Stratregi Supervisi Salesforce Tenaga Penjualan Kinerja Selling in

19 2. Contract Buy Sales Merupakan perjanjian atau kontrak jual beli yang dilakukan oleh perusahaan kepada pelanggan outlet di dalam suatu kegiatan penjualan selling in. 3. New Open Account Merupakan pembukaan pembukuan baru penjualan pada perusahaan melalui outlet-outletnya. 4. Periode Bayar Term of Payment Merupakan sistem pembayaran penjualan yang dilakukan antara perusahaan dengan pelanggan outlet.

2.2.5. Stratregi Supervisi Salesforce Tenaga Penjualan

Evaluasi kinerja tenaga penjualan yang lebih menekankan kepada hasil akhir penjualan dibandingkan dengan kinerja dari aktivitas penjualan mendorong tenaga penjualan untuk menjalankan pekerjaan malampaui batas kewenangannya. Oleh karena itu diperlukan pengawasan control yang baik dan benar dari manajemen. Jika dalam pengawasan ditemukan kesalahan, maka perlu diberikan sanksi, dan sebaliknya, bila tenaga penjulan melakukan seluruh prosedur dengan baik dan benar, maka yang bersangkutan perlu diberikan penghargaan. Pengawasan penjualan sales supervisor baik untuk operasi kerja dan mengawasi tenaga penjual dengan menitik beratkan fungsi kontrol Cooke, 1999:80 dalam Ferdinand 2006:119. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 20 Dengan demikian maka pilar kedua dalam manajemen penjualan yang sangat strategis adalah kebijakan manajemen dalam melakukan supervisi tenaga penjualan sales force. Kebijakan manajemen dalam mensupervisi sales force ini dilakukan bersamaan dengan kebijakan manajemen melayani outlet. Menurut Ferdinand 2006:125 stratregi supervisi salesforce dibentuk oleh tiga indikator yaitu : 1. Sikap Merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan karakter tenaga penjual. 2. Ketrampilan Merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemampuan tenaga penjual. 3. Motivasi Merupakan segala sesuatu yang dapat mendorong tenaga penjualan di dalam meningkatkan penjualan.

