penghasilan tambahan bagi masyarakat Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dan akan berdampak positif terhadap
perkonomian masyarakat sekitar dan pelestarian lingkungan apabila dikelola dengan baik serta adanya promosi produk makanan berbahan mangrove ramah
lingkungan.
4. Hasil Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam rehabiltasi mangrove dan
dampaknya terhadap agribisnis maangrove yang dilihat dari karakteristik responden berdasarkan tingkat partisipasi responden, umur, lama bermukim dan
tingkat pendidikan disajikan hasil sebagai berikut :
4.1. Umur
Berdasarkan analisis data dapat diketahui jumlah dan persentase kategori umur responden pada lokasi penelitian di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan
Perbaungan yang disajikan pada Tabel 18.
Tabel. 18. Kategori Umur Responden di Desa Sei Nagalawan No.
Umur Tahun Jumlah
Persentase
1. 59-68
1 1.54
2. 49-58
8 12.31
3. 39-48
16 24.62
4. 29-38
27 41.54
5. 19-28
13 20.00
Jumlah 65
100
Sumber : Lampiran 1 data diolah
Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa kategori umur responden di Desa Sei Nagalawan mayoritas berada pada kisaran umur 29-38 tahun sebesar 41,54
Universitas Sumatera Utara
sedangkan terendah berada pada kisaran 59-68 tahun sebesar 1.54, hal ini meunjukkan bahwa seluruh sampel yang diuji berada pada usia kerja, dan
merupaka salah satu modal sumber daya manusia yang dapat digerakkan untuk menggali potensi-potensi sumber daya alam SDA dan mengembangkan
pengolahan hasil produk agrobisnis mangrove yang ada di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan. Di dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Kep.250MENXII2008 tentang klasifikasi dan karakteristik data diri jenis informasi ketenagakerjaan pada Bab I pasal 1 disebutkan bahwa
penduduk usia kerja PUK adalah penduduk berusia 15 tahun dengan batas usia kerja yang berlaku di Indonesia 64 tahun, sehingga mayoritas responden pada
lokasi penelitian merupakan pada usia kerja.
4.2. Lama Bermukim Tahun
Berdasarkan analisis data dapat diketahui jumlah dan persentasi kategori lama bermukim responden pada lokasi penelitian di Desa Sei Nagalawan,
Kecamatan Perbaungan yang disajikan pada Tabel 19.
Tabel. 19. Kategori Lama Bermukim Responden di Desa Sei Nagalawan No.
Lama Bermukim Tahun
Jumlah Persentase
1. 58-69
1 1.54
2. 46-57
7 10.77
3. 34-45
12 18.46
4. 22-33
24 36.92
5. 10-21
21 32.31
Jumlah 65
100
Sumber : Lampiran 1 data diolah
Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa kategori berdasarkan lama bermukim responden di lokasi penelitian Desa Sei Nagalawan mayoritas bermukim selama
Universitas Sumatera Utara
22-33 tahun yaitu sebesar 24 responden 36,92 dan terlama 58-69 tahun sebesar1 responden 1,54.
Lama bermukim responden merupakan gambaran lamanya waktu yang dihabiskan untuk tinggal di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan yang
tentunya dapat mengetahui apa saja yang telah dilakukan oleh masyarakat dalam rehabilitasi mangrove dan perkembangannya.
4.3. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan analisis data dapat diketahui jumlah dan persentase tingkat pendidikan responden yang menggambarkan pola pikir masyarakat pada lokasi
penelitian di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan yang disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20. Tingkat Pendidikan di Desa Sei Nagalawan No.
Tingkat Pendidikan Jumlah
Persentase
1. Tidak Sekolah
16 24,62
2. SD
29 46,62
3. SLTP
12 18,46
4. SMA
8 12,31
Jumlah 65
100
Sumber : Lampiran 1 data diolah
Pada Tabel 20 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden di Desa Sei Nagalawan jumlah terbanyak adalah lulusan SD sederajat dengan jumlah 29
orang 44,62, dan paling sedikit dengan tingkat pendidikan lulusan SMA sederajat dengan jumlah 8 orang 12,31.
