lainnya berada pada bilangan gelombang 3367,1 yang menunjukan vibrasi amina NH simetrik 2927,41 cm
-1
yang menunjukkan vibrasi C-H, dan dua puncak pada 896,73 cm
-1
serta 115,19 cm
-1
yang menunjukan keberadaan struktur sakarida kitosan Costa- Junior, Pereira, Mansur, 2009.
F. Luka Terbuka dan Uji Penyembuhan Luka
Luka terbuka adalah luka yang terjadi karena rusaknya jaringan kulit bagian luar hingga terjadi pendarahan luar. Luka terbuka memungkinkan mikroorganisme
untuk masuk ke dalam bagian dalam kulit melalui luka ini. Luka Insisi merupakan luka terbuka yang disebabkan karena pisau, gunting atau benda tajam lainnya yang
cukup dalam dan memiliki resiko pendarahan cukup tinggi Grafft dan Sarff, 2012. Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai
kegiatan bioseluler dan biokimia terjadi secara berkesinambungan. Jenis penyembuhan yang paling sederhana dapat terlihat pada insisi pembedahan yang tepi
lukanya dapat saling didekatkan untuk dimulainya proses penyembuhan. Penyembuhan seperti ini yang disebut penyembuhan primer healing by first
intention . Apabila luka yang terjadi cukup parah seperti adanya kerusakan epitel
yang menyebabkan kedua tepi luka berjauhan maka disebut penyembuhan sekunder healing by second intention atau penyembuhan dengan granulasi Price, Mc Carty,
1992. Berdasarkan perubahan morfologik, terdapat tiga fase persembuhan luka yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase maturase Spector dan Spector, 1993.
Ketika suatu jaringan mengalami kerusakan, jaringan yang rusak tersebut akan melakukan respon perbaikan diri. Sel endotel kapiler berproliferasi dan tumbuh
ke dalam daerah yang diperbaiki. Pembuluh vaskuler ini tersusun sebagai lengkung- lengkung yang masuk ke dalam daerah yang mengalami kerusakan. Pada saat yang
bersamaan, fibroblast akan terangsang untuk membelah dirinya dan menghasilkan kolagen. Fibroblast akan memerlukan serabut
– serabut otot dan perlekatan pada stroma serta sel yang berada didekatnya. Sel ini yang disebut dengan miofibroblast.
Campuran lengkung kapiler dan miofibroblast dikenal sebagai jaringan granulasi. Cacat pada jaringan dapat berkurang hingga 80 sebagai akibat dari pengerutan
miofibroblast dalam jaringan granulasi. Sel ini saling melekat satu dengan yang lain,
serta pada bahan dasar disekitarnya. Pada saat yang bersamaan diproduksi kolagen sehingga terbentuk jaringan parut pada jaringan yang rusak Underwood, 1994.
Uji penyembuhan luka dilakukan dengan cara membuat luka terbuka pada hewan uji terlebih dahulu. Pembuatan luka dilakukan dengan scalpel atau gunting
untuk menghilangkan epidermis, dermis, dan lapisan subkutan termasuk lapisan panniculus carnosus. Luka yang ditimbulkan cukup parah, sehingga model eksisional
ini dapat digunakan untuk mengamati pergerakan jaringan sentral pada proses perbaikan, yang dimulai dengan pendarahan, reepitelisasi, pembentukan jaringan
granulam dan angiogenesis Dipietro dan Burns, 2003 Proses pengamatan penyembuhan luka dapat dilakukan dengan cara
makroskopis misalnya dengan melakukan pengamatan terhadap pengaruh sediaan komersil dan sampel uji pada beberapa peubah misalnya panjang luka, kelembapan
luka, warna luka, dan penyempitan luka Anggraeni, 2008. Selain itu dapat dilakukan analisis kuantitatif terhadap laju penyembuhan luka melalui metode
Morton, yang didasarkan pada perbedaan diameter dan luas luka pada hari pertama dan hari pengamatan Kusmiati, Rachmawati, Siregar, Nuswantara, Malik, 2006
G. Proses Penyembuhan Luka