Partisipasi Masyarakat Partisipasi Masyarakat dalam Rehabilitasi Mangrove dan Dampaknya Terhadap Pengembangan Agribisnis Berbasis Masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Partisipasi Masyarakat

Pengertian masyarakat seringkali didefenisikan berbeda-beda sesuai kepentingan dan sudut pandang yang berbeda-beda serta seringkali dihubungkan dengan profesi atau lingkup yang terbatas, misalnya lingkup masyarakat akademik, masyarakat nelayan, masyarakat ekonomi lemah dan sebagainya. Bahkan ada juga orang yang memberikan pengertian masyarakat berdasarkan usia anak-anak, remaja dan orang tua, jenis kelamin wanita dan pria, letak geografis desa, kota, pantai, dan gunung, dan sebagainya. Partisipasi menjadi salah satu karakteristik dari penyelenggaraan pemerintah yang baik. Secara etimologi, partisipasi berasal dari bahasa Inggris “participation” yangberarti mengambil bagiankeikutsertaan. Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia dijelaskan “partisipasi” diartikan sebagai hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan, peran serta. Partisipasi merupakan kemampuan dari masyarakat untuk bertindak dalam menanggapi kondisi lingkungan sehingga masyarakat dapat berbuat sesuai dengan logika terhadap kondisi lingkungan tersebut. Menurut Cohen and Uphoff pengertian partisipasi adalah keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengembilan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi. Pengertian partisipasi lainnya didefinisikan oleh Sajogyo sebagai peluang untuk ikut menentukan kebijaksanaan pembangunan serta peluang ikut menilai hasil pembangunan Aprianto, 2008. Universitas Sumatera Utara Secara umum pengertian dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah keperansertaan semua anggota atau wakil-wakil masyarakat untuk ikut membuat keputusan dalam proses perencanaan dan pengelolaan pembangunan termasuk di dalamnya memutuskan tentang rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, manfaat yang akan diperoleh, serta bagaimana melaksanakan dan mengevaluasi hasil pelaksanaannya Purnamasari, 2008. 1.1.Partisipasi Masyarakat dalam Melestarikan Lingkungan Agar mampumelaksanakan program pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu dibutuhkan partisipasi masyarakat yang tinggi dan setepat mungkin. Masyarakat yang hidup di sepanjang pantai dan telah memanfaatkan sumberdaya secara tradisional dapat terpengaruh oleh peraturan dan prosedur baru. Oleh karena itu, masayarakat harus diikutsertakan dalam pembentukan kebijaksanaan dan aturan terhadap pemanfaatan sumberdaya, jika aturan tersebut dibuat untuk mendukung kemajuan bagi masyarakat Erwiantoro, 2006. Maksud dari partisipasi masyarakat dalam menunjang kelestarian lingkungan secara umum yaitu keterlibatan masyarakat dalam memberikan perhatian dan dukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam menjaga habitat asli.Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang lingkungan hidup menyatakan sebagai berikut: 1. Bahwa lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi kehidupan dalam segala aspek sesuai dengan Wawasan Nusantara; 2. Bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam memajukan kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 Universitas Sumatera Utara dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan; 3. Bahwa dipandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup; 4. Bahwa penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup harus didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat dan perkembangan lingkungan global serta perangkat hukum internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Pengembangan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup pada pasal 7 ayat 1 Undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup UUPLH berbunyi Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 7 ayat 2 UUPLH menyatakan: pelaksanaan ketentuan pada ayat 1 di atas, dilakukan dengan cara: 1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan; 2. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat; 3. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial; 4. Memberikan saran pendapat; 5. Menyampaikan informasi danatau menyampaikan laporan Universitas Sumatera Utara Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan hidup bertujuan : 1. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya; 2. Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana; 3. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup; 4. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang; 5. Terlindungnya negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Pengelolaan Lingkungan Hidup dari masyarakat maupun pengelolaan yang dilakukan oleh pelaku usaha sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 pasal 5 dan juga saling berkaitan dengan apa yang ada dalam Undang- undang Nomor 23 Tahun 1997 pasal 7. Menyadari hal tersebut maka pengelolaan bahan berbahaya dan beracun beserta limbahnya perlu pengelolaan yang baik. Pembangunan yang semakin meningkat menyebabkan semakin meningkatnya dampak terhadap lingkungan hidup. Pembangunan sebagai upaya sadar dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, baik untuk mencapai kepuasan batin. Oleh karena itu, penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Universitas Sumatera Utara

