5. Penelitian Terdahulu
Faktor-faktor yang berhubungan nyata atau signifikan dari tingkat partisipasi warga Kampung Rawajati dalam pengelolaan lingkungannya dalam
penelitian yang dilakukan oleh Aprianto 2008 yaitu pengalaman berkelompok, lama tinggal, metode kegiatan dan pelayanan kegiatan. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat partisipasi warga lebih ditentukan oleh bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan mereka, baik sosial maupun alam di sekitar
tempat tinggal. Sedangkan faktor-faktor yang berhubungan nyata atau signifikan dari tingkat partisipasi warga Kampung Rawajati dalam pengelolaan
lingkungannya yaitu pengalaman berkelompok, lama tinggal, metode kegiatan dan pelayanan kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi warga lebih
ditentukan oleh bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan mereka, baik sosial maupu n alam di sekitar tempat tingga l.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Patabag 2010 dalam penetlitian tentang bentuk partisipasi masyarakat Kelurahan Rappocini dan
Kelurahan Pannampu adalah bantuan tenaga sedangkan nilai rendah 6,9 bentuk partisipasi masyarakat Kelurahan Rappocini adalah bentuk simbolis, dan
nilai terendah 9,9 bentuk partisipasi masyarakat Kelurahan Pannampu adalah bentuk sumbangan uang. Ditinjau dari tingkat individu, faktor pendorong dan
penghambat partisipasi masyarakat paling signifikan pada kedua kelurahan adalah tingkat pendidikan dan mata pencaharian dengan nilai signifikansi masing-masing
adalah 0,000 atau 0,05 dan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara kedua faktor tersebut terhadap bentuk-bentuk partisipasi yang diberikan.
Sedangkan dari tingkat komunitas, faktor pendorong dan penghambat partisipasi
Universitas Sumatera Utara
masyarakat paling dominan pada kedua kelurahan adalah kepemimpinan, ketersediaan sumber daya manusia yang memadai, dan kapasitas organisasi
kemasyarakatan. Berdasarkan hasil penelitian Hutapea 2009 tentang partisipasi
masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove di daerah Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu yang menyimpulkan bahwa variabel umur tidak mempunyai
hubungan yang signifikan dengan tingkat partisipasi seseorang. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Erwiantoro 2006 tentang
kajian tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove di kawasan teluk Pangpang-Banyuwangi bahwa tingkat partisipasi masyarakat yang
cukup tinggi pada pelaksanaan dan menikmati hasil dimungkinkan oleh sebagian kegiatan pemerintah yang sebagian besar menekankan pada kegiatan penanaman
mangrove dan hanya sebagian kecil kegiatan yang memberdayakan masyarakat untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.
Selanjutnya, pada penelitian yang dilakukan oleh Parawansa 2007 tentang pengembangan kebijakan pembangunan daerah Dalam Pengelolaan Hutan
Mangrove di Teluk Jakarta secara Berkelanjutan Kesejahteraan bahwa kehidupan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi ditingkatkan melalui
peningkatan pendapatan masyarakat, pendidikan dan kesehatan masyarakat, dan peningkatan investasi, sedangkan kelestarian ekosistem dilakukan melalui
rehabilitasi kawasan secara partisipatif. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mediawati 2011 tentang tingkatan
partispasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan pada program nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri di Kab. Jember, Jawa Timur
Universitas Sumatera Utara
menyimpulkan bahwa menunjukkan partisipasi masyarakat dalam fenomena prakarsa berada pada tingkatan placation. Fenomena pembiayaan berada pada
tingkatan consultation sedangkan pengambilan keputusan dan mobilisasi tenaga berada pada tingkatan delegated power. Untuk Fenomena penyelesaian masalah
beradapada tingkatan partnership. Rekomendasi yang dirumuskan terkait dengan upayapeningkatan partisipasi dalam pengelolaan lingkungan pada fenomena
prakarsa,pembiayaan, pengambilan keputusan, mobilisasi tenaga dan penyelesaianmasalah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Darto, dkk 2012 tentang partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan Kawasan Hutan Mangrove
Tungerjo KHMT di Kota Semarang menyimpulkan bahwa dengan tingkat pendidikan yang cukup baik dan terbentuknya persepsi masyarakat yang positif
terhadap Kawasan Hutan Mangrove Tungerjo KHMT telah memberikan pengaruh terhadap partisipasi masyarakat, yang ditunjukkan dengan tingginya
keinginan masyarakat untuk menjaga, melestarikan, dan mengharapkan adanya upaya perlindungan dan perbaikan Kawasan Hutan Mangrove Tungerjo KHMT.
Bentuk partisipasi masyarakat adalah sukarela, yaitu dengan kegiatan rutin mereka, seperti melakukan perbaikan tambak.
6. Kerangka Pemikiran