Luas dianggap berbentuk lingkaran sehingga luas akan dihitung sebagai berikut:
L = ¼ x π x d
2
Presentase penyembuhan luka dihitung sebagai berikut :
� ℎ
=
2
−
2 2
Dimana d1 = diameter luka sehari setelah luka dibuat, dan d2= diameter luka pada hari pengamatanKusmiati, et al., 2006.
F. Analisis Data
1. Analisis karakteristik yang dilakukan meliputi analisis sifat alir serta analisis daya sebar dari gel kitosan yang terbuat dari limbah kulit udang windu dengan
atau tanpa penambahan ekstrak kulit manggis. 2. Analisis hasil untuk kecepatan penyembuhan luka dilakukan dengan
pengamatan secara kualitatif dan kuantitatif makroskopik. Pengamatan kualitatif dilakukan dengan mencatat kelembapan, keberadaan keropeng, dan
warna pada luka serta daerah disekitarnya. Pengamatan kuantitaf dilakukan dengan membuat scoring penilaian untuk warna merah dan keberadaan
keropeng, menghitung diameter luka, pengurangan diameter luka, dan penyembuhan luka yang ditunjukan melalui perubahan luas daerah luka.
3. Analisis secara statistik dilakukan untuk uji pengurangan diameter luka. Analisis ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :
a. Mengecek normalitas distribusi data melalui uji Shapiro-Wilk
b. Mengecek kesamaan varian antar kelempok melalui uji Levene c. Melakukan analisis uji parametrik One Way ANOVA atau non parametric
Kruskal-Wallis untuk 7 kelompok tidak berpasangan. d.
Uji Post Hoc untuk melihat kebermaknaan perbedaan antar kelompok dengan nilai yang memenuhi parametrik menggunakan Post- Hoc LSD,
dan yang tidak memenuhi dengan menggunakan Post-Hoc Mann - Whitney.
Hasil perhitungan statistic data analisis pengurangan diameter luka pada tiap kelompok yang dibuat menunjukan data analisis tidak memenuhi syarat uji
parametrik, sehingga analisis dilakukan dengan menggunakan uji Kruskal – Wallis
dan dilanjutkan dengan uji Post-Hoc Mann – Whitney untuk menyatakan perbedaan
antar kelompok.
43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari gel penyembuh luka dengan zat aktif kitosan yang diambil dari limbah kulit udang windu Peneaus
monodon dengan penambahan ekstrak kulit manggis ditinjau dari bentuk, warna,
bau, daya sebar dan viskositas dan mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kulit manggis pada gel penyembuh luka dengan zat aktif kitosan dari limbah kulit udang
windu Peneaus monodon terhadap penyembuhan luka tikus jantan galur Wistar. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari program kreativitas
mahasiswa bidang penelitian eksakta yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Kulit Udang Windu Paneaus monodon sebagai Bahan Baku Pembuatan Gel Kitosan Gel
Anti Luka”. Tahapan penting dari penelitian tersebut adalah tahapan pengambilan kitin dari serbuk kulit udang. Kitin yang diperoleh, selanjutnya akan diubah menjadi
kitosan melalui proses deasetilasi kitin. Proses pengambilan kitin dimulai dengan proses demineralisasi dengan menggunakan asam pekat HCl. Tujuan dari
dilakukannya demineralisasi adalah untuk menghilangkan mineral yang ada pada kulit udang windu. Hasil bila proses demineralisasi telah selesai adalah sudah tidak
terbentuk endapan AgCls lagi. Proses selanjutnya adalah pemisahan protein dengan larutan basa, yang disebut dengan tahap deproteinasi. Deproteinasi bertujuan untuk
memisahkan protein pada bahan dasar cangkang. Efektifitas prosesnya tergantung pada konsentrasi NaOH yang digunakan. Keberhasilan penghilangan protein dapat