18
Dari sekian banyak aturan yang terdapat dalarn prinsip AkuntansiIndonesia, tiga aturan di antaranya perlu dibahas disini karena berkaitan dengan pembahasan
selanjutnya. Ketiga aturan tersebut adalah: Konsep entitas, prinsip obyektivitas, dan prinsip cost biaya.
a. Konsep Entitas
Konsep yang paling mendasar di dalamAkuntansi adalah entitas atau kesatuan usaha. Kesatuan usaha Akuntansi adalah suatu organisasi atau bagian dari
organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari organisasi lain atau individu lain. Ditinjau dari segi Akuntansi, antara kesatuan usaha yang satu dengan kesatuan usaha yang
lain atau dengan pemiliknya, terdapat garis pemisah yang tegas. Ini berarti bahwa kejadian keuangan yang menyangkut suatu kesatuan usaha, tidak boleh dicampur
dengan kesatuan usaha lain atau dengan pemiliknya, dan sebaliknya. Konsep ini penting artinya dalam menilai keadaan keuangan dan hasil usaha yang dicapai suatu
organisasi atau bagian dari organisasi. Tanpa konsep ini maka laporan keuangan dan menjadi kacau, karena apa yang tercantum dalamlaporan keuangan suatu organisasi
mungkiin dimasuki kejadian-kejadian keuangan yang sebenarnya tidak berhubungan dengan organisasi tersebut.
b. Prinsip Obyektivitas
Catatan dan laporan Akuntansi harus didasarkan pada data yang bisa dipercaya sebagai laporan yang menyajikan informasi yang tepat dan berguna. Data yang
bisa dipercaya adalah data yang bisa diverifikasi diperiksa kebenarannya. Data semacam itu harus bisa dikonfirmasi oleh pengamat yang independen. Oleh karena
itu catatan Akuntansi harus didasarkan pada informasi yang berawal dari kegiatan yang didokumentasi dalam bentuk bukti yang obyektif. Seandainya Akuntansi tidak
mengenal prinsip obyektivitas, maka pencatatan Akuntansi akan didasarkan pada hal-haI yang tidak obyektif dan bisa mengakibatkan kekacauan.
c. Prinsip Cost Biaya
Prinsip cost atau prinsip biaya menetapkan bahwa harta atau jasa yang dibeli atau diperoleh harus dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya. Meskipun pembeli
tahu bahwa harga mungkin masih bisa ditawar, tetapi barang atau jasa yang dibeli akan dicatat dengan harga yang sesungguhnya disepakati dalam transaksi yang
19
bersangkutan. Beberapa penulis mengkategorikan prinsip Akuntansi pada beberapa hal berikut :
a Going Concern Kontinuitas Usaha
Konsep ini mengatakan bahwa suatu perusahaan akan beroperasi secara terus menerus akan selalu melakukan kegiatan yang tak terbatas meskipun kenyataanya banyak
perusahaan yang gagal setelah baru saja didirikan, konsep ini memeberikan alasan penggunaan beban historis sebagai dasar utama untuk melakukan pengakuan
Akuntansi.
b Busines Entity Kesatuan Usaha
Konsep ini mengatakan bahwa prusahaan merupakan suatu kesatuan yang berdiri terpisah dari para pemilik. Konsep ini lebih sulit diterapkan dalam perusahaan
perseorangan, tanggung jawab dan kekayaan perusahaan adalah tanggung jawab dan kekayaan pribadi, tidak demikian dengan perseroan terbatas, tanggung jawab dan
kekayaan perusahaan secara hukum dengan jelas ditetapkan terpisah dengan para pemilik.
c Accounting Period Periode Akuntansi
Suatu cara yang paling baik untuk mengukur hasil-hasil yang diperoleh perusahaan seperti periode tahunan.
d Measurement Unit Kesatuan Pengukuran
Hasil akhir dari Akuntansi adalah laporan keuangan perusahaan yang nantinya disampaikan kepada pihak yang berkepentingan. Objek atau sasarannya adalah
transaksi atau kejadian-kejadian keuangan yang dapat diukur dengan uang.
e Historical Cost Measurement Pengukuran berdasarkan Nilai Historis
Akuntansi sebagaimana yang dipraktekan sekarang ini didasarkan atas prinsip nilai historis. Penggunaan konsep ini akan menjadi suatu alat untuk menutup segala lubang
kesalahan dan juga memberikan keyakinan bahwa Akuntansi telah dilakukan dengan
20
benar.
f Objective Evidences Bukti yang Objektif
Informasi yang tercantum di dalam laporan keuangan harus didasarkan atas suatu fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya serta bersifat objektif.
g Full disclosure Pengungkapan Sepenuhnya
Semua laporan keuangan dan semua informasi yang mempunyai pengaruh terhadap laporan keuangan harus diungkapkan secara jelas, apabila informasi yang cukup berarti
tersebut tidak diungkapkan secara jelas, maka laporan keuangan tersebut cenderung akan salah arah.
h Consistency konsisten
Artinya penerapan yang sama atas prinsip, prosedur dan metode-metode Akuntansi disetiap periode Akuntansi, sehingga laporan keuangan dari berbagai periode dapat
diperbandingkan.
i Conservatism Hati-hatiWaspada
Konsep ini didasarkan atas suatu pendapat yang menyatakan bahwa setiap pendapatan tidak boleh diakui dan dicatat sebelum pendapatan tersebut benar-benar diperoleh, tetapi
semua kerugian dan beban walaupun belum terjadi asalkan sudah dapat diperhitungkan boleh dicatat dan diakui. Tujuan utama prinsip ini adalah untuk mencegah jangan sampai
pendapatan bersih dicatat terlalu tinggi over stated.
j Materiality Nilai yang Cukup Penting
Ukuran materiality atas perusahaan tidaklah sama, hal ini tergantung pada besar- kecilnya perusahaan dan kebijakan yang berlaku didalamnya.
k Matching Expense with Revenue
Artinya untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan maka total pendapatan dikurangkan dengan beban perusahaan dalam suatu periode
21
Akuntansi.
l Revenue Recognation Pengakuan Pendapatan
Pada umumnya, pendapatan diakui pada saat : 1. Menerima uang cash basis
2. Terjadinya transaksi tidak secara tunai Accrual Basis 3. Terjadinya penjualan Sales basis dll.
7. PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI INDONESIA