Jenis Tangkapan dan Agrobisnis dari Hutan Mangrove

bahwa pengelolaan sumber daya alam harus memperhatikan keutuhan fungsi ekosistem terkait dengan keanekaragaman, keselarasanm dan keberlanjutan. Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Tabel 28 diatas diketahui bahwa dari 65 responden pada objek penelitian, rata-rata jumlah bibit yang pernah ditanam oleh setiap responden sebanyak 998 bibit dan luas lahan yang pernah ditanam rata-rata 0,20 ha. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah secara aktif melibatkan dirinya untuk mewujudkan kelestarian hutan mangrove, sejalan dengan pendapat Sumiro 1995 dalam Soedianto 2003, yang menyatakan bahwa partispasi responden bisa dalam bentuk partsiapasi aktif berupa kegiatan dalam penentuan proses, arah, strategi dan keterlibatan dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Diliahat dari besarnya pendapatan yang diperoleh responden, dapat diketahui bahwa dari 65 responden yang diwawancarai, besarnya pendapatan yang diperoleh perhari adalah sebanyak Rp.85.600. Besarnya pendapatan ini diperoleh dari hasil melaut baik dalam bentuk perorangan maupun secara berkelompok.

3. Jenis Tangkapan dan Agrobisnis dari Hutan Mangrove

Kegiatan pelestarian hutan mangrove yang sejak tahun 1994 telah berlangsung di daerah penelitian, manfaatnya telah dirasakan oleh masyarakat sekitar dimana hutan mangrove dapat tumbuh sebagai tempat ikan dan jenis biota laut lainnya dapat melakukan kegiatan rantai ekosistem. Dalam Parawansa 2007 yang menyatakan bahwa peranan penting dari eksositem mangrove adalah menunjang biota laut secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan nelayan dapat melaut menangkap ikan untuk pemenuhan kebutuhan Universitas Sumatera Utara hidup masyarakat nelayan. Berikut jumlah hasil tangkapan dari nelayan yang ada di Desa Sei Nagalawan., Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Tabel. 16. Hasil Tangkapan Dari Melaut Pada Bulan Maret 2013 Hasil Tangkapan Jumlah kg Harga Total Rp Udang 51,5 60.000 3.090.000 Ikan 22,77 20.000 455.400 Kepiting 25,5 20.000 510.000 Sotong 105,46 10.800 1.138.968 Jumlah 205,23 5.194.368 Sumber: Lampiran diolah Pada Tabel 16, ditunjukkan jumlah tangkapan nelayan selama bulan Maret tahun 2013. Selain jenis ikan, hasil laut lainnya yang diperoleh dan diolah menjadi produk-produk makanan ringan telah dijual di pasar lokal. Berikut data jenis produk dan harga hasil pengelolaaan berbahan mangrove yang telah dijual oleh responden di pasar lokal. Tabel 17. Hasil Agribisnis dari Hutan Mangrove Hasil Pengolahan Jumlah Harga Total Keripik Teri 104 10.000 1.040.000 Keripik Ikan 24 5.000 120.000 Keripik Jeruju 204 5.000 1.020.000 Jumlah 2.180.000 Sumber : Lampiran diolah Pada Tabel 17, ditunjukkan beberapa jenis hasil pengelolaan agribisnis mangrove yang dapat diolah menjadi kerupuk ikan, kerupuk teri dan kerupuk jeruju. Harga penjualan hasil pengelolaan mangrove seperti kerupuk oleh responden di pasar sangat terjangkau yaitu seharga Rp. 5000 – Rp.10.000 per bungkus yang telah dikemas di dalam kantong plastik berlogo “Mangrove”. Hasil penjualan pengelolaan mangrove sebesar Rp.2.180.000,- merupakan sumber Universitas Sumatera Utara penghasilan tambahan bagi masyarakat Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dan akan berdampak positif terhadap perkonomian masyarakat sekitar dan pelestarian lingkungan apabila dikelola dengan baik serta adanya promosi produk makanan berbahan mangrove ramah lingkungan.

4. Hasil Penelitian