2.2.6. Kinerja Selling in

Membangun jaringan distribusi bagi perusahaan bertujuan agar ketersediaan barang yang tinggi di pasar. Tidak hanya itu, dengan jejaring yang kuat membantu perusahaan mempercepat proses introduksi produk baru di pasar, mengurangi variasi harga yang dibayar konsumen, meningkatkan awareness , dan memonitor gerak-gerik pesaing. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 21 Pengetahuan yang kuat mengenai pasar merupakan aset sangat penting bagi perusahaan untuk membangun keunggulan bersaing. Menurut Coughlan dan Anderson 1997:71 dalam Sujoko 2002:243 mengatakan bahwa pada awalnya sebuah produk baru akan didistribusikan melalui saluran distribusi milik perusahaan atau lebih efisien melalui organisasi yang independen intermediate. Hal tersebut akan menyangkut masalah kontrol bila melalui intermediate. Sedangkan menurut Michman 1990:33 dalam Sujoko 2002:243 mengatakan bahwa melalui penelitiannya para pemasar dapat menggunakan penelitian ini untuk mengetahui efek yang potensial dari perubahan dalam strategi bersaing sebagai hasil dari perubahan fungsi pemasaran tersebut. Pemasar akan percaya terhadap kemampuan distributor untuk mengimplementasikan rencana strategis secara obyektif terhadap pelaksanaan demi pentingnya hubungan tersebut. Dalam program pemasaran meliputi produk, harga, dan strategi promosi yang konsisten dengan mencari saluran distribusi. Selling-in merupakan sebuah konsep penjualan yang menitikberatkan pada penjualan yang dilakukan oleh produsen kepada pelanggannya, seperti: distributor, subdistributor, grosir, dan retailer. Konsep penjualan ini membatasi penjualan hanya pada mata rantai saluran distribusi, tidak sampai ke pembeli akhir Lindsay dan Maureen, 2001 dalam Yudith 2005:10. Sasaran kegiatan selling-in adalah terjadinya transaksi intermediaris yaitu diterimanya produk oleh pelanggan untuk dipajang di Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 22 outlet pelanggan dan dijual pada konsumen akhir Ferdinand, 2004 dalam Yudith 2005:10. Bagi perusahaan, besarnya selling-in merupakan salah satu ukuran keberhasilan perusahaan yang bersangkutan Sunaryo, 2002 dalam Yudith 2005:10, karena besarnya selling in menggambarkan tingkat diterimanya produk pada tingakat intermediarer dan hal ini akan menghasilkan gambaran yang positif bagi perusahaan pemasok yang disebut juga perusahaan prinsipal Ferdinand, 2004 dalam Yudith 2005:10. Ada dua cara untuk menaikkan Selling-in, yaitu secara horizontal dan vertikal. Peningkatan penjualan secara horizontal berbasis pada kenaikan penjualan yang dikarenakan adanya penambahan outlet baru new open account yang sebelumnya belum pernah terlayani. Semakin rapat penyebaran produk yang telah tergarap, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk meningkatkan selling in nya secara horizontal. Peningkatan Selling-in secara vertikal berbasis pada peningkatan penjualan yang dikarenakan adanya penambahan item produk yang dijual di outlet yang telah ada, atau peningkatan penjualan yang disebabkan adanya ketersediaan barang secara lengkap pada outlet yang telah tergarap Ferdinand, 2004 dalam Yudith 2005:10. Menurut Ferdinand 2006:126 kinerja selling in dibentuk oleh tiga indikator yaitu : 1. Ketersediaan Produk Product Available Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 23 Merupakan kemampuan perusahaan dalam menyediakan produk di outle-outlet. 2. Keragaman Produk Product Diversity Merupakan berbagai jenis produk yang ditawarkan oleh perusahaan di outlet-outlet . 3. Kemenarikan Produk Product Attractiveness Merupakan keunggulan atau kelebihan dari suatu produk yang ada di outlet .

2.2.7. Kinerja Selling Out

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERIKLANAN, PERSONAL SELLING DAN PROMOSIPENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Pengaruh Periklanan, Personal Selling dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Rokok Surya 12.

0 1 11

Analisis peran auditor internal dan efektivitas pelaksanaan audit internal : studi kasus pada PT. Wings Surya.

1 3 118

Pengaruh Strategi Perubahan Dan Strategi Keunggulan Bersaing Terhadap Budaya Organisasi, Serta Dampaknya Pada Kinerja Stasiun (Survey Pada Pt. Kereta Api Indonesia (Persero).

0 0 2

Pengaruh Strategi Pelayanan Outlet dan Strategi Supervisi Salesforce Terhadap Kinerja Selling-In dan Dampaknya Terhadap Kinerja Selling-Out PT. Surya Timur Sakti Jatim.

0 0 88

PENERAPAN PERSONAL SELLING PADA STRATEGI PEMASARAN PRODUK INDIHOME DI PT. TELKOM KANDATEL BANTUL.

2 9 82

Strategi Pengembangan Usaha Restoran Bull Wings Factory Bogor, Jawa Barat

3 35 94

PENGARUH STRATEGI PENGEMBANGAN OUTLET DAN KINERJA PELAYANAN TERHADAP KEMAMPULABAAN KANTOR POS BANDUNG

0 0 20

Pengaruh Strategi Pelayanan Outlet dan Strategi Supervisi Salesforce Terhadap Kinerja Selling-In dan Dampaknya Terhadap Kinerja Selling-Out PT. Surya Timur Sakti Jatim

0 0 16

ANALISIS PENGARUH STRATEGI PELAYANAN OUTLET, STRATEGI SUPERVISI SALESFORCE TERHADAP KINERJA SELLING IN SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA SELLING OUT PRODUK SABUN WINGS PT. WINGS SURYA SURABAYA

0 1 21

ANALISIS KESIAPAN DAN TANGGAPAN PELANGGAN SERTA KESIAPAN INTERNAL PT. LION WINGS DALAM RENCANA PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN ONLINE - Binus e-Thesis

0 0 13