4.4. Tingkat Partisipasi Responden
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dengan fungsi yang penting bagi kehidupan. Saat ini, luasan hutan mangrove di dunia hanya tersisa 17
Universitas Sumatera Utara
juta hektar, 22 terdapat di Indonesia, namun juga terancam mengalami kerusakan Arief, 2003. Untuk mengurangi kerusakan mangrove yang ada di
Desa Sei Nagalawan maka diadakan kegiatan konservasi mangrove yang melibatkanmasyarakat yang ada di sekitar Desa Sei Nagalawan.
Masyarakat selain menggantungkan hidupnya sebagai petani dan nelayan, masyarakat juga terlibat dalam usaha pengolahan konservasi mangrove.
Perwujudan dalam kegiatan pelestarian mangrove yang dilakukan oleh responden dapat dilihat dari wilayah hutan mangrove yang telah mengalami perbaikan.
Rehabilitasi hutan mangrove merupakan hasil kerjasama antara responden yang berada di sekitar Desa Sei Nagalawan dengan pemerintah dan lembaga swadaya
masyarakat yang hasilnya sudah dapat dinikmati secara bersama. Kegiatan partisipasi masyarakat tersebut berupa kegiatan penanaman mangrove,
pemeliharaan, pemanenan dan pengolahan hasil hutan mangrove juga digunakan untuk menambah pendapatan dan menjaga kelestarian lingkungan.
Berdasarkan analisis data dapat diketahui berapa jumlah dan besaran tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pengelolaan hutan mangrove
yang menggambarkan seberapa besar keterlibatan masyarakat dalam rehabilitasi mangrove dan pengolahannya. Sebaran tingkat partisipasi masyarakat di Desa
Nagalawan disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Tingkat Partisipasi Responden di Desa Sei Nagalawan No.
Tingkat Partisipasi Rentang
Jumlah Persentase
1. Sangat Tinggi
87,0-92,4 16
24,62 2.
Tinggi 81,5-86,9
19 29,23
3. Sedang
76,0-81,4 12
18,46 4.
Rendah 70,5-75,9
6 9,23
5. Sangat Rendah
65,0-70,4 12
18,46
Jumlah 65
Sumber : Lampiran 1 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 21, dapat diketahui bahwa tingkat partispasi sangat beragam terhadap rehabilitasi mangrove mulai dari sangat rendah sampai sangat
tinggi. Namun, mayoritas responden memiliki tingkat partisipasi tinggi terhadap rehabilitasi hutan mangrove yaitu sebesar 29,23.
Masyarakat yang memiliki tingkat partisipasi sangat tinggi yaitu 24,62, yang ditunjukkan dengan adanya 16 sampel dari 65 responden terlibat dalam
kegiatan partisipasi rehabilitasi mangrove dan mampu secara sadar dan berkelanjutan melakukan kegiatan rehabilitasi seperti melakukan penanaman,
pemeliharaan, pengawasan, penanaman bibit dan keterlibatan dalam pertemuan dengan skor 87-92,4.
Tingkat partisipasi tinggi yaitu 29,23 , yang ditunjukkan dengan adanya 19 sampel dari 65 responden dengan nilai rentang yang berada pada kisaran 81,5
– 86,9. Tingkat partisipasi yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat telah melakukan kegiatan-kegiatan dalam rehabilitasi mangrove dengan baik.
Tingkat kriteria sedang yaitu 18,46 yang ditunjukkan dengan adanya 12 sampel dari 65 respondeng yang terlibat dalam kegiatan partisipasi dan
mampu untuk untuk melakukan kegiatan rehabilitasi seperti melakukan penanaman, pengawasan, penanman bibit dan keterlibatan dalam pertemuan serta
kesadaran mengenai hutan mangrove setelah diwawancara mencapai skor 76- 81,4.
Tingkat kriteria yang termasuk rendah yaitu mencapai 9,23 dari jumlah sampel, hal ini menunjukkan bahwa dari 65 sampel ada 6 sampel yang
menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah. Artinya bahwa masyarakat yang terlibat dalam kegiatan partisipasi masih setengah hati untuk melakukan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
rehabilitasi seperti melakukan penanaman, pengawasan, penanaman bibit, dan keterlibatan dalam pertemuan serta kesadaran mengenai hutan mangrove setelah
diwawancara mencapai skor 70,5-95,9. Tingkat kriteria yang termasuk sangat rendah yaitu mencapai 18,46 dari
jumlah sampel, hal ini menunjukkan bahwa dari 65 sampel ada 12 sampel yang menunjukkan tingkat partisipasi yang sangat rendah. Artinya bahwa masyarakat
yang terlibat dalam kegiatan partisipasi belum dapat untuk secara sadar dan berkelanjutan dalam melakukan kegiatan rehabilitasi seperti melakukan
penanaman, pengawasan, penanaman bibit, dan keterlibatan dalam pertemuan serta kesadaran mengenai hutan mangrove setelah diwawancara mencapai skor
65-70,4.
