungan tersebut dengan sungguh-sungguh ataukah hanya main-main saja.

C. FOKUS PENELITIAN