1.2. Prinsip-Prinsip dalam Partisipasi Masyarakat

Beberapa prinsip yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan program peranserta masyarakat, antara lain sebagai berikut : 1. Upaya peningkatan peranserta masyarakat harus melibatkan dan mencakup seluruh komponen masyarakat, dan tidak hanya individu atau komponen masyarakat tertentu. 2. Masyarakat akan berpartisipasi manakala mereka merasa bagian dari masyarakat tersebut, dan mereka merasa bahwa keterlibatan mereka diperlukan, oleh karena itu prinsip kebersamaan dan saling menghargai perlu ditumbuh kembangkan. 3. Partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh keyakinan mereka bahwa manfaat yang diperoleh seimbang dengan biaya atau jerih payah yang dikeluarkan, oleh karena itu efektifitas dan efisiensi program perlu mendapat perhatian. Untuk mendukung keberhasilan upaya pemberdayaan partisipasi masyarakat, program yang akan dilaksanakan harus disesuaikan dengan prioritas dan kemampuan masyarakat. Wujud peran serta atau partisipasi secara aktif dari masyarakat secara langsung maupun tidak langsung akan membawa keuntungan antara lain dapat mencerminkan pemahaman masyarakat akan program yang dijalankan, partipasiperan serta dapat menumbuhkan saling pengertian antara golongan dalam pelapisan stratifikasi sosial dan dapat mengembangkan keterampilan Supriyanto, 2004.

1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Dalam memutuskan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam berpartisipasi dibutuhkan adanya prilaku dari masyarakat itu sendiri. Setiap Universitas Sumatera Utara individu dalam berprilaku sangat ditentukan oleh faktor fisiologis seperti keadaan dan kemampuan fisik serta mental seseorang, faktor psikologis seperti persepsi, sikap, kepribadian, intelegensi, motivasi, faktor lingkungan seperti keluarga, kebudayaan, label yang melekat pada diri seseorang seperti status sosial, harga diri, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya Prayitno, 2008. Pengelolaan sumberdaya alam harus memperhatikan; 1 Keutuhan fungsi ekosistem, yaitu keterkaitan keanekaragaman, keselarasan, dan keberlanjutan dan ekosistem, 2 Memperhatikan dampak pembangunan terhadap lingkungan dengan menerapkan sistem analisis mengenai dampakIingkungan, sehingga dampak negatif dapat dikendalikan dan dampak positif dapat dikembangkan, 3 Kepentingan generasi masa depan bahkan diusahakan tercapainya transgenerational equity, sehingga kualitas dan kuantitas sumberdaya alam dijaga keutuhannya untuk generasi akan datang 4 Wawasanjangka panjang, karena perubahan lingkungan berlangsung penciutan sumberdaya alam tidak masuk pasar. Perhitungan penciutan ini dilakukan secara eksplisit. Komponen lingkungan yang tidak dapat dipasarkan seperti nilai sumberdaya hayati yang utuh di hutan, bebas polusi, bebas kebisingan, dan hal-hal lain yang meningkatkan kualitas lingkungan, sehingga proses ekonomi secara integral memperhitungkan kualitas lingkungan Parawansa, 2007. Faktor yang mempengaruhi partispasi masyarakat diantaranya adalah tingkat pendidikan masyarakat, semakin kritis dalam menangkap pembangunan. Dengan demikian masyarakat akan lebih mengerti, maka partispasi yang muncul dapat dilihat dari kemauan masyarakat untuk menempuh jenjang pendidikan yang Universitas Sumatera Utara lebih tinggi sehingga masyarakat akan mampu mengeluarkan ide-ide yang kreatif Soediamto, 2003. Dalam suatu kehidupan masyarakat pasti ada yang mau bepartisipasi dan ada yang tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan rahabilitasi hutan mangrove. Menurut Supriyanto 2004 hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu : 1. Masyarakat tidak diikutsertakan sejak penyusunan perencanaan. 2. Masyarakat kurang diberi kesempatan, peluang dan pengahargaan terhadappartisipasi yang layak diberikan. 3. Peran atau pelaku partisipi dicurigai akan mengambil keuntungan pada kegiatan pembangunan. 4. Tingkat penghidupan dan kehidupan masyarakat yang terbatas, sehingga tidak mampu meberikan hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan pemangunan. 5. Tata nilai dan adat budaya masyarakat yang masih perlu untuk dibenahi. Selanjutnya, Tjokroamidjoyo 1990, ada tiga faktor yang mempengaruhi peran serta atau partisipasi yaitu kepemimpinan pendidikan dan komunikasi Sumiro 1995 dalam Soedianto 2003 menjelaskan bahwa dalam partispasi masyarakat, banyak sekali faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah kebutuhan masyarakat, ketertarikan masyarakat, adat istiadat dan sifat-sifat komersial yang mengikat setiap anggota masyarakat. Sedangkan bentuk partispasi masyarakat bias dalam bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam penentuan proses, arah, strategi, keterlibatan dalam memikul beban, tanggung jawab dalam pelaksanaan, dan keterlibatan dalan memetik hasil dan manfaat. Universitas Sumatera Utara 2. Hutan Mangrove 2.1. Ekosistem Pantai