4.5. Tingkat Pendapatan
Berdasarkan analisis data dapat diketahui berapa jumlah dan persentase tingkat pendapatan responden di Desa Sei Nagalawan yang disajikan pada Tabel
22, sebagai berikut :
Tabel. 22. Kisaran Pendapatan Responden di Desa Sei Nagalawan Selama 1 Bulan
No. Pendapatan Rp.
Jumlah Responden Responden
1 3.046.000 - 3.604.000
6 9,23
2 2.487.000 - 3.045.000
10 15,38
3 1.928.000 - 2486.000
13 20,00
4 1.369.000 - 1.927.000
14 21,54
5 810.000 - 1.368.000
22 33,85
Total 65
100
Sumber : Lampiran 1 data diolah
Berdasarkan Tabel 22, dapat diketahui besarnya pendapatan. Persentase responden yang memperoleh pendapatan agribisnis berbasis konservasi mangrove
Universitas Sumatera Utara
terbanyak berada pada kisaran Rp. 810.000 - Rp.1.368.000 perbulan sebanyak 33,85, sedangkan jumlah pendapatan responden tertinggi berada pada kisaran
Rp.3.046.000 – Rp. 3.604.000 perbulan dengan persentase sebanyak 9,23. Berdasarkan indikator dari Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan
Pusdatinaker, Kebutuhan Hidup Layak KHL tahun 2013 di Propinsi Sumatera Utara adalah sebesar Rp.1.295.000,00, dimana sebanyak 66,15 anggota
kelompok nelayan telah memenuhi standar KHL, sedangkan 33,85 anggota kelompok nelayan yang memperoleh pendapatan agribinis berbasis konservasi
mangrove tidak memenuhi standar KHL Sumatera Utara.
4.6. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Umur
Untuk menganalisis tingkat partispasi masyarakat berdasarkan umur disajikan pada Tabel 23, sebagai berikut :
Tabel 23. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Umur
Umur Tahun
Tingkat Partisipasi Total
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang
Rendah Sangat
Rendah 19-28
4
6,2
3
4,6
5
7,7
1
1,5
13
20
29-38 5
7,7
6
9,2
5
7,7
4
6,1
7
10,8
27
41,5
39-48 3
4,6
7
10,8
2
3,1
1
1,5
2
3,1
15
23,1
49-58 4
6,2
1
1,5
1
1,5
2
3,1
8
12,3
59-68 1
1,5
1
1,5
2
3,1
Jumlah 16
24,6
18
27,7
13
20
6
9,2
12
18,5
65
100
Sumber : Diolah Dari Lampiran 5
Berdasarkan Tabel 23, diketahui bahwa tingkat partisipasi berdasarkan tingkat umur, terbanyak pada usia 29-38 tahun 41.5 dan pada usia ini juga
terbanyak pada partisipasi sangat rendah yaitu sebesar 10,8 dan diikuti partisipasi tinggi 9.2. Responden dengan usia 49-58 tahun dapat diketahui juga
masih memiliki tingkat partisipasi sangat tinggi yaitu 6,2.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat partisipasi responden berdasarkan umur secara keseluruhan partisipasinya tinggi yaitu mencapai 27.7 yaitu terbanyak pada usia 39-48 tahun
10.8 dan diikuti pada usia 29-38 tahun 9.2. Pada hasil analisis Tabel 23 di atas juga menunjukkan bahwa responden pada lokasi penelitian di Desa Sei
Nagalawan, Kecamatan Perbaungan selalu terlibat dalam kegitan rehabilitasi mangrove dan pemanfaatan mangrove dengan tingkatan partisipasi yang berbeda
yaitu sangat rendah sampai sangat tinggi. Hal ini ini menggambarkan bahwa responden pada usia 19-58 tahun telah memiliki kesadaran yang tinggi akan
pentingnya kelestarian lingkungan melalui kegiatan rehabilitasi mangrove serta pemikiran akan manfaat mangrove agribisnisyang dapat dikelola menjadi
produk makananminuman dan bahkan dapat menjadi objek wisata pada generasi yang akan datang.
4.7. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Lama Bermukim
Untuk menganalisis tingkat partispasi masyarakat berdasarkan lama bermukim disajikan pada Tabel 24 sebagai berikut :
Tabel 24. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Lama Bermukim
Lama BermukimTahun
Tingkat Partisipasi Total
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang
Rendah Sangat
Rendah 10-21
2
3,1
6
8,2
6
11,4
4
6,1
3
2,3
21
32,3
22-33 9
13,8
6
8,2
3
5,7
1
1,5
4
3,1
23
25,4
34-45 2
3,1
4
5,5
3
5,7
4
3,1
13
20
46-57 3
4,6
1
1,4
1
1,9
1
1,5
1
0,8
7
10,8
58-69 1
1,4
1
1,5
Jumlah 16
24,6
18
27,7
13
20
6
9,2
12
18,5
65
100
Sumber : Diolah Dari Lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 24, diketahui bahwa tingkat partisipasi berdasarkan lama bermukim dalam kategori sangat tinggi terbanyak pada kisaran lama
bermukim 22-33 tahun yaitu sebesar 13,8 sedangkan tingkat partisipasi masyarakat sangat rendah terbanyak berada pada kisaran 22-45 tahun yaitu
sebesar 3,1. Tingkat partisipasi secara umum termasuk dalam kategori tinggi yaitu
mencapai 27,7 dan tidak jauh perbedaannya dengan partisipasi sangat tinggi yaitu sebesar 24,6 serta dengan partisipasi sangat rendah adalah sebesar 18,5.
Hal ini menunjukkan bahwa lama bermukim pada rentang 10-69 tahun tidak menunjukkan perbedaan. Masyarakat responden yang bermukim dengan lama 10-
69 tahun di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan telah sama-sama memiliki kesadaran dan pemahaman akan lingkungan sehingga secara
keseluruhan terlibat dalam rehabilitasi mangrove.
4.8. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Untuk menganalisis tingkat partispasi masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 25, sebagai berikut :
Tabel 25. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Partisipasi Total
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang
Rendah Sangat
Rendah SMA
5
7,7
3
4,6
8
12,3
SLTP 2
3,1
5
7,7
5
7,7
12
18,5
SD 8
12,3
8
12,3
4
6,2
4
6,1
5
7,7
29
44,6
Tidak Sekolah
1
1,5
2
3,1
4
6,2
2 7
10,8
16
24,6
Jumlah 16
24,6
18
27,7
13
20
6
9,2
12
18,5
65
100
Sumber : Diolah Dari Lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 25, diketahui bahwa tingkat partisipasi berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak pada tingkat SD 44.6 yaitu pada kategori tinggi
dan sangat tinggi sama-sama memiliki angka sebesar 12,3 sedangkan tingkat partisipasi masyarakat yang sangat rendah terbanyak berada pada tingkat
responden yang tidak sekolah yaitu sebesar 10,8. Hasil analisis diatas juga menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan pendidikan di
Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan termasuk kategori tinggi 27.7 dan diikuti dengan tingkat partisipasi sangat tinggi yaitu 24.6. Tingkat
partisipasi responden pada tingkat pendidikan SMP terhadap rehabilitasi mangrove termasuk sedang dan tinggi yaitu 7.7 sedangkan pada tingkat
pendidikan SMA sangat tinggi 7.7 dari tingkat partisipasi total 12.3. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka tingkat
partisipasinya juga lebih tinggi.
4.9. Analisis Tingkat Pendapatan Masyarakat Berdasarkan Tingkat Partisipasi
Untuk menganalisis tingkat pendapatan masyarakat berdasarkan tingkat partisipasinya disajikan pada Tabel 26, sebagai berikut :
Tabel 26. Analisis Tingkat Pendapatan Masyarakat Berdasarkan Tingkat Partisipasi
Tingkat Partisipasi
Tingkat Pendapatan Total
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang
Rendah Sangat
Rendah Sangat
Tinggi 6
9,2
3
4,6
3
4,6
4
6,1
16
24,6
Tinggi 6
9,2
8
12,3
4
6,1
18
27,7
Sedang 2
3,1
3
4,6
8
8,7
13
20
Rendah 3
4,6
3
3,2
6
9,2
Sangat Rendah
11,5 11
11,9
12
18,5
Jumlah 6
9,2
10
15,4
13
20
14
21,5
22
23,8
65
100
Sumber : Diolah Dari Lampiran 6
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 26, diketahui bahwa tingkat partisipasi masyarakat responden yang sangat tinggi juga diikuti oleh pendapatan yang sangat tinggi
yaitu sebesar 9,2, sedangkan tingkat partisipasi yang sangat rendah juga pendapatan sangat rendah yaitu sebesar 11,9. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat yang memiliki tingkat partisipasi yang sangat tinggi maka tingkat pendapatan yang sangat tinggi, demikian juga sebaliknya.
5. Hasil Analisis Uji Spearman 5.1. Analisis Uji Spearman antara Karakteristik Sosial Ekonomi dan
Tingkat Pendapatan
Pada penelitian ini dapat dilihat faktor-faktor sosial ekonomi masyarakat yang berhubungan dengan besarnya pendapatan. Untuk melihat apakah ada
hubungan antara faktor sosial ekonomi masyarakat dengan besar pendapatan dapat dilakukan dengan uji Spearman. Untuk melihat apakah ada hubungan antara
masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 27 sebagai berikut :
Tabel. 27. Uji Spearman Antara Karakteritik Sosial Ekonomi dengan Tingkat Pendapatan
No. Karkter Sosial Ekonomi
Nilai Korelasi Signifikansi
1. Tingkat Pendidikan
0,360 0,000
2. Umur
-0,109 .0389
3. Lama Bermukim Tahun
-0,086 0,498
Sumber : Lampiran 7 Ket : signifikan pada α 5
Berdasarkan Tabel 27 dapat diketahui bahwa pada variabel tingkat pendidikan nilai hubungan adalah sebanyak 0,360 dengan signifikasi adalah
0,000, dan nilai signifikasi menunjukkan lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang cukup kuat dan positif antara tingkat
Universitas Sumatera Utara
pendidikan dengan besarnya pendapatan yang diperoleh oleh petani mangrove, sedangkan karakter sosial ekonomi yaitu umur dan lama bermukim tidak
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.
5.2. Analisis Uji Spearman antara Karakteristik Sosial Ekonomi dan Tingkat Partisipasi
Pada penelitian ini dapat dilihat faktor-faktor sosial ekonomi masyarakat yang berpengaruh terhadap tingkat partisipasi. Untuk melihat apakah ada
hubungan antara faktor sosial ekonomi masyarakat dengan partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan uji Spearman. Untuk melihat apakah ada hubungan antara
masing-masing variabel disajikan pada Tabel 28 sebagai berikut :
Tabel. 28. Uji Spearman Antara Karakteritik Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi
No. Karkter Sosial Ekonomi
Nilai Korelasi Signifikansi
1. Tingkat Pendidikan
0,745 0,000
2. Umur
-0,039 0,450
3. Lama Bermukim Tahun
-0,113 0,760
Sumber : Lampiran 7 Ket : signifikan pada α 5
Berdasarkan Tabel 28 dapat diketahui bahwa pada variabel tingkat pendidikan nilai hubungannya adalah sebesar 0,745 dengan signifikasi 0,000, dan
nilai signifikasi menunjukkan lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat dan positif antara tingkat pendidikan dengan tingkat
partisipasi masyarakat sedangkan pada karakter umur dan lama bermukim tidak menunjukkan hubungan yang tidak signifikan.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Analisis Uji Spearman antara Tingkat Partisipasi dan Tingkat Pendapatan
Pada penelitian ini dapat dilihat tingkat partisipasi dan tingkat pendapatan. Untuk melihat adanya hubungan antara faktor partisipasi masyarakat dengan
tingkat pendapatan dapat dilakukan dengan uji Spearman. Berdasarkan hasil estimasi diketahui bahwa ada nilai hubungan antara
tingkat partisipasi masyarakat dengan tingkat pendapatan adalah sebesar 0,745 dengan nilai signifikasi 0,000 dan nilai signifikasi menunjukkan lebih kecil dari
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara tingkat partisipasi dengan tingkat pendapatan masyarakat.
6. Pembahasan 6.1. Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Pendapatan